Fitnah dan Darah

1606 Kata

Kepulangan Mbak Sinta membuat semuanya jauh lebih tenang. Dia hanya butuh waktu untuk sendiri, bukan berniat b*nuh diri. Namun, berita tak sedap justru berhembus begitu saja. Menggelinding bak bola tertiup angin. Aku sudah berusaha menjelaskan, tapi banyak orang yang tak percaya. Apalagi mereka beralasan, aku dan Mila telat datang ke acara Mbak Ambar hanya karena menenangkan Mbak Sinta yang depresi. Berita nggak benar itu terdengar dari mulut ke mulut, entah siapa pencetusnya. Sebab itu pula ibu sempat marah padaku, karena tak diberi tahu sejak awal persoalan pelik Mbak Sinta. Sebelum aku dan Mila bicara soal rencana perceraian Mbak Sinta, ternyata ibu sudah lebih dulu tahu dari para tetangga. Pintar sekali mereka mencari berita. Benar-benar seperti wartawan profesional saja. Kabar apa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN