PROLOG
Karena yang lo lihat bahagia itu belum tentu bahagia - Nadien Olivia.
Karena hanya lo yang sekarang ada di hati gue dan mungkin akan ada di masa depan gue - Ardan Rizaldi.
*****
Ardan, Nadien, Reihan, Rania, Raga, Zahra, Fikri, dan Tasya sedang berkumpul di sebuah cafe terkenal di Kota Jakarta. Mereka berdelapan memang sudah bersahabat sejak kelas 10. Tak terasa persahabatan mereka sudah hampir satu tahun karena saat ini mereka akan naik ke kelas 11.
"Lo kapan official-in Nadien? Jangan digantung mulu. Keburu di ambil orang," ujar Reihan pada Ardan.
"Sekarang gue mau sih," ujar Ardan sambil melirik ke arah Nadien.
"Ntar dulu bro!" peringat Reihan. "Tunggu Raga dong. Biar temen-temen lo nyaksiin," jawab Reihan.
"Ahh iya, bener. Ya udah tunggu Raga dulu," ujar Ardan.
Nadien yang berada disampingnya hanya diam. Ia berusaha menetralkan rasa gugupnya karena ucapan Ardan. Bagaimana jika Ardan serius menembaknya malam ini? Apa yang harus ia katakan? Nadien tak bisa membayangkan itu semua. Ardan yang tau jika Nadien tengah gugup pun segera mendekati gadis itu.
"Nggak usah tegang gitu," bisik Ardan dengan suara beratnya yang membuat Nadien semakin gugup dibuatnya.
*****
"Eh, katanya lo mau ngomong sesuatu, Dan? Ini mumpung udah ada Raga," ujar Fikri yang mengingatkan Ardan. Nadien yang mendengar perkataan Fikri menjadi gugup. Wajahnya memerah, ia benar-benar malu dan salah tingkah.
"Ada apa nih?" tanya Raga.
"Iya-iya. Sabar kenapa sih," ujar Ardan. Ardan segera berdiri dan melangkahkan kakinya ke atas panggung yang ada di cafe tersebut.
"Sudah lama saya simpan rasa ini baik-baik. Sudah lama juga saya memberi kode ke orang yang saya suka. Tepat pada detik ini, menit ini, dan jam ini, saya mau bilang kepada Nadien Olivia bahwa saya mencintai kamu. Maukah kamu menjadi pacar saya?" ujar Ardan sambil menatap ke arah Nadien.
"Terima... Terima... Terimaa..." suara tepuk tangan riuh datang dari teman-teman Ardan yang menyaksikan itu semua.
"Ayo jawab, Nad," ujar Tasya yang sudah tak sabar mendengar jawaban Nadien.
"Iya, aku mau..." jawab Nadien gugup.
"Yeayyyy... Udah official nih," ujar Tasya.
"Habis ini ada traktiran donggg," ujar Rania senang.
"Wah, bener banget tuh. Pizza enak kali ya," ujar Zahra.
Ardan turun dari panggung dan menghampiri Nadien. "Thanks, udah mau terima saya jadi pacar kamu,"
Nadien tersenyum, "Aku sayang sama kamu, Dan," .