Pagi ini keluarga Mahesa ada di rumah, mereka gak pergi ke luar atau kerja atau sekolah. Gak papa juga gak kerja juga itu kan perusahaan mereka. Gak sekolah sehari, dua hari juga gak papa lah itu juga kan sekolah milik keluarga Mahesa. So, gak akan ada berani memarahi mereka lah.
Malam tadi, setelah mami Cia menjelaskan semua nya kepada Ata. Mereka meminta maaf pada mami Cia dan Ata. Dan juga malam tadi Agam nempel teross sama Ata, dipeluk, di cium gak di lepaslah pokoknya, dikekep terus.
Sedangkan Afin ama mami Cia. Yaa, tadi malam mereka semua melepas rindu belasan tahun gak ketemu. Bahkan pagi ini juga mereka masih rindu-rinduan... Ya emang melepas rindu dalam satu malam itu gak cukup lah bagi mereka.
Dan tadi malam papi Agam tidur berdua ma Ata sambil pelukan bahkan pagi ini hanya mereka berdua yang belum bangun. Sedangkan yang lain menunggu mereka di meja makan.
"Ini Agam sama adek kemana sih? "
"Biar aku bangunin dulu pah, mungkin masih tidur" ucap mami Cia.
"Gak! Kamu disini aja biar papah yang bangunin"
Mahesa pergi dari sana untuk menemuni bapak ama anak itu. Pintu kamar terbuka, benar saja mereka berdua masih tidur sambil pelukan.. Uh sweet banget. Sampai-sampai opa Mahesa terharu melihat pemandangan itu. Tapi, segera ia membangunkan mereka.
"Agam, Agam hei! Hei bangun, gam bangun" Agam langsung melek, tapi tidak untuk si adek.
"Bangunin adek gam, kalian udah di tunggu sama mereka" hanya dibalas deheman saja. Lalu opa Mahesa keluar. Dan segeralah Agam membangunkan adek.
"Dek, bangun hey, sayang, baby, Cinta, adekkk"gak bangun juga... Di uyel-uyel lah pipinya tapi masih belom mempan. Akhirnya..
Cup...
Cup...
Cup...
"Ishh,,,, apaan sih"ucapnya,, Ata keganggu banget sama kecupan itu iewuhh tapi matanya masih merem tuh... Narik selimut nutup semua badannya dan tidur lagi.
Geram juga papi Agam ngeliatnya akhirnya badan Ata di angkat dibawa ke kamar mandi untuk cuci muka and gosok gigi. Karena ulah papi nya itu Ata terpaksa bangun.
Terlihatlah dari arah tangga mereka berdua dengan Ata yang ada di gendongannya. Ini bukan kemauan Ata yee, tapi paksaan dari papi Agam ini mah.
Didudukin tuh adek di kursi antara mami ama papi, muka nya ditekuk.. Ia kesal, masih ngantuk di bangunin lagi semalam kan tidur jam 12 malam, terus pake di cium segala kan Ata gak pernah di cium ama laki-laki kalau perempuan mah sering kan mami nya yang suka cium.
Ditambah lagi dia digendong gak boleh jalan sama papi, uhh kesal nya.
"Udah dek jangan di gituin mukanya, nanti papi cium lagi, hayooh mauu" goda papi.
Langsung saja ata merubah mimik wajahnya, karena ia gak mau di cium.
"Udah, lebih baik kita makan dulu"
.....
Sekarang mereka berada di taman belakang, disana terdapat gazebo ukurannya juga sangat luas. Mereka sedang bersantai, dengan si adek posisinya lagi berada di pangkuan papi nya.
Ishh, Ata sebenarnya risih tauu dari tadi duduknya dipangkuan papi, itu papi yang maksa tau kalau Ata tolak tuh papi Agam langsung natap Ata tajam, Ata kan takut kalau di tatap seperti itu. Jadi, mau tak mau ya harus mau.
Mereka sedang berbicara santai, gak ada yang membicarakan pekerjaan atau semacamnya. Sementara si adek lagi main hp nya dari tadi fokus nya tuh sama ponsel. Sampai..
'Brekk'
Ponsel Ata direbut begitu saja oleh Opa, yang sukses membuat Ata bertanya-tanya.
"Kita, gak suka kalau lagi kumpul seperti ini ada yang main ponsel" ucap Ale dengan tatapan tajam dan juga nada bicaranya berubah. Ata merinding dengar nada bicara Ale. Ata langsung nunduk dan meminta maaf.
"Maaf"
"Kali ini kami maafkan, dan hp kamu opa sita 1 minggu. Ini hukuman"
What!!!! 1 minggu, apa-apaan ini, cuman kayak gitu harus di hukum. Baru juga malam tadi ketemu dan sekarang udah main hukum-hukum aja. Ohh, ayolah mana bisa Ata tanpa ponsel, dia gak bisa apa-apa hanya pasrah, bahkan mami nya juga dari tadi gak ngomong, nge bela atau apalah itu. Aish...
"Oh ya papi mau nyampein sesuatu... Kalau mulai sekarang papi, melarang keras kamu untuk mengendarai motor"
"Hah!,, pi-"
"Setuju"
"Ta-"
"Kita gak suka dibantah ATALIO."
Ish, Ata gak bisa berkutik kalau udah tuan Mahesa yang bicara. Ia kira masalah itu hanya ia dan mami nya saja tau, tapi... Yaudah lah. Seperti nya, mereka sudah tau kalau paru-paru Ata bermasalah, huh apa mungkin maminya yang kasih tau ya.. Ah udah lah Ata udah badmood hari ini, gara-gara mereka.
Baru juga satu hari udah kayak gini, gimana kalau?? Ah Ata ngeri ngebayanginnya.
"Pih"
"Hm"
"Kok diem, mau apa dek"
"Em, itu kenapa kalian semua pada natap amAta? " iya dia manggil papi nya tapi kok semuanya pada langsung menoleh terus natap Ata.
"Ya gak papa lah. Adek mau apa hm? "
"Ata, mau buah mangga pi" ucapnya sambil nunduk. Dia ngomong kayak gitu tuh antara takut ama malu. Takut gak diizinin makan mangga. Tapi, masa gak diizinin sih. Terus malu karena di tatap ama semua nya. Malu, malu lah.
Uwah semua orang tersenyum liat Ata malu-malu ditambah lagi nada bicaranya pelan.. Membuat mereka gemezzz. Oma langsung menyuruh salah satu maid untuk membawakan buah mangga yang sudah di kupas. Tak lama maid itu membawa kan buah mangga, langsung di sambut bahagia oleh Ata dimakan dengan lahap tidak tersisa satu potong pun badahal mangga nya cukup banyak.
Siang ini Ata sedang berada di kamar nya ditemani Afin dan Riko mereka sedang bermain ps. Sedangkan yang lainnya sedang sibuk sendiri. Cukup lama main ps, pintu kamar terbuka menampilkan papi dan opa, mereka berdua berjalan menghampiri 3 remaja itu yang masih fokus ke layar sampai gak nyadar ada yang datang. Tanpa aba-aba papi Agam mencabut kabel ps yang tersambung ke TV itu membuat kecewa ke tiga remaja itu.
"Kenapa? Kalian udah lama main itu" ucap tegas opa.
"Kalian berdua Riko sama Afin masuk kamar masing-masing dan tidur siang"
Mereka berdua mengangguk patuh tapi sebelum itu mereka..
Cup....
Cup....
Mencium kening Ata, itu membuat Ata jijik. Dan sekarang tinggalah mereka bertiga, Ata masih Setia menatap mereka berdua.
"Adek, juga harus tidur siang"
"Gak ngantuk opa"
"Ngantuk gak ngantuk, pejemin aja mata nya nanti juga tidur"
"Tapi pi at-"
"ATA!! "
Ata langsung naik ke kasur dan membaringkan tubuh nya lalu matanya di pejemin, takut natap opa nya. Tak berselang lama terdengar dengkuran yang keluar dari mulut Ata.
Cup....
Cup....
"Papi, sayang adek" bisiknya. Lalu mereka berdua keluar dari kamar.
......
Malam ini keluarga Mahesa sedang membahas sesuatu. Iya tadi Ata meminta untuk mesok ia di bolehkan sekolah tapi, keluarga nya menolak keras alasannya kesehatannya belum stabil setelah di periksa tadi oleh Agim. Padahal ata kan kangen sama teman² nya.
"Gak! Kamu masih belum sehat adek"
"Opa pliss, ya ya ya" ia mau nangis,, bukan sungguhan sih itu tangisan buaya agar dikasihani, terus diizinkan buat sekolah.
Mereka menghela nafas, pusing denger Ata ngucapin kata yang sama pengen sekolah. Mereka masih sabar ya, singa nya belum pada keluar.
"Oke, kamu besok sekolah dengan satu syarat"
"Syaratnya apa opa? "
"Besok diantar oleh supir pulangnya juga di jemput sama supir, di jagain Afin sama Riko"
"Kenapa -"
"Iya atau enggak"
"Iya" jawab Ata dengan lesu. Biarlah yang penting ia bisa sekolah.
"Yaudah sekarang kamu tidur"
"Tapi ini masih jam 8, belum ngantuk"
"Jam tidur kamu papi ubah, sekarang tidurnya harus jam 8"
Mulut ata menganga, apa lagi ini!!!! Biasanya juga tidur jam 11 mami nya gak akan ngomel, lah terus sekarang jam 8 harus tidur??? Mana bisa itu?.
Tiba-tiba tubuh Ata melayang, eh ternyata tubuhnya di angkat sama abang Ale. Aishh menyebalkan. Ata di baringkan di kasur, Ale ikut berbaring.
"Adek sekarang tidur"
"Tap-"
"Tidur"
Mata Ata langsung merem, udah lah turutin aja dari pada di hukum. Eh tapi dia belum merasakan hukuman dari keluarga Mahesa loh. Eh tapi gak mau kali Ata di hukum. Dah lah Ata tidur dulu bye.
____________________________________