bc

sweet dream | on going

book_age18+
2
IKUTI
1K
BACA
dark
scary
city
like
intro-logo
Uraian

"Semua ini terjadi begitu cepat, layaknya kilat yang menyambar. Bagaimana aku bisa mengingat semuanya dengan jelas sedangkan saat aku berusaha melupakannya mereka makin liar mengelilingi pikiranku?" Pada akhirnya aku menemukan satu-satunya cara untuk mengerti semua pola rumit itu, yakni dengan menulisnya.

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 01 – ᴛʜᴇ ᴠɪᴄᴛɪᴍ
Jari lentiknya tak mau diam, sedari tadi bergerak sebagai respon tubuh kala perempuan itu merasa gelisah. Walau sedang dalam kegiatan belajar, dia tak mampu berkonsentrasi. Sinar mentari pagi itu pun seakan kurang cukup untuk menghangatkan jiwanya yang terselimuti suasana dingin mencekam. "Soraya? Ada masalah?" tanya wanita berkacamata itu sembari menepuk bahu siswinya dari belakang. THUMP Bukannya merasa tenang karena pada akhirnya ada seseorang yang sadar akan tingkah lakunya, Soraya Whitney meremang ketakutan setelah tanpa sengaja melihat tatapan orang-orang di sekitarnya. Seakan tengah diintimidasi dalam diam. "Saya ... baik-baik saja Mrs. Zoe," balas Soraya pelan sembari menundukkan kepala. Karena siswinya sudah menjawab demikian, Mrs. Zoe kembali duduk lalu menyuruh Soraya untuk menjelaskan ulang materi yang baru saja mereka pelajari secara singkat dan jelas. Pada dasarnya Soraya merupakan siswi yang gampang mencerna setiap materi baru, ini bukan perkara sulit untuk dilaksanakan. Berbekal buku catatan, dengan cukup lantang dia menjelaskan materi tersebut. "Elemen komputer dibagi menjadi tiga bagian yaitu hardware, software dan brainware. Hardware merupakan peralatan komputer yang terlihat secara fisik dan dapat dipegang. Software merupakan program yang berisi intruksi untuk melakukan pengolahan data. Sedangkan brainware merupakan orang yang mengoperasikan dan mengendalikan sistem komputer," jelas Soraya, menunggu komentar dari Mrs. Zoe. "Bagus. Penyampaian yang lebih sederhana tanpa mengurangi poin penting dan mudah dipahami," puji Mrs. Zoe sembari membenarkan posisi kacamatanya. "Terima kasih," balas Soraya tersenyum senang, tanpa dia sadari ada seseorang yang melempar tatapan tak suka kepadanya. "Untuk mengakhiri pembelajaran pada siang hari ini, buka buku paket kalian halaman sembilan puluh lima lalu kerjakan soal uraian. Ketua kelas tolong kumpulkan tugasnya di meja saya ya? Batas waktu sampai jam makan siang berakhir," jelas Mrs. Zoe sembari membereskan beberapa buku tebal di mejanya. "Baik Mrs. Zoe!" balas mereka serentak. CLANG Dentang lonceng utama menggema di seluruh penjuru gedung sekolah. Para siswa dan siswi berhamburan keluar kelas untuk memanjakan perut mereka dengan makanan lezat di kantin, kecuali Soraya. Merasa memiliki tanggungjawab, dia memilih tetap di kelas beberapa menit lagi untuk menyempurnakan catatan dan menyelesaikan tugas tadi, tentu saja. Karena suasana sangat kondusif –tenang dan sunyi– Soraya lebih mudah berkonsentrasi pada pekerjaannya. RUSTLE Seulas senyuman terukir samar di bibirnya setelah berhasil menyelesaikan tugas tersebut. Sebelum mengumpulkannya di meja Mrs. Zoe, Soraya berniat untuk mengisi tenaga terlebih dahulu. Seperti hari-hari sebelumnya, Soraya selalu membawa bekal. Selain menghemat, Soraya ingat betul saat dirinya sakit setelah mengonsumsi makanan di kantin sekolahnya dulu dan itu cukup membuatnya lebih pemilih soal makanan. "Selamat makan," ucap Soraya ceria sembari menempelkan kedua telapak tangannya sejajar. Saat hendak menikmati makan siang dengan tenang, sayup-sayup dia mendengar suara gaduh yang berasal dari lorong kelas. Tahu persis apa yang akan terjadi, segera Soraya membereskan bekalnya dan menyembunyikan di dalam laci meja. Dari ambang pintu kelas, muncul salah satu perwujudan nyata mimpi buruk di sekolah, datang bersama teman-temannya mengepung bangku Soraya. Dengan anggun sosok itu menyuruh kaki tangan kepercayaannya untuk merampas bekal yang sudah sempat Soraya sembunyikan. Salah satu idola sekolah, sosok mimpi buruk itu bernama Grace de Vaux yang merupakan putri tunggal Nicholas de Vaux, sang kepala sekolah. "Bukankah teman harus saling berbagi?" tanya orang kepercayaan Grace sembari mengecek isi bekal yang berhasil dia rampas. Terkenal sebagai Trouble Maker, dia bernama Aryn Viola. "Jangan! Tolong kembalikan," balas Soraya memohon. "Makanan pecundang ini selalu enak ya? Kenapa tidak kau rekrut saja menjadi pelayan pribadimu? Hahaha ...." celetuk Aryn setelah mencicipi bekal tersebut. Karena sedang tidak ingin basa basi, Grace menyuruh teman yang lain untuk mengambil buku Soraya di dalam laci. "Mau kalian apakan buku itu?" tanya Soraya panik mengetahui bukunya telah berpindah tangan. Bukannya dikembalikan, Grace justru menggiring buku tersebut ke teman-temannya secara bergantian. Dan saat buku tersebut kembali ke tangan Grace, Soraya memohon dengan sangat agar perempuan itu mau mengembalikannya secara damai. Namun tetap saja, Jika Grace sudah berkehendak tak ada yang mampu melawannya. RRRRIP Dengan mudah Grace merobek buku tersebut menjadi potongan kecil-kecil yang mustahil diperbaiki. Ekspresi dingin itu berangsur-angsur sumringah melihat Soraya tak berdaya di bawah kendalinya. "Tetaplah hidup karena aku belum bosan melihatmu menderita," bisik Grace tepat di telinga Soraya sebelum melenggang pergi bersama teman-temannya. Tak selang lama para siswa lain kembali ke dalam kelas, menyaksikan secara langsung betapa menyedihkannya Soraya yang selalu ditindas oleh idola mereka. Karena tidak bisa berbuat banyak, Soraya segera memunguti sobekan-sobekan itu dengan semua bisikan teman-teman sekelas yang terdengar jelas di telinganya. Jika bisa melawan, Soraya akan menjelaskan betapa letihnya kala harus menghadapi perundungan yang Grace dan teman-temannya lakukan setiap hari tanpa tahu kapan akan berakhir. Tidak tahan dengan semua tekanan itu, Soraya yang berlinang air mata bergegas pergi meninggalkan kelas. Berjalan tergesa-gesa menuju roof top yang menjadi tempat kesukaannya untuk menyendiri dan merenungkan semua hal buruk yang menimpa dirinya. Dari lubuk hatinya yang terdalam, dia bertanya, "Kenapa?" "Kenapa hanya aku yang mereka permainkan?" SHIVER Suara rintihan samar terdengar, terbang menjauh terbawa oleh angin. Soraya memeluk jiwanya yang kesepian dengan rasa kasihan, berharap rasa lelahnya terlupakan sejenak sebelum kembali menghadapi kenyataan jika dirinya hanya manusia rapuh yang mudah ditindas. WHOOOSH Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Dengan wajah yang masih sembab Soraya beranjak, mengusap air matanya kala mendengar peringatan waktu makan siang akan berakhir. Beberapa kali dia menarik dan menghembuskan napas, bersikap senormal mungkin seolah-olah tak terjadi apa-apa. Satu per satu anak tangga dia lewati, menuntunnya pada lorong di mana kelasnya berada. Sembari menunduk menyembunyikan wajahnya, Soraya berjalan tergesa-gesa melewati keramaian di sana. CLAP "Aku mencarimu," ujar seseorang yang sukses mengagetkan Soraya. Karena sedang tidak ingin berurusan dengan siapapun, perempuan itu hanya diam walau sebenarnya dia kenal betul siapa pemilik suara menenangkan di belakangnya. "Raya?" Tangan besar itu memutar tubuh Soraya, memberi mereka kesempatan untuk bertukar pandang dalam waktu sepersekian detik. Sorot mata meneduhkan itu hampir membuatnya lengah. Melihat mata sayunya sembab, spontan laki-laki itu menyeka sisa air mata yang membasahi sudut mata Soraya dengan lembut. Andai mereka tidak sedang di tempat ramai, mungkin dia sudah mendekap tubuh Soraya yang hanya sebatas dαdα bidangnya dengan erat. WAFT Dengan berat laki-laki itu menghembuskan napas, memandangi sosok rapuh di depannya yang terluka tanpa sepengetahuannya. Merupakan senior yang sempat membimbingnya waktu masa orientasi berlangsung, dia bernama Iky Miller. "Aku selalu ada untukmu," ujar Iky menenangkan sembari mengusap lembut rambut hitam perempuan itu. Tak ingin membuat Iky merasa terbebani –untuk kesekian kalinya– Soraya menepis tangan laki-laki itu lalu berlari sekencang mungkin menuju kelas. Melihat Soraya yang pergi meninggalkannya, seketika ekspresi Iky berubah menjadi dingin, menatap tajam punggung Soraya yang semakin menjauh dari pandangannya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Troublemaker Secret Agent

read
58.9K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.0K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.6K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

Desahan Sang Biduan

read
53.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook