01. Awal
Brum
Brum
Brum
"Ata"
"Ata"
"Ata"
"Ata"
Suara riuh sorak-sorak bergemuruh di malam yang cerah ini di iringi suara deruman motor, di tambah dengan cahaya bulan yang memancar.
Wanita berpakaian sexy menuju ke tengah jalan, untuk memulainya balapan.
1
2
3
Mulai.
"Huuuuuuuh, Ata"
"Ata go, go, go"
"Ata juara Ata"
Kedua motor melesat begitu kencang, seperti angin yang berhembus. Salah satu dari kedua motor memimpin dengan jarak yang begitu jauh, tetapi satu motor lagi melaju begitu kencang dan berhasil menyalip membuat nya sekarang memimpin balapan.
Dan terlihat lah dari arah kiri sudah ada satu motor menuju garis finish, mereka semua sudah mengetahui siapa pemilik motor itu.
Motor itu di sambut hebat oleh dua orang remaja.
"Lo mah emang Raja jalanan"
"Yoi, gak ada saingannya"
"Ya iya lah gue gitu loh"
Ekhmm
Suara deheman itu mengalihkan pandangan ketiga remaja itu.
"Gue akui lo emang hebat nih sesuai janji" orang itu menyodorkan amplop tebalnya.
"Thanks bro"
"Oh ya nama lo pada siapa? Kenalin nama gue Dio"
"Salam kenal, nama gue Ata, yang di samping gue Rama dan sebelahnya Romi mereka kembar"
"Oh ya salam kenal juga... Yaudah lah gue cabut dulu."
.....
Tring
Ketiga remaja itu memasuki kafe, untuk merayakan kemenangan Ata. Dari awal mereka sudah bisa menebak siapa yang bakal memenangkan balapan itu, dan benar saja andalan mereka Atalio menang dengan begitu gelar raja jalanan nya semakin kokoh di dalam dirinya.
"Pesan apa aja, hari ini gue traktir"
"Wih mantep nih"
"Mas"
"Mau pesan apa masnya?" ucap si pelayan itu.
"Yaelah kita itu masih muda, jangan di panggil mas napa"
"Hooh, orang kita ganteng masa di panggih mas sih"
"Apa hubungannya ganteng di panggil mas b**o"
"Ta mendingan lo gak usah ngomong dah"
"Kenapa emang? "
"Sekalinya ngomong bikin sakit hati tau gak"
"Kaya cewek aja lo baperan"
"Maaf, mas masnya ini mau pesan apa ya? " sang pelayan memberikan daftar menu yang ada di cafe itu.
"Ini, ini, ini sama ini terus minum nya ini sama ini. Samain aja semuanya"
"Baik di tunggu masnya"
Setelah kepergian pelayan itu, terjadi keheningan karena mereka sama- sama fokus pada ponsel.
"Eh Ata lo dah izin sama nyokap lo kan? "
"Ya udah lah ogeb"
"Biasa aja kali ah, lo mah kagak ada sopan-sopannya sama gue"
"Napa emang"
Tak
"Sakit goblog, napa lo ngegeplak kepala gue? "
"Biar lo insaf, kita itu lebih tua satu tahun dari lo ya, jadi harus sopan"
"Bodo kagak peduli gue"
"Bus-"
"Ini pesanannya mas, silahkan si nikmati"
Drttt drttt drttt
"Mami" gumamnya.
"Udah angkat aja"
"Halo"
"Gantengnya mami pulang cepat ini udah malem banget, kalau tau kayak gini mami gak izinin kamu balapan lagi ya"
"Eh, eh jangan dong mi, iya ini Ata pulang kok"
"Yaudah cepetan"
"Oke, oke"
Tut tut tut
"Gue cabut duluan ya, nih buat bayar semuanya"
"Yoi hati-hati di jalan"
Di tengah perjalanan Ata melihat sekelompok orang sedang mengerubuni mobil mewah. Dikarenakan Ata adalah orang baik, jadi dia turun dari motor menghampiri mereka yang mengerubuni mobil itu.
"Wah, pada banci lo semua.... Mainnya pada keroyokan"
Mendengar suara itu mereka semua membalikan badan, terlihat di sana seorang remaja laki-laki dengan wajahnya yang imut.
"Heh, bayi imut gak udah so berani deh" ucap salah satu dari mereka.
"Hey, om tua jangan lihat dari wajah. Emang sih wajah saya kayak bayi tapi... "
Bugh
Bugh
Bugh
Kret
Akhhhh
"Gimana? "
"s****n, serang!! "
Bugh
Bugh
Bugh
Serrtt
Crett
Bugh
Akhhh
"Curang lo bawa s*****a tajam, shh" ringis Ata sambil memegang lengan kanannya.
Dan entah dari mana datangnya banyak banget orang yang berpakaian serba hitam, menyerang para begal tadi.
"Nak, kamu tidak apa-apa? "
Ata merasakan usapan lembut di kepalanya. Saat Ata melihat ternyata ada wanita berpakaian rapi, ia yakini pasti wanita itu yang tadi di begal.
"Eh, saya tidak apa-apa kok" sambil menampilkan senyum manisnya.
Senyum manis yang di berikan Ata membuat wanita itu terpesona, beberapa saat ia kembali ke alam sadarnya.
"Gak papa gimana, ini muka pada lebam terus itu tangannya juga luka, kita ke rumah sakit aja yu nak"
"Eh, gak usah ke rumah sakit nyonya, saya buru-buru harus pulang. Lagian luka kayak gini udah biasa"
"Oh, ya apa ada barang-barang nyonya yang hilang? "
Wanita itu lantas tersenyum mendengar penuturan Ata ini.
"Tidak ada nak, semuanya aman. Dan makasih ya udah bantuin saya"
"Syukur deh, sama-sama, lagian para begal itu tumbang di tangan orang-orang berpakaian hitam itu.. Pasti bodyguard nyoya? "
"Iya"
"Lain kali, kalau mau lewat sini harus hati-hati, soalnya di daerah sini banyak benget begal, jangankan malam, di siang bolong aja disini mah ada begal"
"Iya, nanti saya akan berhati-hati lagi sekali lagi terima kasihnya, dan ini sebagai imbalannya" sambil menyodorkan uang berwarna merah beberapa lembar.
"Maaf nyonya, saya membantu anda itu ikhlas tanpa meminta imbalan, lebih baik uang itu di sumbangin, atau di kasih ke orang yang membutuhkan"
Wanita itu bungkam tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia merasa tersindir karena ia tidak pernah memberi uang sepeser pun pada orang yang membutuhkan, katakanlah ia pelit.
Ia selalu berfikir untuk apa memberikan uangnya kepada orang yang membutuhkan? Lebih baik di belanjakan untuk keperluannya kan?
Tapi sekarang lihat lah, kata-kata dari anak itu membuatnya tersindir dan cukup menusuk dalam hati.
"Nyonya tidak apa-apa? "
"Tidak apa-apa Bram tenang saja"
"Syukurlah" orang yang di panggil Bram itu menghela nafas pelan.
"Karena udah ada mereka, jadi saya permisi dulu" pamit Ata, ia sudah telat satu jam.
"Yaudah nak, hati-hati ya dan itu lukanya segera di obati ya"
"Siap nyonya..."
Ata naik ke motor dan segera pergi dari tempat itu. Ia harus cepat sampai rumah, kalau enggak bisa di bakar itu koleksi-koleksi kesayangannya.
"Maaf, nyonya pemuda itu siapa? "
"Dia yang menolong saya tadi Bram, dia sangat baik hati"
"Yasudah kita pulang Bram, ini udah malam. "
Ata sudah sampai di depan pintu rumahnya, ia yakin maminya itu pasti sudah tidur melihat sekarang sudah jam 2 dini hari.
Untunglah ia selalu membawa kunci cadangan pintu rumahnya.
Ceklek
Ia mengendap-ngendap masuk kerumahnya, rumahnya sudah sepi sih, saat kakinya melangkah ke tangga, tiba-tiba.....
"Bagus ya, jam segini baru pulang. Pake acara ngendap-ngendap segala lagi, dari mana aja kamu? "