Satu pertanyaan yang paling mengusik hati Jessica adalah mengapa Gavin menjadi sedikit berbeda malam itu? Apa gerangan yang terjadi kepadanya? Jessica bertanya-tanya dalam hatinya, apakah dirinya berbuat suatu kesalahan kepada Gavin?
Malam semakin larut, semua pertanyaan yang terlintas dalam pikiran Jessica membuat gadis berkulit putih tersebut merasa pusing. Akhirnya karena terlalu lelah dan mengantuk, ia pun memutuskan melupakan semua kejadian hari itu, dan masuk ke alam mimpi.
Keesokan paginya, bahkan sebelum sang mama membangunan dirinya, Jessisa sudah terlebih dahulu bangun dan membasuh mukanya, lalu duduk bersila di atas tempat tidurnya sembari memegang handphone di tangannya.
Dengan perasaan ragu dan takut, ia pun akhirnya memutuskan untuk mengirim pesan terlebih dahulu kepada Gavin.
‘Semoga Gavin sudah kembali seperti biasa, gue takut banget ya Lord,’ batin Jessica yang sedari tadi hanya memandangi layar ponselnya.
(Isi percakapan antara Gavin dan Jessica)
Jessica : Pagi, Vin. Sudah bangun belum?
(Jessica mengirim pesannya jam tujuh pagi, saat itu balasan dari Gavin belum kunjung ada, akhirnya gadis cantik ini memutuskan untuk berbaring kembali)
Gavin : Pagi juga, Jess. Maaf aku baru balas, tadi aku lari pagi. Kamu lagi apa?
(Gavin membalas pesan Jessica sekitar jam setengah delapan pagi)
Jessica : Oh, gak apa-apa kok Vin. Aku pun lagi berbaring. Hari ini rencana kamu apa?
Gavin : Aku ada banyak tugas terjemahan. Kalau kamu?
Jessica : Hmm, mungkin menulis novel dan tidur, menonton film dan entahlah. Belum ada rencana sama sekali. Oia, Vin maaf untuk yang kemarin malam.
Gavin : Kenapa kamu minta maaf? Yang terjadi tadi malam lupakan saja. Kita harus menatap ke depan. Oke?
Jessica : Makasih yah, Vin. Aku turun dulu ke bawah sepertinya mamaku memanggil, mungkin dia butuh bantuan. Kita lanjut nanti.
Gavin : Oke, bantu mama kamu dulu saja. Aku juga ada perlu.
Jessica : Oke, bye.
(Dan percakapan pagi itu pun selesai. Jessica menaruh handphonenya ke atas tempat tidurnya dan berjalan turun ke lantai satu)
Sementara itu, ternyata Jack pun mengirim pesan ke dalam w******p Jessica. Pagi itu, Jack mengabari Jessica jika dia akan kembali ke Jakarta dan akan segera mengabari sang gadis jika dia telah sampai di rumahnya.
Hanya saja pagi itu pesan dari Jack belum terbaca oleh Jessica. Rupanya sepanjang pagi hingga siang, gadis berhidung mancung tersebut sibuk membantu sang mama menata taman di teras depan rumah.
Siangnya. Setelah Jessica selesai membantu sang mama, dia segera masuk ke dalam kamarnya dan mandi. Selesai mandi, ia bergegas mengambil handphonenya dan memeriksa semua pesan yang masuk ke dalam Whatsappnya.
Pesan pertama yang Jessica buka ialah pesan dari Jack.
(Isi percakapan antara Jack dan Jessica)
Jack : Jess, aku sudah check out dari hotel, dan ini aku dalam perjalanan kembali ke Jakarta. Nanti setelah sampai rumah aku kabari kamu lagi.
(Jack mengirim pesan kepada Jessica jam sepuluh pagi dan Jessica baru membalas pesan dari Jack sekitar jam satu siang)
Jessica : Jack, maaf aku baru balas pesanmu. Sedari pagi aku bantu mama menata taman di depan rumah. Kamu sudah sampai mana? Hati-hati yah. Jangan mengebut.
Jack : Aku lagi di rest area Tol Cipularang. Entah kenapa pagi ini aku bahagia banget, mau tahu gak kenapa?
Jessica : Kenapa? Kasih tahu donk.
Jack : Ada cewe yang perhatian sama aku, rasanya senang banget diperhatiin sama dia, sampai aku senyum-senyum sendiri.
Jessica : Oh, akhirnya ada juga cewe yang merhatiin kamu. Aku khan sudah bilang pasti ada yang menyukai kamu, mungkin kamunya saja yang kurang peka. Apa dia teman kerjamu?
Jack : Bukan, dia bawahan rekan bisnisku di Bandung. Dia manis, kulitnya putih bersih, rambutnya panjang terurai, matanya indah tidak terlalu besar juga tidak terlalu sipit, hidungnya mancung. Jika dia tertawa dia sangat manis dan cantik. Dia sempurna di mataku.
Jessica : Oh, kamu sudah mengajaknya pergi berkencan?
Jack : Sudah, kami makan malam romantis di Cafe.
Jessica : Ayo kejar dia, Jack. Jika kamu suka dapatkan dia.
Jack : Iya, pasti. Aku akan mengejarnya dan mendapatkannya. Pasti aku akan menjadi pria yang paling bahagia.
Jessica : Selamat yah Jack, akhirnya kamu menemukan pasanganmu. Sekarang giliranku untuk mencari pasangan juga.
Jack : Kamu gak mau tahu cewe itu siapa? Kamu gak penasaran?
Jessica : Oh, emang kalau kamu kasih tahu aku, aku bakalan tahu?
Jack : Tentu.
Jessica : Oke, siapa gadis yang beruntung itu mendapatkan dirimu yang baik dan mempesona?
Jack : Saat ini dia sedang berbincang denganku di w******p.
Jessica : Aku masih gak ngerti. Siapa dia?
Jack : Hmm ... kamu, Jess. Aku tertarik padamu.
(Jessica terdiam cukup lama, Jack pun terdiam)
Jack : Jess, kamu gak perlu jawab. Satu hal yang perlu kamu tahu, aku akan mengejarmu dan mendapatkan hatimu. Jadi, siap-siap yah ha ... ha ... ha ...
Jessica : Kamu jahil, Jack. Tapi, umm beri aku waktu untuk mengenalmu dan semoga seiring berjalannya waktu, siapa tahu aku bisa menyukaimu juga. Tetapi, jika ternyata aku tidak dapat menyukaimu, maaf.
Jack : Oke, Jess. Semua itu proses, jangan terlalu dipikirkan. Jalani dan nikmati saja proses itu. Oh ya, aku mau jalan lagi, istirahatku sudah cukup. Bye girl.
Jessica : Oke, hati-hati. Bye.
(Dan percakapan keduanya pun berakhir)
Pesan kedua yang Jessica buka adalah pesan dari Group Rempong
(Isi percakapan dalam Group Rempong)
Owen : Hello, sepi banget sech. Kalian masih hidup khan?
Calista : Ya iyalah hidup, loe kira kita-kita mati apa? Gue rebus juga loe Ow.
Owen : Ai ya ya, galak amat si Marimar. Loe tahu kan gue cuma bercanda. Jangan semua diambil serius donk.
Valerie : Ada apa sech? Makhluk dua ini ribut mulu. Astaga, kalian gak ada kerjaan apa? nulis novel sana biar cepet kelar.
Jessica : Hi, semua. Sorry gue baru on.
Calista : Iyalah pastinya yang semalam habis kencan sama Pak siapa itu namanya?
Jessica : Namanya Jack Christian wkwkwkwwk.
Owen : Cieeeee ... Jack oh Jack, kau telah mengisi hati sahabat kami, tolong cepat nikahi dia sebelum umurnya bertambah tua ha ... ha ... ha ...
Jessica : Kurang ajar loe, Ow. Loe kira gue setua apa? Loe juga sama kali menuju tua.
Valerie : Dah, dah ribut mulu astaga. Gimana kencan loe semalam, Jess? Certain sama kita-kita.
Jessica : Intinya itu gak bisa gue sebut kencan, karena kami gak pacaran. Waktu menunggu makanan datang, dia bilang katanya gue bisa bikin nyaman dia. Dia nyaman berada dekat gue, dan gue berbeda dari cewe-cewe lainnya yang sering dia temui.
Calisra : Uwuuuu, itu tandanya dia mulai tertarik sama loe. Terus loe jawab apa?
Jessica : Gue gak bisa jawab apa-apa. Terus tadi dia wa, dia juga bilang kalau dia tertarik sama gue, dan weekend minggu depan, dia mau datang lagi dan dia minta gue temenin dia lagi.
Owen : Dah fix ini teman kita sebentar lagi melepas masa jomblo uwuuuu ... gue penasaran sama tampangnya, coba minta nomor whatsappnya.
Jessica : Ini gue kirim ke kalian nomor whatsappnya, kalian simpan dan lihat aja sendiri foto profilnya oke.
Valerie : Oke, siap. Segera kirim cepetan! Calon ipar kita nech.
Owen : Uwuuuuu, penasaran gue seganteng apa dia.
Calista : Jess dah kirim tuh nomornya ke wa pribadi kita-kita. Cepetan simpan nomornya.
Jessica : Sudah yah, silahkan kalian nilai sendiri. Gimana? Cakep khan?
Calista : Gile, Jess. Dia cakep, ganteng. Beruntung loe bisa ketemu cowo seperti ini.
Valerie : Lumayan ha .. ha ... ha ... akhirnya Jessica kita punya pacar juga, eh segera menjadi pacar.
Owen : Ya kalo bagi gue, gak mungkin khan sesama cowo gue bilang dia cakep. Tapi secara tampang dia lumayan. Selamat, Jess.
Jessica : Thank you semuanya. Doain aja kalo memang jodohnya khan gak kemana.
Owen, Calista, Valerie : Siap, amin. Semoga loe bisa jadian dan langgeng sama dia.
Jessica : Mudah-mudahan. Oia, gue off dulu oke. Bye semuanya.
Owen, Calista, Valerie : Bye.
(Dan percakapan mereka pun berakhir)
Siang itu, beberapa pesan masuk ke dalam w******p Jessica, tetapi ia hanya membaca sebagian, sebagian lainnya ia baca sekilas saja. Lalu, ia meletakkan handphonenya ke atas nakas dan membaringkan diri ke atas bantal empuknya.
Sambil menatap langit-langit kamarnya yang berhias hiasan glow in the dark (menyala dalam gelap) berbentuk bulan dan bintang, Jessica pun mulai tersenyum kecil dan wajahnya mulai merona merah.
Lalu, dia menutup wajah menggunakan kedua tangannya sambil tertawa terkekeh. Kemudian, dia berteriak kegirangan “Yeayyyyyy”. Akhirnya setelah lima tahun lamanya menjomblo, ia pun bisa merasakan kembali rasanya dekat dengan seorang pria.
Selama lima tahun ini, Jessica sudah lupa yang namanya pernyataan sayang dari seorang pria. Dan hari ini adalah hari bersejarah baginya, karena Jack menyatakan ketertarikan awal padanya.
Karena terlalu bahagia, ia pun bergerak-gerak kegirangan di atas tempat tidurnya. Sampai akhirnya, ia merasa kelelahan dan tertidur dengan rona muka bahagia.
Sorenya, Jessica dibangunkan oleh suara pesan masuk ke dalam whatsappnya, handphonenya terus berbunyi, sehingga ia terpaksa membuka mata dan meraih handphone yang terletak di atas nakas.
Dalam keadaan masih setengah sadar, Jessica membuka pesan Whatsappnya dan ternyata masuklah dua pesan yaitu dari Jack dan Gavin. Ia langsung membuka matanya lebar-lebar dan bergegas bangkit dari tidurnya, kemudian duduk bersila di atas tempat tidurnya.
Pesan pertama yang Jessica buka adalah pesan dari Jack.
(Isi percakapan Jack dan Jessica)
Jack : Jess, aku sudah sampai di rumah. Kamu lagi apa?
Jessica : Syukurlah kamu sudah sampai dengan selamat. Aku tadi tidur siang, ini baru saja bangun. Kamu sendiri lagi apa?
Jack : Lagi kangen sama kamu.
Jessica : Oh, umm. Sudah makan?
Jack : Kalau aku bilang belum makan, apa kamu mau masakin buat aku?
Jessica : Mau, kenapa gak?
Jack : Oke, weekend ini aku ke Bandung lagi, kita belanja ke supermarket dan kamu masakkin buat aku spesial. Oke?
Jessica : Oke, makanan apa yang kamu suka ?
Jack : Aku makan apapun yang kamu masakin kok. Aku mandi dulu yah, setelah itu aku mau langsung beristirahat. Bye girl.
Jessica : Oke, Jack. Bye and good night.
(Dan percakapan pun berakhir)
Kemudian, pesan kedua yang Jessica buka adalah pesan dari Gavin.
(Isi percakapan antara Gavin dengan Jessica)
Gavin : Jess.
Jessica : Ya, Vin. Ada apa?
Gavin : Jess, aku ...