Lily membalas setelah beberapa menit kemudian
Dari Lily Natasha
Teman-teman, aku punya ide bagus.
Xynerva Zanitha
Bagaimana?
Dari John
Iya, katakan Lily. Jangan buat kami penasaran ?
Dari Lily Natasha
Sabar teman-teman pasti aku katakan kok?. Besok setelah pulang sekolah kita ke restoran Bintang. Kita ke sana untuk nanya dengan pelayan bagian kasir, mencari tahu siapa nama bapak yang mirip dengan ayahnya Xynerva. Bagaimana bagus kan ideku? ?
"Yang dikatakan Lily benar, kami harus mencari tahu siapa nama bapak itu dulu, baru bisa nyari alamat rumahnya dimana," ucap Xynerva berdialog sendiri.
Handphonenya berbunyi lagi. Dia lantas melihat ke handphonenya lagi.
Balasan dari John
Ah, kau benar Lily. Kalau bisa besok kita besok izin aja dari pagi supaya waktu mencarinya lebih lama
Dari Lily Natasha
Bentar, aku lihat jadwal pelajaran dulu.
Tidak ah. Kau ingin mengajak kami terkena masalah? Besok itu pelajaran pendidikan kewarganegaraan pak Sadi Is. Pak itu pasti marah kalau kita izin, apalagi Xynerva yang sudah tidak masuk dua kali.
Xynerva Zanitha
Kata John benar, enak dari pagi, tapi pak Sadi Is pasti tanya-tanya dan kata-katanya itu menyebalkan.
Dari Lily Natasha
Nah karena itulah aku nyarankan pulang sekolah aja. Itu lebih aman. Dan kita bawa baju untuk ganti
Xynerva Zanitha
Baiklah, aku setuju. Aku sudah tidak sabar ketemu papaku lagi?
Xynerva kemudian mengganti seragam sekolahnya yang kotor dengan pakaian sehari-hari kaos polos merah muda dan celana panjang santai.
Tak beberapa lama kemudian terdengar bunyi ketukan di pintu. Xynerva berjalan membuka pintu dan ternyata ada seorang omega wanita yang memakai seragam hitam putih.
"Luna, apakah anda ingin makan di dalam kamar atau di meja makan?" tanya omega wanita itu.
"Tidak perlu. Bawakan aku camilan keripik kentang rasa sapi panggang," sahut Luna Xynerva setelah berpikir.
"Baik, Luna," ucap omega wanita dengan patuh.
Tanpa menunggu waktu yang lama omega wanita mengantarkan camilan yang dipinta Luna Xynerva. Setelah mengucapkan kata Terima kasih omega wanita yang masih lumayan muda itu pamit undur diri dan melaksanakan tugasnya kembali.
***
Keesokan harinya seperti biasa Luna Xynerva diantar oleh Jenny ke sekolah. Hari-hari di sekolah dilalui seperti biasa mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan tugas.
Bunyi lonceng menandakan waktunya pulang membuat senyuman anak-anak berkembang, dalam hati mereka mengatakan ''Ini saatnya bersenang-senang ".
Xynerva, John, dan Lily berkumpul di rumah kosan Lily yang berada tidak jauh dari sekolah. Mereka mengganti seragam sekolah dengan pakaian biasa serta meninggalkan tas sekolah di kosan Lily.
Mobil melaju lebih cepat menuju pusat perbelanjaan. Mereka bertiga langsung menuju restoran bintang yang berada di lantai dua.
Seperti biasa pelayan dengan ramah menyambut kedatangan tamu yang datang.
"Nona, apa kami boleh tahu siapa nama bapak yang makan sendirian kemaren?" tanya Xynerva sopan.
Pelayan wanita yang belum menikah itu tampak berpikir sebelum menjawab. "Oh, bapak itu dia adalah pelanggan tetap di sini. Kalian kenapa bertanya mengenai dia?" tanyanya menatap satu per satu ketiga anak yang berdiri di hadapannya.
"Ada hal yang penting, Nona. Kami sangat memerlukan informasi mengenai nama bapak itu," pinta Lily.
"Tapi itu..." Melihat wajah memohon ketiga anak muda itu akhirnya dia mau juga. Dia membuka daftar tamu di buku khusus, lalu mencarinya. "Nama Tuan itu Samuel Bhalendra. Aku pikir kalian juga memerlukan alamat tempat tinggalnya dia tinggal di perumahan elite summerland, lorong anggrek, no. 45."
Xynerva mengambil kertas dari saku celana dan menulis nama dan alamat bapak itu.
"Terima kasih Nona."
"Sama-sama, tapi kalian jangan mengatakan jika kalian mendapatkan informasi dia dariku. Karena aku takut nanti dipecat sama bos karena membuat pelanggan tak nyaman," pesan nona pelayan restoran bintang.
"Nona, tenang saja. Kami tak akan membocorkan soal itu. Kami justru sangat berterima kasih pada nona," ujar Xynerva dengan tulus.
Lily mengambil sekeping uang bernilai seratus ribu dan memberikan pada nona itu. "Nona, ini ambillah. Ini sebagai ucapan Terima kasih kami." Awalnya nona itu menolak, tapi Lily terus saja menyodorkannya hingga nona itu akhirnya menerimanya.
Mereka bergegas menuju ke parkiran mobil dan menaiki kendaraan roda empat. Mobil melaju di jalan raya yang kebetulan sedang padat.