Chapter 100 - Apa Aku Melupakan Sesuatu?

312 Kata
Di dalam ruang kerja di perusahaan. Sudah satu jam yang lalu Samuel termenung memikirkan tentang anak perempuan yang memanggilnya papa ketika dia makan di restoran Bintang. Punggungnya tengah bersandar di kursi kerja. Semua berkas dan dokumen sudah diperiksanya semua. "Apa aku memang punya seorang putri seperti dia?" ucap Samuel bermonolog sendiri. Dia berusaha menggali ingatannya tentang anak perempuan itu, walau sudah berusaha keras untuk mengingat tetap saja dia tak mengenal tentang anak perempuan itu. "Aku sama sekali tak punya ingatan apa pun tentang anak itu," ujar Samuel lagi menggeleng. Tapi entah kenapa dia merasa punya hubungan dengan anak itu? Apa itu hanya perasaannya saja karena merasa kasihan? "Mungkin saja Fawnia mengetahui soal masalah ini." Samuel melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Waktunya pulang ke rumah. Di perjalanan keluar dia bertemu dengan rekan kerjanya yang memberikan tanda hormat. Oh ya Samuel adalah seorang CEO di perusahaan Gold. Tentu saja semua orang harus memberikan hormat padanya. Samuel menaiki mobil mewah berwarna hitam miliknya membawa ke jalan raya yang masih saja ramai oleh kendaraan. Di pinggir jalan lampu-lampu tiang dinyalakan. Merasa bosan Samuel memutuskan untuk menyalakan musik memutar lagu kesukaannya yang berirama lembut. "Kenapa aku masih terbayang wajah sedih anak itu ketika menangis?" ujar Samuel dengan nada heran. Samuel mengembuskan napas. "Aku pasti merasa iba karena membayangkan jika anak-anakku berada di posisi gadis itu," ujarnya. Iya, dia sudah menikah dengan seorang wanita yang amat dicintainya. Dari pernikahannya dia memiliki dua orang anak kembar satu orang laki-laki dan satu orang anak perempuan. Tak terasa sudah empat puluh menit dan kini dia sudah sampai di rumahnya. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian dengan pakaian tidur dia tidur di samping Fawnia istrinya yang sudah tertidur. Samuel memeluk istrinya dari belakang membuat wanita itu terbangun. "Ah, Samuel? Kau sudah pulang?" ucap Fawnia dengan mata yang mengantuk. "Iya, sayang. Tidurlah istirahatlah sudah malam," ujar Samuel.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN