Bab 9: Dipermalukan.

833 Kata
Sepulang sekolah Aira tertidur sebentar, ia terbangun saat mendengar suara Rico memanggil dari balik pintu yang tertutup.  "Aira!" panggil Rico. "Iya yah, sebentar." "Sayang. .ada Jasmine dan Aditya!" "Iya sebentar!" Tak lama kemudian Aira membuka pintu, nampak dua sahabatnya berdiri berjajar bersama Rico di depan pintu. "Wah..kalian cantik juga keren!" seru Aira menatap Jasmine yang menggunakan gaun berwarna biru cerah, sementara Aditya menggunakan kemeja bergaris hitam. Namun detik berikutnya Aira tertawa membuat dua sahabatnya juga Rico mengerutkan dahi menatap Aira. "Kau kenapa sayang?" tanya Rico. "Ada yang salah dengan pakaian kami?" tanya Aditya mempeehatikan pakaian yang ia kenakan lalu beralih menatap Jasmine. Jasmine memajukan bibirnya sambil menggelengkan kepala. "Tidak tahu," kata Jasmine. "Aira, apa aku kurang ganteng?" tanya Aditya tersenyum dengan memainkan kedua alisnya. "Ganteng kok," jawab Aira menghentikan tawanya  . "Aneh," ucap Aditya. "Sudah..sebaiknya kau cepat ganti pakaianmu, nanti kalian terlambat," ucap Rico. "Iya betul Aira, ayo cepat kami tunggu di luar," sela Jasmine  "Iya iaya, sabar dong.." jawab Aira. "Tapi kalian jangan pulang larut malam ya," timpal Rico. "Iya yah," jawab Aira. "Ya sudah, kami tunggu di luar, " Aditya dan yang lain beranjak pergi meninggalkan kamar Aira. sementara Aira sendiri masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian. Tak lama kemudian Aira telah selesai, ia menggunakan gaun berwarna coklat. "Aku udah selesai!" Jasmine dan yang lain menoleh menatap Aira, "Aira kau cantik sekali!!" seru Aditya.  "Putri ayah ternyata cantik juga," ucap Rico. Ia berjalan menghampiri Aira. "Terima kasih yah," kata Aira. "Aditya, kau jaga Aira dan Jasmine," ucap Rico. "Siap ayah!" seru Aditya. Rico tertawa kecil melihat kelakuan Aditya, "ingat pesan ayah, jangan pulang larut malam."  "Baik yah..Aira pamit dulu yah." Aira mencium pipi Rico. Di susul Aditya dan Jasmine menyalami Rico. Kemudian mereka melangkahkan kaki keluar rumah. Rico menatap kepergian mereka hingga hilang dari pandangan. "Layla..putrimu sudah mulai dewasa," gumam Rico. *** Sesampainya di halaman rumah Gery, mereka keluar dari pintu mobil menatap rumah megah milik Gery, tanpa mereka sadari dari lantai dua rumah Gery, nampak Bertha dan Rei tengah mempeehatikan Aira. "Kau lihat gadis itu? tanya Bertha. " Iya ma.." jawab Rei. "Mam mau, malam ini kau harus bisa membuat dia malu dan tak berani lagi mengangkat wajahnya, kau paham?" tanya Bertha  "Paham ma..Rei akan melakukan apa saja buat mama," jawab Rei. "Cepat kau turun dan berbaur dengan mereka," Bertha tersenyum sinis menatap ke bawah. Rei hanya diam, ia tidak mampu menolak keinginan mama nya, jika tidak Bertha akan marah. "Rei ke bawah dulu Ma," ucap Rei. Bertha menganggukkan kepala. Kemudian Rei turun ke lantai bawah. Ia terus memperhatikan Aira dan dua sahabatnya yang baru saja masuk. "Aira!" sapa Gery langsung menggandeng lengan Aira. "Bukk!  Seseorang menyenggol Aira dari belakang dengan sengaja. " May?" ucap Aira menatap jengah May. "Woy! Mak lampir! gak ada kerjaan apa? selain gangguin Aira?!" tanya Aditya geram. "Weee!" May menjulurkan lidah pada Aditya. "Dimana mana preman itu norak, meskipun dandan cantik," bisik May di telinga Aira. Namun Aira hanya diam tak memperdulikan kata kata May. "May, kau jangan berbuat yang tidak baik di sini, atau aku akan mengeluarkanmu dari rumahku,' ancam Gery. " Ra, sebaiknya kita masuk, jangan ladeni si May." Jasmine menarik tangan Aira lalu mereka beranjak pergi nerbaur dengan yang lain. Aira berdiri diantara orang orang yang tengah memperhatikan Gery membuka acara ulang tahun. Tanpa Aira sadari, diam diam Rei menyelinap dan mendorong punggung Aira dengan sangat kencang hingga tubuh Aira terhuyung dan memeluk tubuh seorang pria tambun di depannya. Pria tambun itu berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya supaya tidak jatuh dengan memeluk tubuh Aira lalu kakinya terpeleset hingga Aira pun ikut terjatuh ke kolam yang ada di dalam ruangan itu. "Byurrr! Aira terjatuh bersamaan gelak tawa orang yang ada di ruangan itu. " Apa kau sudah gila!" bentak Aditya menatap pria tambun itu, sementara pria itu sendiri merasa bingung dengan apa yang baru saja terjadi  "Aira! pegang tanganku! seru Aditya jongkok dan mengulurkan tangan. Aira berusaha berenang ketepi dan meraih tangan Aditya, ia menatap semua orang yang mentertawakannya. Kemudian Aditya menarik tangan Aira untuk naik ke atas. " Kau?" ucap Aira menatap Rei yang tengah tertawa kecil. "Ini semua gara gara kau!" Aditya berjalan mendekati Rei hendak memukulnya, tapi dua pria kekar lebih dulu menghadang Aditya dan mencekal tangan Aditya. "Lepaskan dia!" seru seorang pria paruh baya memukul salah satu pria kekar itu hingga terhuyung ke belakang. Perkelahian pun tidak dapat di elakkan lagi. Aira yang sedari tadi diam, akhirnya ikut membantu pria paruh baya itu melawan dua pria kekar. Suasana pesta di rumah Gery berubah menjadi kisruh. "Hentikan! Pekik Gery. Dua pria kekar itu langsung menghentikan perkelahian. " Jangan pernah menyakiti Aira," ucap pria paruh baya itu menatap tajam Rei. Pria paruh baya itu mrmbuka jaket yang ia kenakan, lalu memakaikannya pada Aira, Aira tersenyum tipis menatap heran pada pria paruh baya itu dan membawanya keluar dari kerumunan orang orang. "Om, terima kasih," ucap Aira. Pria paruh baya itu menganggukkan kepala. "Sebaiknya kalian pulang, dan kau.." Pria itu menatap Aditya. "Bawa Aira pulang dan jangan ikut lagi ke pesta itu." Aditya menganggukkan kepala. "Baik om," ucap Aditya. Lalu mereka bergegas pergi meninggalkan pesta ulang tahun Gery. Sementara May dan Samuel menatap bingung pada pria paruh baya yang tak lain adalah Kei, ayah kedua anak itu. "Apa yang dilakukan Papa disini? dan kenapa papa begitu perduli pada Aira? tanya May pada Samuel. Samuel hanya menggelengkan kepala. " Aku tidak tahu."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN