2

1949 Kata
Butik 15.21 wib "Jadi maunya yang kayak gimana mbak?" tanya pegawai butik kepada Rania "Ya terserah sih mbak. Saya ngikut aja" jawab Rania seadanya "Oh, bentar dulu mbak saya ambilin" ucap pegawai tsb dan langsung pergi untuk mengambilkan pakaian untuk Rania Rania kembali duduk disebelah Aldo. "Apa lo liat-liat" sinis Rania kepada Aldo Aldo tak menghiraukannya dan kembali memainkan handphone nya. "Lo gak pilih sendiri bajunya? Kan banyak. Ntar nyesel juga kalo salah pilih" ucap Aldo datar, sedatar jalanan depan rumah Rania "Gue lebih nyesel karna orang tua gue yang salah pilih buat anaknya" ucap Rania seperti Aldo, datar Aldo diam, membahas itu juga membuatnya muak. Bagaimana tidak? Dijodohkan dengan orang yang bahkan Aldo sendiri tidak tau sifatnya. "Ini mbak" ucap pegawai butik seraya memberikan gaun yang ia bawa tadi ke Rania Rania melotot melihat gaun yang dibawakan oleh pegawai tsb. Ia mulai memperhatikannya dengan seksama. "Gimana mbak?" tanya pegawai butik "Emm, yang laen aja deh mbak. Kalo ini ntar ribet lagi" ucap Rania menolak secara halus "Terus mbak maunya yang gimana?" tanya pegawai butik "Emm, yang simpel aja gitu mbak." ucap Rania "Oh, baik. Saya ambilkan dulu" ucap pegawai butik Rania kembali duduk. "Katanya terserah" sindir Aldo "Ya nggak kek gitu juga kali. Ntar kalo tuh rok keinjek, terus gue keguling. Kan berabe b**o" ucap Rania jengkel "Ya mau gimana lagi, kan konsekuensinya kek gitu" ucap Aldo acuh tak acuh "Ogah gue" ucap Rania jengkel Toko perhiasan 16.11 win "Tan, kata bunda cincinnya udah dipesen" ucap Aldo kepada tante Sinta, adik bundanya "Oh, iya. Ada kok. Sini" ucap tante Sinta dan mengajak Aldo dan Rania untuk mengambil cincin yang sudah dipersiapkan untuk mereka ------------- "Gimana? Cocok gak?" tanya tante Sinta kepada Rania dan Aldo "Gimana?" tanya Aldo kepada Rania "Cocok kok tan" jawab Rania dengan senyuman yang agak canggung "Alhamdulillah. Syukurlah kalo begitu" ucap tante Sinta sambil tersenyum "Iya tan" ucap Aldo "Ngomong-ngomong, pinter juga ayah sama bunda kamu nyariin calon ya. Udah cantik, ramah lagi" puji tante Sinta pada Rania Rania hanya tersenyum canggung. Ramah? Bukan Rania banget kaliii. Ini mah lagi malu-malu aja, takut malu-maluin. "Emm, iya tan" ucap Aldo dengan senyuman paksanya "kalo gitu kita pulang dulu ya tan, soalnya udah kesorean" pamit Aldo "Iya, hati-hati dijalan. Jagain calon mantu bundamu ini" goda tante pada Rania dan Aldo Depan Rumah Rania 16.56 wib "Ga mampir dulu?" tanya Rania, sebenarnya ia tak berniat untuk mengundang Aldo ke rumahnya, tapi ia takut saja jika kedua ortunya menanyakan Aldo. Dan Rania berharap Aldo menolaknya "Enggak deh. Udah kesorean" jawab Aldo datar Ashiaaappp. Teriak dari dalam diri Rania "oh, oke" ucapnya dan turun dari mobil Aldo ----------- Rumah Rania "Assalamualaikum" ucap Rania memasuki rumahnya "Waalaikumsalam. Mana Aldo?" jawab mama Rania sambil bertanya keberadaan Aldo "Yaelah ma, anaknya baru pulang yang ditanyain anak orang." ucap Rania jengkel "Buat apa nanyain kamu. Kan mama udah tau kalo kamu sehat wal'afiat, lagi dirumah, lagi berdiri, ngoceh" ucap mama Rania "Tanyain udah makan kek, duit jajan cukup apa enggak, ongkos taksi berapaan 1 kilometer, lagian kenapa sih Rania ga bawa mobil sendiri, kan irit duit juga" protes Rania "Ga boleh!" ucap mama Rania "Yaelah, emang kenapa sih" ucap Rania jengkel "Kan udah ada Aldo yang nganterin pulang" ucap mama Rania "Elah ma, cuma dianterin pulang juga. Perginya tetep aja bareng abang-abang grab" ucap Rania kesal "Oh, jadi kamu minta dijemput juga. Okee nanti mama bilang sama bunda Aldo" ucap mama Rania tersenyum Rania melotot, "BIG NO!!" teriak Rania "Lah, tadi katanya---" ucapan mama Rania terpotong "Bukan gitu ih, mama mah gak peka! Rania bawa mobil sendiri maksudnya" ucap Rania jengkel dan langsung pergi menuju kamarnya ------------- Drrttt.. drrrrttt... Rania melihat nama yang tertera dilayar hpnya                                                                 Devan is calling.. Rania langsung menjawabnya. Gue udah nyampe cuk                                         Jangan lupa oleh-oleh  Elu mah itu mulu                                        Iya dong. Awas kalo sampe lupa! Iya nyed                                        Ashiaaappp Dih bangke kunyuk dasar                                         Bacot                                             Tut Tut Tut... Selasa 05.47 wib "RANIA BANGUUUNNNN!!!" teriak mama Rania dari lantai dasar "Yaelah ma, belom juga jam enam" ucap Rania agak teriak "BANGUN KAMU! NANTI TELAT LAGI!" teriak mama Rania Rania tak menghiraukannya. "RANIAAAAAAAAA!!!" teriak mama Rania ------------- Meja makan 06.25 wib Rania menarik kursi untuk duduk. "Nah gitu dong. Bangunnya pagi, anak gadis kok bangunnya siang mulu" sindir mama Rania "Up to you ma" ucap Rania malas "Udah sarapan aja" ucap papa Rania, papa Rania nih adem banget orangnya. Suer ga boong Rania memakan sarapannya dengan lahap. "Jadi gimana fitting baju kemaren?" tanya papa Rania "Ya gitu pa. Pake, booking, selesai" jawab Rania seadanya "Tuhkan, ini anak ya. Ngomong yang bener coba" ucap mama heran "Ih, itu udah bener kali ma" ucap Rania malas "Cincinnya gimana?" tanya papa "Ya sama. Pake, cocok, ambil" ucap Rania "Ga bayar?" tanya papa "Enggak" jawab Rania "Loh? Kok bisa?" tanya mama "Apasih yang enggak buat Rania" ucap Rania PD "Dih" cibir Randi, abang Rania yang baru saja keluar dari kamarnya untuk bersiap-siap kuliah "Apa lo" ucap Rania jengkel "Assalamualaikum" ucap seseorang sambil memasuki rumah Rania "Waalaikumsalam" jawab semua orang didalam rumah Rania "Siapa dah, pagi-pagi kok bertamu. Gatau orang sibuk apa" ucap Rania heran "aw!" teriak Rania saat Randi menarik hidungnya "Masalahlu apa kunyuk" ucap Randi heran "Lepasin b**o! Idung gue udah mancung!" ucap Rania jengkel sambil mencubit tangan Randi yang tidak menghasilkan apa-apa "Ayo masuk nak. Rania! Randi!" tegur mama Rania "Ma, abang nih gamau ngelepasin idung Rania! Sesak woii!" teriak Rania "Aw!" teriak Randi dan langsung melepaskan tarikannya pada hidung Rania saat Rania mencubit perutnya "Rasainlu!" ucap Rania "Sakit b**o" ucap Randi sambil menoyor kepala Rania "Dih" ucap Rania sambil menoyor balik kepala Randi "Rania! Randi!" tegur papa "Abang duluan" ucap Rania mengadu "Lu duluan" tuduh Randi "Enak aja" ucap Rania tak terima "Sudah-sudah. Kalian ga malu apa diliatin sama Aldo" ucap papa "Ha?" ucap Rania kaget dan langsung menoleh kepada orang yang duduk didekat papanya "ngapain lo disini?!" tanya Rania sinis "Katanya kamu minta jemput" jawab mama Rania "Ih, gaada kok! Mama, ish!" ucap Rania jengkel "Yaudah sanalu pergii" usir Randi "Eh bangkenya bekicot diem ya" ucap Rania sambil berdiri dari duduknya "Kurang ajar lu" ucap Randi jengkel ------------- Sekolah 06.51 wib Rania memperhatikan sekeliling parkiran. Takut jika ada yang melihatnya. "Turun aja. Gaada yang ngeliat juga" ucap Aldo datar "Ntar. Takut ada yang ngeliat, nanti harga jual gue turun" ucap Rania "Dih, pake harga jual segala" ucap Aldo heran "Ya sabodo. Masalahlu apa coba" ucap Rania jengkel Aldo tak merespon. "b**o dasar" ucap Rania, ia kembali melihat sekeliling parkiran. "nah aman" Rania langsung membuka pintu mobilnya dengan cepat "oke makasih" ucapnya dan langsung berlari menuju kelasnya IPA 3 Kelas MIA 3 "Darimana ajalu njir" tanya Gilang tiba-tiba "Ya dari rumahlah b**o. Emang darimana lagi coba" jawab Rania malas "Ya siapa tau dari club yekan" ucap Heri asal "aw! Sakit anjir. Ga berperi kemanusiaan banget dah lu nyet" keluhnya saat Rania menoyor kepalanya "Bodo njing, bodo" ucap Rania malas "Btw, kita kapan ke club lagi cuk?" tanya Gilang "Ya mana gue tau" jawab Rania "Malming aja cuk. Pasti rame" usul Heri dengan semangat "Ya enakan lu bangke. Malming om-om juga rame. Ngeri dah gue" ucap Rania jengkel "Yaelah Ran, disini aja om-ompedonya juga rame" ucap Gilang "Yakan beda" ucap Rania "gimana kalo minggu depan aja" usul Rania "Loh? Kok minggu depan?" tanya Heri heran "Ya minggu ini gue ada urusan keluarga" ucap Rania "Tumben" ucap Heri dan Gilang secara bersamaan "Ya lu pikir cuma lu bedua aja yang punya keluarga" ucap Rania malas "Ya enggak gitu juga kali kunyuk. Eh, tapi kita diundang gak?" tanya Gilang "Lu siapa dah" ucap Rania heran "Ya katanya sahabat tuh semacem sodara. Berarti kita sodaralu dong. Ye nggak Her" ucap Gilang "Yo'i cuk" ucap Heri menyetujui omongan Gilang "Ya gimana ya. Lu pada kan gua anggep sodara pas gue susah aja" ucap Rania "Eh syaiton lu Ran" ucap Gilang "BHAHHAHAHAHAHAH" Rania ngakak ditempat. "Eh bangke anjing. Mati ae lu Ran" ucap Heri dan langsung melemparkan bukunya pada wajah Rania "Anjir! Sakit anjing!" ucap Rania dan kembali melemparkan buku Heri kepada sang pemilik "Anjirrlu ah" keluh Heri saat bukunya mengenai wajahnya seperti yang ia lakukan pada Rania. s*****a makan tuanlu, mamam noh. ----------- Istirahat Kantin "Lang, lu gaada inisiatip buat pesenin gue makanan apa?" tanya Rania pada Gilang "Lang-Lang. Lu kira bolang apa njir" protes Gilang "Yakan namalu ada Lang nya b**o" ucap Rania malas "Udah deh. Sini gue pesenin" ucap Heri menawarkan bantuan "Kesambet apaanlu Her?" tanya Rania "Yaudah deh Ran, sukur-sukur Heri mau mesenin. Yaudah, gue nitip Her" ucap Gilang dengan semangat "Nah, dikarenakan Gilang yang minta pesenin duluan... Berarti lu yang pergi mesen Lang" ucap Heri yang membuat Rania dan Gilang bingung "Maksudlu apa b**o" tanya Rania heran "Ya maksud gue itu. Gilang yang pesenin" ucap Heri "Idiihh, dasar bangke lu. Belom pernah ketelen kulit durian kali ye" ucap Gilang kesal "Ya buat apa juga gue nelen kulit durian kalo masih ada isinya. Kan mubazir" ucap Heri seadanya "Halalkan dagingnya ya Allah" ucap Gilang kesal "Buat apa juga lu doa kek begituan" ucap Rania heran "Yakan biasanya doa orang terdzolimi tuh ampuh" ucap Gilang "Ya kalo dagingnya halal mo diapain, dimasak juga gaenak" ucap Rania malas "Iya juga sih. Gue tarik lagi dah" ucap Gilang "Yeeuuu, mana bisa b**o" ucap Rania dan Heri bersamaan sambil menoyor kepala Gilang "Eh anjiirrr" keluh Gilang ---------- Karena tak ada yang mau mengalah sama sekali, akhirnya mereka memesan makanannya masing-masing. Gitu dong biar rajin. "Mbak, baksonya satu mangkok ya" ucap Rania kepada mbak-mbak kantin "Iya dek" jawab mbak-mbak kantin 30 detik kemudian... "Mbak, bakso satu mangkok" ucap seorang siswa "Iya bang" jawab mbak-mbak kantin sambil tersenyum 'yeuuuu, ke gue kagak ada senyumnya anjir, sekalinya ke yang kek begituan senyumnya kagak ilang. Idih' batin Rania malas "Ini bang baksonya" ucap mbak-mbak kantin sambil menyodorkan semangkuk bakso kepada siswa tadi "Loh, mbak. Kan gue duluan yang pesen" protes Rania "Yang punya adek saya bikinin dulu ya. Soalnya dia kayaknya udah laper" ucap mbak-mbak kantin "Yaelah mbak, kalo gue ga laper juga gue ga bakalan mesen makanan anjir." ucap Rania tak terima dengan alasan mbak-mbak kantin yang ga masuk diakal sama sekali. Ya emang benerkan, buat apa dia pesen makanan kalo dia ga laper. "Ya ini dek saya bikinin lagi. Bentar lagi juga jadi" ucap mbak-mbak kantin "Gajadi pesen" ucap Rania malas "Loh, kenapa ga jadi dek?" tanya mbak-mbak kantin bingung "Udah kenyang" jawab Rania malas dan mulai berbalik "Apalo" ucapnya sinis kepada Aldo, orang yang sudah merebut makanannya tanpa sengaja. Tanpa sengaja. Inget gengks. Yakan dia gatau kalo itu pesenan si Rania. Dikasih ya dia ambil, kebetulan lagi laper yekan. Rania berjalan menuju meja tempat ia dan kedua sahabatnya tadi tempati. "Loh? Makananlu mana cuk?" tanya Heri heran "Gaada" jawab Rania malas "Loh, katanya pesen makanan" ucap Gilang "Males. Mbak-mbak kantinnya kegatelan. Pengen gue garukin pake celurit" ucap Rania jengkel "Anjir, s***s bangetlu cuk." ucap Heri sambil terkekeh "Ga lucu setan" ucap Rania jengkel "Iyadah iya cuk" ucap Heri masih terkekeh "Emang kenapa sih Ran? Keknya kesel bangetlu" tanya Gilang heran "Yakali, orang gue yang pesen duluan malah dikasi ama siswa yang baru pesen. Kan gatel banget tuh mbak-mbak. Pengen gue cakar anjirr!" ucap Rania jengkel "Dih, itu mbak-mbak belom pernah makan daging anjing pake sayur kol kali yak" ucap Gilang terkekeh Plak "Hadeh njirr! Sakit b**o" ucap Gilang kesal "Nyebelinlu bangke. Orang lagi serius juga" ucap Rania jengkel "Yaudah deh Ran, dibawa santai aja kali kek dipantai" ucap Heri sambil nyengir "Males ah ngomong samalu bedua" ucap Rania jengkel
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN