1
"RANIAAAAAAAAAAAAA!!!!" teriak mama Rania dari kamar Rania
Rania yang masih sibuk makan diruang makan terlihat malas mendengarnya. "Apasih ma" jawabnya agak teriak dan acuh
Mama Rania turun ke lantai dasar dengan secepat kilat dan menemui Rania yang masih dengan santainya memakan sarapannya. "Rania! Kenapa kamar kamu berantakan banget! Udah gitu ga diberesin lagi!" ucap mama Rania murka
"Yaelah ma, bik Ati kan ada. Repot banget sih, kek baru tau kelakuan Rania aja" ucap Rania enteng "aw!" teriak Rania saat mamanya tiba-tiba saja menjewer telinganya
"Enak banget ya kamu ngomong. Bik Ati kerja disini tuh buat masak, beresin dapur, ruang TV, ruang keluarga, ruang kerja, bersihin kamar mandi, toilet, gak cuma kamar kamu!" ucap mama Rania geram dengan tingkah anak bungsunya ini
"Adu-duh ma, iya tau. Ngomong emang enak kali." ucap Rania mengaduh
"Hiiii kamu ini ya!" ucap mama Rania sambil memperkuat jewerannya pada telinga anak gadisnya ini
"Aduh ma, aduuuhhh. Pa, mama galak banget nih. Ga pengertian lagi sama anaknya" ucap Rania mengadu kepada papanya
"Apa kamu bilang---" ucapan mama Rania terpotong
"Ma, jangan digituin Rania-nya kan sakit." ucap papa Rania
Mama Rania langsung melepaskan tarikannya pada telinga Rania. "Huh, terus aja belain ini anak pemales. Anak gadis kok bangunnya siang, udah gitu kamar udah kek kapal pecah gitu. Udah tau hari libur---" ucapan mama Rania kembali terpotong
"Nah itu mama tau kalo hari ini hari libur" ucap Rania enteng
"Iya, seharusnya kamu tuh bangunnya pagi, beres-beres kamar, bantu bik Ati masak kek, beres rumah kek" ucap mama Rania
"Loh, gaada kodratnya kek begitu ma. Yang ada tuh hari libur itu untuk istirahat, contohnya tidur." protes Rania
"Sejak kapan kayak begitu, mama dulu masih muda kalo hari libur itu bangun pagi, beres-beres kamar, bantu orang tua mama masak, gaada yang namanya Hari libur molor melulu." bantah mama Rania
"Yaelah, mama mah kudet. Itu si jaman mama, jaman old. Ini udah 2019 ma, inget. Tahun mama 1920 kali. Sebelum Indonesia merdeka kan" ucap Rania membantah
"Heh, sembarangan kamu ya" ucap mama Rania yang siap untuk menjewer Rania lagi
Rania langsung berlari mendekati papa-nya. "Pa, liat tuh mama" ucap Rania mengadu
"Ma.." tegur papa Rania
"Apasih pa. Ini anak gausah terlalu dimanja, ntar jadi pemales. Inget, minggu depan kamu nikah Rania." ucap mama Rania kesal
"Ih, siapa yang mau nikah coba. Mama aja sana" ucap Rania membantah
"Heh Rania. Mulutmu" ucap papa Rania
"Ih, pa. Sumpah, Rania belom siap juga. Orang Rania masih kelas 2 SMA, masa maen nikah-nikah aja. Kan ga lucu pa" rengek Rania
"Terserah kamu. Kemarenkan kamu udah nerima lamaran Aldo." ucap mama Rania mengejek
"Gaada juga, ih. Orang Rania cuma diem doang gaada jawab apa-apa" ucap Rania membantah
"Tapikan kamu ngangguk pas ditanya" ucap mama Rania
"Ih, ma. Itu bukan ngangguk, itu Rania benerin kancing baju Rania jadinya Rania nunduk." ucap Rania kesal
"Pokoknya kamu udah nerima perjodohannya, titik." ucap mama Rania tak terbantahkan
"Pa.." rengek Rania
"Udah, kemarenkan udah dirundingin" ucap papa Rania
Rania tampak kesal dan ingin merengek, tapi tak ada gunanya. "IIIIHHHH!!!! POKOKNYA GAMAU NIKAHHHH!! RANIA MASIH SMAAAA" rengek Rania dengan teriakan yang memenuhi satu rumah mewah & elit itu sambil berlari ke kamarnya
"RANIA JANGAN MACEM-MACEM KAMU YA!" teriak mama Rania
Senin
06.30 wib
Kringgggg!!!
Rania mengambil handphone nya dan mematikan alarm. Seketika matanya membulat sempurna "anjiirrr gue telat!" ucap Rania kaget dan langsung melompat dari kasurnya
--------------
07.02 wib
"Ma, kok gak teriakin Rania sih! Kan Rania udah telat nih" protesnya pada mamanya
"Mama teriakin kamu sampe lebaran taun depan juga ga bakalan kedengeran sama kamu. Orang kamu kalo tidur udah kek orang mati juga" ucap mama Rania sambil bersiap-siap untuk pergi kerja
"Yaelah ma. Dimana-mana orang tidur juga kek orang mati kali ah" ucap Rania jengkel
"Kamu matinya beda" ucap mama Rania yang membuat Rania melotot
"Emang mati banyak variasinya apa" ucap Rania heran
---------------
Sekolah
07.40 wib
"Kenapa telat?" tanya Aldo, selaku Ketua Osis di SMA tempat Rania menuntut ilmu, yang sekarang dalam hubungan asmara ia sedang menyandang status sebagai ekhem calon suami anu. Maksudnya Rania ya, Rania.
"Sarapan" jawab Rania asal
"Kalo ga sarapan ga bakalan telat?" tanya Aldo datar
"Enggak juga" jawab Rania
"Terus kenapa telat?" tanya Aldo lagi
"Emak gue ga neriakin nama gue tiga kali---" ucapan Rania terpotong
"Sangkut pautnya apa sama emaklo? Pake alesan yang logis apa" tanya Aldo datar
"Yeeeh, makanya didengerin dulu b**o. Orang belom selese ngomong juga. b**o kok dipiara. Jadi gue kesiangan" ucap Rania jengkel
Aldo langsung menuliskannya dikertas yang ada dihadapannya tanpa menggubris omongan Rania yang mengatakan bahwa ia b**o sedari tadi. "Nih" ucapnya sambil memberikan kertas tadi
Tanpa babibutatitu Rania langsung mengambilnya dan berjalan keluar dari ruang Osis.
-----------
Kelas
"Woii! Darimana aja lu?" tanya Devan, salah satu sahabat Rania dari orok, eh maksudnya kelas 1 SMP, gatau kenapa ini dua curut nyatu mulu kelasnya. Heran
"Ruang laknat" jawab Rania datar
"Oh iya lupa. Lu kan langganan disana ya." ucap Devan dengan tampang ngidam ditabok bolak balik atas bawah
"Gigilo belom pernah gue rontokin ya?" ucap Rania jengkel
"Rontokin aja Ran, gue bantu" ucap Heri cengengesan
"Gue bantu doa aja ye" ucap Gilang sok polos
"Yaelah njirr, ga kompak banget dah" ucap Heri malas
"Kompak darimana, gue dikroyok sendirian anjir" ucap Devan heran
"Namanya juga dikroyok. Kalo banyak ya bukan dikroyok namanya b**o" ucap Rania
"Nah itu, kekompakan kita tuh diliat dari ini. Devan korbannya, lu bedua pelakunya, gue saksi matanya. Kompakkan?" ucap Gilang sambil tersenyum yang membuat teman-temannya ingin menelannya hidup-hidup
Heri tampak memberi kode kepada Rania dan Devan, yang jelas hanya Gilang yang tidak mengerti.
Mereka bertiga saling mengangkat kedua alisnya dengan wajah mencurigakan kek banci ketawan abis nyolong daleman si anu. "KROYOK GILAAAAANG!! teriak Heri dan segera mereka bertiga mengroyok Gilang
--------------
Kantin
"Gue keknya besok sampe beberapa lama ga masuk deh" ucap Devan yang membuat Rania yang sedang memakan baksonya tersedak kuahnya
"Nih" ucap Devan sambil memberikan minuman Rania "kalo makan dikunyah dulu baru ditelen. Lu sih" ucap Devan memperingatkan
Uhuk-uhuk..
"Lo kenapa ga masuk besok?" tanya Rania yang tak menghiraukan batuk akibat dirinya tersedak tadi
"Gue mau ke Bandung" jawab Devan
"Loh? Mo ngapain lu?" tanya Gilang penasaran
"Jenguk nenek gue. Dia sakit dari kemaren, jadi bokap gue rencananya mau bawa gue sama nyokap ke Bandung buat ngerawat nenek gue" ucap Devan
"Neneklo sakit apa emang? Teruslo ke Bandung-nya berapa lama?" tanya Rania penasaran
"Kepo banget dah si curut" ucap Heri menggoda Rania dan Devan
"Lo diem deh" ucap Rania jengkel
"Nenek gue sakit jantung. Paling gue minta izin 2 minggu" ucap Devan
"Lama amat njirr" ucap ketiga sahabat Devan
Ting!
Satu notifikasi dari w******p memalingkan Rania dari obrolannya dengan sahabat-sahabatnya.
Aldo
Ntar pulang sekolah bareng.
Di suruh tante fitting baju sama nyari cincin
ok