BAB 6

1041 Kata
ALBERT POV Hari ini aku dan Irene memutuskan untuk pulang karena Irene ingin menjenguk ibunya yang sekarang berada di rumah sakit. Akhirnya kami segera mengemasi barang - barang, lalu check out dari hotel dan segera pergi menuju bandara. Irene terlihat murung di sepanjang jalan karena ia sangat mencemaskan ibunya. Setengah jam kemudian, kami tiba di bandara dan rasanya aku tidak sanggup melihat Irene bersedih seperti ini. " Sayang, kau tidak perlu cemas karena ibu pasti kondisi nya baik - baik saja karena di tangani oleh dokter." Kataku sambil berusaha menenangkannya. " Selama ini ibu tidak pernah jatuh sakit." Kata Irene sambil menundukkan kepalanya. Saat itu aku merangkul bahunya sambil berusaha menenangkannya. Tidak beberapa lama kami menaiki pesawat. Aku tidak menyangka jika bulan madu kami akan berakhir seperti ini tetapi aku berharap setelah ini semuanya akan baik - baik saja *** Satu jam kemudian, kami tiba di bandara dan rasanya saat itu aku sangat bersyukur karena kami tiba dengan selamat. Aku membantu Irene mengangkat koper sedangkan Irene berusaha mencari taksi. Tidak beberapa lama kami mendapatkan taksi dan kami langsung menuju ke rumah sakit untuk menjenguk ibu mertuaku. Di tengah perjalanan kami mengalami kemacetan karena ada demo besar-besaran sehingga banyak jalan yang di tutup sehingga kami agak lama tiba di rumah sakit. " Aku mau menelfon ayah jika kita tidak lama lagi akan tiba di rumah sakit." Kata Irene sambil menatap layar ponselnya. " Beritahu beliau jika sekarang kita terjebak macet di jalan." Kataku sambil memberitahunya. Tidak terasa hampir setengah jam kami terjebak macet sampai akhirnya kami bisa melanjutkan perjalanan ke rumah sakit. Tidak beberapa lama kami tiba di rumah sakit dan Irene langsung berjalan ke arah kamar inap untuk menjenguk ibunya. Aku tau Irene tidak bisa berhenti memikirkan kondisi ibunya dan saat ia bertemu dengan ibunya, aku melihat Irene memeluk ibunya yang terbaring lemah di atas ranjang. Saat itu ibunya memberitahu jika ia hanya kelelahan karena terlalu sibuk mengurus usahanya yang sudah lama beliau jalankan selama puluhan tahun. " Kau tidak usah mencemaskan ibu. Ibu baik - baik saja, nak." Kata ibu sambil menggenggam tangan Irene. " Irene sangat mencemaskan ibu." Kata Irene sambil menatap ibunya. Saat itu aku pergi meninggalkan mereka berdua dan aku menunggu di depan kamar. Tiba - tiba ponsel ku berbunyi dan ternyata adikku yang menelfon. Ia menanyakan tentang bulan madu ku bersama Irene, lalu aku menceritakan padanya jika saat ini aku sudah kembali pulang karena ibu Irene di rawat di rumah sakit Saat itu adikku sangat terkejut mendengar hal itu dan ia tidak menyangka akan terjadi musibah seperti ini. Setelah selesai menelfon, aku kembali duduk di depan kamar. Tiba - tiba aku tidak sengaja berpapasan dengan seseorang yang sudah lama tidak aku jumpai. " Albert! Sudah lama tidak berjumpa dengan mu" Kata wanita itu sambil tersenyum padaku. " Hei Amanda! Bagaimana kabarmu? Apa kau bekerja di rumah sakit ini?" Tanyaku padanya dan akhirnya kami berbincang hanya sebentar karena sebentar lagi ia ada jadwal operasi. Sebelum ia pergi, kami sempat bertukar nomor kontak. Sejujurnya aku tidak menyangka bisa bertemu dengan nya setelah sekian lama kami berpisah. Dulu Amanda adalah teman sekolah ku dan kami sudah berteman sejak masih kanak-kanak. Kami pernah bertetangga sampai akhirnya Amanda pindah ke luar kota karena ayahnya di pindah tugaskan ke luar kota. Sekarang Amanda bertugas menjadi dokter di rumah sakit dan sepertinya sampai saat ini ia belum menikah karena aku tadi melihat sekilas tidak ada cincin di jari tangan nya. *** Tidak beberapa lama Irene keluar dari kamar dan ia mengajak ku untuk pulang ke rumah karena ia butuh beristirahat. Sebenarnya Irene tidak ingin cepat pulang tetapi ibunya yang menyuruhnya untuk pulang dan beristirahat di rumah karena beliau tau Irene sangat kelelahan. Di tengah perjalanan, Irene hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan seperti nya ia larut dalam pikirannya sendiri. Tidak beberapa lama kami tiba di rumah dan aku menyuruhnya untuk beristirahat di kamar. Setelah itu aku memutuskan untuk pergi ke toko karena aku ingin memeriksa barang - barang yang ada di sana. " Sayang, aku pergi ke toko karena aku ingin memeriksa beberapa barang di toko." Kataku sambil berpamitan padanya. " Baiklah kalau begitu, kau hati - hati di jalan." Kata Irene sambil mengantar ku ke depan pintu rumah. Sebelum aku pergi, aku mencium keningnya. Setelah itu aku pergi ke toko. Ternyata di tengah perjalanan, masih ada demo dan aku hanya bisa bersabar sambil memutar arah agar bisa sampai ke toko. Tidak beberapa lama aku sampai di toko dan aku sangat terkejut melihat ada seorang bayi yang menangis di depan toko ku. Saat itu aku melihat tidak ada siapapun yang berada di sana dan aku berusaha menenangkan bayi itu. Setelah bayi itu tenang tiba - tiba ada seorang wanita yang tidak lain adalah Amanda yang berhenti di depan tokoku. Ternyata ia masih ingat letak tokoku dan saat itu ia sangat terkejut ketika aku menggendong seorang bayi yang tertidur di pangkuan ku. Saat itu ia mengira jika bayi itu adalah anakku dan aku menjelaskan padanya jika bayi itu berada di depan tokoku saat aku tiba di toko. " Astaga! Siapa yang tega membuang bayi ini?!" Kata Amanda sambil melihat bayi itu. " Aku tidak tau, Amanda. Sepertinya bayi ini di tinggalkan begitu saja." Kataku sambil menatap pipi bayi itu. Akhirnya Amanda menawarkan bantuan padaku untuk mencari orang tua bayi itu. Lalu aku menyerahkan bayi itu kepada Amanda dan ia membawa pergi bayi itu. Aku berharap semoga Amanda bisa menemukan orang tua bayi itu karena aku tidak tega melihat seorang bayi terlantar tanpa ada yang merawatnya. *** Saat aku membuka toko, banyak orang yang berdatangan untuk membeli bahan sembako. Sebenarnya aku hanya ingin memeriksa barang - barang tanpa ada niat untuk berjualan. Sejujurnya aku ingin segera pulang ke rumah karena aku tidak ingin berlama - lama meninggalkan Irene seorang diri di rumah. Tiba - tiba ponselku berbunyi dan ternyata Amanda memberitahu ku jika sementara ini bayi itu akan di rawat di rumahnya sambil mencari orang tua bayi itu. " Terima kasih atas bantuan mu. Semoga orang tua bayi itu bisa di temukan." Kataku sambil berterima kasih padanya. " Sama - sama. Aku tidak tega melihat seorang bayi terlantar tanpa ada yang menjaganya." Kata Amanda padaku. Rasanya saat itu aku sangat bersyukur bertemu dengan Amanda karena ia sudah menolong ku dengan merawat bayi itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN