.55. Tentang Edgar

1027 Kata
Akhir bulan menjadi momok yang memusingkan bagi sebagian orang. Itulah yang terjadi pada Lovi dan Aya. Pergantian bulan seperti kiamat. Bikin badan dan pikiran tidak tenang.  Lovi sibuk menghela nafas. AC juga tidak berfungsi dengan baik. Bikin badan keringatan. Bau keringat benar-benar memenuhi ruangan.  “Argh, capek banget.”keluhnya sambil mengambil minuman dari dalam kulkas. “Lov, pinjem cermin dong.” “Nih,” “Aish, jelek banget sih aku. Buluk banget.”komentarnya pada diri sendiri. Lagian ya, gak ada yang cantik di kondisi seperti ini. Semuanya pasti jelek bahkan hancur-hancuran. Or we can say, medioker. Ya, begitulah kalau udah hectic banget sama kerjaan. Wajah cantik berubah drastis. Setelah sibuk mengubah penampilannya jadi sedikit lebih baik, Aya kembali berkutat dengan laporan di PC-nya. Sangat banyak sampai bikin mata kunang-kunang. “Ada yang mau aku omongin.”ucap Aya sambil terus mengetik. “Aku juga.” “Eh, serius?” “Iya. Kau pasti mau ngomongin soal Adong.” “Kok tahu sih?” “Aku lihat kalian akrab banget di acara kondangan kemarin.” “Astaga,ternyata kelihatan ya.” “Cuma mau bilang itu?” Aya berhenti mengetik dan mulai memikirkannya. Coba mengingat apa yang hendak ia katakan. “All is well.” “Maksudnya?” “Kami sudah baik-baik aja sekarang.” “Pacaran lagi?”tanya Lovi syok. “Engga, gila.” “Kirain.” “Kau gak mau ngejek gitu? Soalnya aku bilang kalau aku benci banget sama dia.” Lovi berhenti menatap layar dan menoleh pada Aya. Dia menyunggingkan seulas senyum dengan tatapan yang tulus.  “Bahkan mau baikan sama Yuly sekalipun, aku gak bakal ngejek.” “Idih, najis.”tegas Aya kesal. Yuly itu salah satu musuh bebuyutan mereka. Cewek menyebalkan yang pernah jambak-jambakan sama Aya. Gila sih. Kalau diingat lagi, kejadian itu pernah membawa mereka ke kantor BK. Diadili dengan tidak adil karena siapa yang bisa ngebacot, dialah yang akan didukung oleh guru BK. Waktu itu, Aya yang memenangkan kompetisi itu. Yuly jadi semakin membencinya. Tapi Aya gak peduli. “Bercanda ih,”ucap Lovi sambil tertawa. “By the way, kau punya cerita apa?”tanya Aya penasaran.  “Aku kasih tahu abis pulang kerja.” “Ish, kok gitu? Sekarang! Aku mau sekarang!”desak Aya gak mau kalah. Lovi langsung bergegas pergi. Dia harus melaporkan beberapa hal pada atasan.  Waktu terasa sangat panjang. Mau gak mau, mereka selesai jam 9 malam. Waktu yang cukup malam untuk ber-lembur ria. “Aku pulang, guys!” “Hati-hati.” Aya memenjarakan Lovi dalam genggamannya. Cewek itu gak boleh pergi sebelum bicara dengannya. Ayolah, sepanjang hari, Aya dibuat penasaran. Sampai sekarang dia gak bisa menghilangkan rasa penasarannya. “Cerita sekarang!” “Masih banyak orang.” “Ada apa sih?” Setelah sampai di parkiran yang mulai sepi, Lovi terlihat ingin membicarakannya. “Sebenarnya,,,,,aku udah pacaran sama Edgar.” Damn! Tidak bisa dipercaya. Pertahanan diri Lovi akhirnya runtuh juga. Ya, pertahanan diri yang tidak berdasar itu. Soal percintaan yang harus diawali oleh cinta sejati. Ini keputusan besar yang tidak biasa dari seorang Lovitha. “Lov, ini berita bagus!” “Hmm, mungkin.” “Tapi tunggu dulu, kenapa kamu nerima dia? Pasti ada alasan dong.” “Kau tahu kalau Avius gak jadi pindah kan?” “Iya.” “Itu salah satu alasannya.” Sebelumnya, Avius sudah yakin banget mau pindah. Ya, keyakinan yang sudah sangat besar itu berubah dalam sekejap. Dan keputusan itu jadi salah satu keputusan terbaik. “Kalau nanti hubunganmu sama Edgar berakhir gagal?” “Gak masalah. Setidaknya aku sudah mencoba.” “Nice, try. Aku bangga.” “Lebay.” “Beneran. Kurasa, kali ini kau akan bersungguh-sungguh karena sebenarnya, hatimu lagi kosong kan? Beda sama yang dulu.” “Hmm, mungkin.” Aya merangkulnya erat. Bikin Lovi hampir tak bisa menjaga keseimbangannya. “Traktir aku besok.” “Hmm, apa yang harus dirayakan?” “Ih, sok polos. Pajak jadian.” “Dikira anak kecil kali ya.” “Gak mau tau ya. Harus jadi. Bye!”ucapnya terakhir kali. Abangnya udah nungguin di sisi seberang jalan. Lovi melambaikan tangan. Lovi tidak tahu apa yang sudah ia lakukan. Tapi ia berharap, semoga inilah yang terbaik. Siapa tahu dia jadi mencintai Edgar. Well, apa yang tidak mungkin. Iya kan? Perjalanan panjang itu berakhir saat ia tiba di rumah. Tapi seseorang tampak menunggunya. Pria yang menatapnya dengan tegas. Pria yang dulu pernah ia sukai. Tapi sekarang, tidak. “Josen? Ngapain?” “Lovi, kamu serius?” “Apaan?” “Pacaran sama cowok itu.” Astaga, pasti Aya yang ngasih tahu. Baru juga berlalu satu jam, cewek itu udah menyebarkannya tanpa izin. Awas aja besok. “Hmm, ya.” “Kok kamu jadi gini sih?”tanya Josen seperti tidak terima. “Apa maksudmu?” “Kamu baru beberapa kali ketemu sama dia, udah langsung pacaran. Dulu kamu gak gini, Lov. Kamu lebih selektif memilih cowok.”ucapnya begitu lancar. “Apa gara-gara dia kaya? Kamu berpikir hidupmu akan langsung baik-baik saja, hah? Cinta gak seperti itu, tahu gak?” “Josen, kamu keterlaluan!” “Jadi aku yang salah? Kamu gak pernah seperti ini kalau sama cowok biasa.” “Sial! Gak usah sok tahu soal cinta. Kau jadi playboy bertahun-tahun, kau pikir itu apa? Dan satu lagi, ini bukan urusanmu.”tegasnya dengan marah. Dia membuka sepatu dan hendak masuk. “Hubunganku sama Edgar gak ada kaitannya sama mu. Jadi stop! Pikirin aja diri sendiri. Kau harusnya menikah sama cewek yang kemarin. Cepatlah, kalau gak mau aku yang duluan.” Lovi menutup pintu keras. Dia langsung masuk kamar dengan wajah marah. Mungkin karena benar dia sedang mempermainkan Edgar. Terserahlah. Dia gak peduli. Edgar sendiri mau jadi kelinci percobaan. Edgar sendiri tidak masalah. Kenapa Josen yang harus marah? Sialan! Saking larutnya dalam emosi, dia menelpon Edgar. Mengatakan semua yang ia dengar dari Josen. “Buat ada dipikirin. Kita sudah sepakat. Dan aku tahu, kamu nerima bukan karena uang. Kamu hanya mau mencoba kan? Aku percaya padamu, Lov.” Jawaban yang menenangkan hati Lovi. Edgar bahkan lebih percaya padanya dibanding Josen yang merupakan temannya dari masa kecil. Argh, dia benar-benar tidak habis pikir.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN