116 🌺

1221 Kata

Malam beranjak. Windi baru selesai menemani Winda membaca dan mengulang hafalannya. Biasanya Bagas yang membersamai, tapi setelah kejadian sore tadi, Winda diberi sanksi oleh ayahnya. Jadi, mau tak mau Winda harus menerima konsekuensi belajar dengan ibunya hingga dua malam selanjutnya. Hukuman yang sangat setimpal bagi gadis itu. “Memikirkan apa, Tuan?” sapa Windi setelah mengunci pintu kamar mereka. Bagas yang tadi memandangi malam lewat jendela berbalik perlahan, “Menurutmu... aku jodohkan saja Winda dengan Khairan?” Windi syok sebentar. Jika yang dikatakan Kitha benar bahwa Winda pemikir, maka itu pasti warisan genetik dari ayahnya. “Anda serius memikirkan itu?” “Ya. Aku bisa bicara kepada Bintang," jawabnya yakin sembari duduk di tepi ranjang. "Bagaimana pendapatmu?" Windi meringi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN