Langit pagi ini turun hujan, walaupun rintik hawa dinginnya tetap menusuk hingga ketulang. Namun, sama sekali tak dapat membuat diriku beranjak dari balkon kamar. Memandangi rintik-rintik hujan yang turun dan sesekali bermain dengan rintik-rintik hujan tersebut. "Apakah keputusan yang aku ambil ini sudah benar?" gumamku seolah bertanya kepada rintik hujan. Pandangan mataku menerawang jauh, kembali teringat percakapannya dengan calon suamiku yang bernama jadul itu. Aku dan Pak Aji duduk berdua di depan rumahku, memperhatikan langit malam yang saat itu sepi tidak berbintang, menandakan bahwa langit malam sedang tidak cerah. "Apa alasan Bapak meminang saya?" tanyaku dengan pandangan matanya yang tetap lurus ke depan. "Bukankah sejak awal sudah aku katakan bahwa aku tertarik denganmu?" Ia m

