bc

Pria Seribu Topeng: DetecThief

book_age18+
194
IKUTI
1K
BACA
billionaire
murder
twisted
bxg
serious
mystery
genius
male lead
like
intro-logo
Uraian

Dalam sebuah penyamaran, seorang bermata biru mencari kebenaran di balik kematian ibunya. Kemudian dia bertemu seorang wanita yang menjadi rival sekaligus cinta pertamanya.

Apakah wanita tersebut memiliki kaitan dengan kematian ibunya?

Sequel dari Di Balik Topeng Pria Miskin

chap-preview
Pratinjau gratis
PROLOG
Sebuah kampus di New York, 1 Agustus 20XX “Dasar si cupu!” “Pria cupu, enyahlah!” “Jangan dekat-dekat dengan pria cupu!” Berbagai ejekan terlontar pada seorang mahasiswa berkacamata. Dia terlihat menunduk untuk menghindari tatapan kawannya. Tangannya cekatan mengambil beberapa lembar tugas yang disimpan di atas meja setiap mahasiswa lainnya. “Hei, pesuruh! Bawa juga punyaku! Jangan kaulewati begitu saja!” teriak seorang mahasiswa dengan penampilan gaul yang duduk di bangku paling belakang. “Ah, iya, maaf!” Mahasiswa berkacamata itu berbalik dan memutuskan untuk mengambil kertas yang tertinggal. Ia berjalan sambil menunduk, namun tanpa ia sadari sebuah kaki menjegal langkahnya. “Aduh!” Dia tersungkur dan membuat kertas di tangannya berhamburan. “Ahahah!” “Hahah! Wuu!” Ejekan demi ejekan terdengar. Dia menjadi bahan tertawaan di kampusnya, namun satu kali saja pria itu tak pernah membalas. “Hei! Kenapa kalian bertindak demikian pada orang yang sudah membantu kita?” teriak seorang gadis dengan lantang. “Raden, kau tidak apa-apa?” Gadis itu dengan segera membantu mengumpulkan kertas yang berserakan. “Aku tidak apa-apa, Put. Terima kasih sudah membantu!” Raden menolak bantuan Putri. Hal itu membuat gadis tersebut menjadi semakin kesal. Para mahasiswa lain langsung bubar saat mengetahui jika Putri membantu Raden. Bagaimanapun juga, Putri adalah anak donatur yang banyak menyumbang untuk kampus mereka. Keluarganya juga memiliki banyak koneksi terhadap politisi yang menjadi petinggi di Amerika. Namun meski begitu, Putri tidak masuk universitas karena privilege. Dia mengandalkan segenap kemampuan yang ia miliki berkat otak cerdasnya. Itu sebabnya, banyak mahasiswa yang segan pada mahasiswi tersebut. Tak ada yang berani-berani macam-macam padanya. “Aku semakin ke sini semakin sebal dengan tingkahmu yang sok pahlawan! Bisa kausingkirkan wajahmu dari hadapan kami?” Seorang gadis berkulit gelap dengan rambut ikal yang panjang berjalan mendekati Putri dan mendorong gadis itu menggunakan telunjuknya. “Aku bukan ingin menjadi pahlawan. Tingkah kalian memang keterlaluan.” Putri memegang telunjuk yang hampir mendorong bahunya. “Sebaiknya kamu yang menyingkir dari jalan kami!” Putri pun membuat gadis tersebut minggir, lalu ia menggandeng Raden dan menyeret pria tersebut untuk keluar dari kelas setelah membereskan kertas-kertasnya. “Sudahlah, jangan hiraukan mereka! Mereka itu pasangan yang cocok! Bahkan di negara asal mereka, arti dari nama keduanya adalah Prince dan Princess, Raden dan Putri. Mereka cocok! Jangan-jangan mereka berjodoh!” Ejekan pun kali ini dilontarkan untuk keduanya. Sementara itu, sepasang mahasiswa dan mahasiswi itu tak peduli dengan apa yang ia dengar. Putri segera membantu menyerahkan tumpukkan tugas tersebut ke ruang dosen, lalu setelah itu ia menyeret Raden ke sebuah gudang tempat menyimpan peralatan kebersihan. “Kakak! Apa yang kakak lakukan?” Putri membentak pada Raden. Kali ini, pria berkacamata itu melepas benda yang membuatnya terlihat cupu tersebut. Dengan santai, dia mengelap lensa kacamatanya menggunakan ujung kemeja. “Kau tak perlu hiraukan aku. Tugasmu hanya menyelesaikan kuliah dengan baik dan pura-pura tak kenal denganku,” jawab Raden dengan santai. “Lalu aku melihat kakakku sendiri dirisak oleh orang lain?” tanya Putri yang semakin tak terima. “Yang penting bukan kamu. Itulah tujuanku mengirim kamu ke New York agar menjadi anak angkat paman. Dengan menjadi anak paman, kau akan disegani di kota ini.” Raden melipat kedua tangan di depan dadanya. “Aku tak butuh semua itu. Aku bahkan selalu takut ketika mereka menghina dan membuatmu jadi pembantu mereka.” Gadis itu mulai berkaca-kaca. “Dengar dan lihat aku! Aku tahu kamu menyayangiku, sama seperti aku yang menyayangimu. Terima kasih sudah memedulikan kakakmu, tapi ini adalah bagian dari rencanaku. Percayalah dan tak perlu khawatir lagi!” Raden langsung mengusap air mata yang mengalir di pipi adiknya. Namun Putri menepis tangan sang kakak dan langsung keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Raden yang masih berada di sana. Raden pun kembali mengenakan kacamatanya dan ia kembali ke kelas. “Aku harap kamu tidak membocorkan apa pun tentang aku,” bisiknya sambil berjalan cepat untuk menyamakan langkah dengan Putri. Setelah berkata demikian, ia pun kembali memberi jarak untuk berjalan di belakang sang adik. “Si cupu dan putrinya telah kembali!” Mereka kembali menjadi bahan ejekan saat berada di kelas. Namun sayang, lelucon mereka harus berhenti saat seorang dosen datang dan memulai kuliah mereka. * Setelah kuliah usai, mereka semua pun bubar. Namun ada beberapa mahasiswa yang merumpi di kelas tersebut. “Kautahu? Orang tuaku mendapatkan undangan eksklusif untuk hadir dalam acara pelelangan yang akan diadakan di Menara Empire!” “Aku mendengarnya! Ibuku juga akan menghadirinya bersama ayahku. Aku berharap mereka pulang membawa cincin berlian hitam untukku.” “Cincin berlian hitam? Apa maksudmu?” “Ya, aku mendengarnya. Salah satu barang mewah yang akan dijual dalam pelelangan itu adalah cincin berlian hitam yang terbuat dari pecahan batu berlian. Di mana batu berlian itu pernah menjadi penyelamat dunia ini karena telah melindungi dan menyimpan peta digital yang menunjukkan seluruh lokasi kejahatan milik petinggi di dunia ini.” “Aku baru tahu ada benda seperti itu!” “Aku ini adalah pemburu berlian, maka dari itu aku sangat paham dengan ceritanya!” Wanita itu menunjukkan sebuah cincin yang tersemat di jarinya. Benar saja, cincin tersebut memiliki sebuah berlian yang menjadi pusatnya. Raden dan Putri duduk berjauhan dalam kelas tersebut. Mereka berdua kembali tak saling sapa seperti sebelumnya. Kawan-kawan mahasiswa lainnya sedang menjauhi Putri karena telah membela si cupu, namun sepertinya gadis itu tak peduli. Begitu pula dengan apa pun yang sedang diperbincangkan bersama kawan-kawannya. Dia keluar dari kelas begitu saja tanpa menyapa atau pun mengajak mahasiswi lain seperti biasanya. Berbeda dengan Putri, Raden justru memasang telinga lebar-lebar untuk mendengar pembicaraan mereka. Dia berpura-pura masih mengerjakan tugas dan tak berniat untuk pergi demi mendengar kelanjutan obrolan tersebut. “Lalu, seperti apa berlian hitam ini? Apakah harganya akan sangat mahal?” Pria cupu itu kembali melebarkan telinga untuk mendengar hal lain tentang pelelangan. “Ya, aku dengar-dengar dari gosip yang beredar, cincin itu akan dilelang dengan harga pembukaan senilai 20 juta dolar!” “Waaaw! Itu sangat fantastis! Kenapa bisa semahal itu!” “Sejarah! Benda itu memiliki sejarah. Kabarnya, seorang konglomerat dari Asia Tenggara merupakan pemilik asli dari benda tersebut sebelum mereka menghilang. Berdasarkan cerita yang beredar, ada pencuri yang menjual pecahan berlian tersebut secara tersebar saat sang pemilik mati terbunuh. Lalu setelah itu, kolektor negara kita mengumpulkan semua berlian yang tersebar itu dan akhirnya dibuat sebuah cincin untuk dijual kembali.” “Itu bukan hanya sejarah, melainkan kisah yang cukup mengerikan. Apa pemilik asli berlian itu dibunuh oleh pencuri yang hendak mengambil berlian?” “Sepertinya tidak seperti itu! Aku kurang tahu, kalau kalian penasaran, datang saja ke Menara Empire. Semua anak pejabat pasti bisa datang ke sana! Tapi aku memilih tidak. Aku ingin menari di lantai dansa setiap malam daripada menghadiri pertemuan tak penting itu. Yang penting orang tuaku pulang dan membawakannya untukku.” “Ahahahahaha!” Tawa-tawa nyaring terdengar. Raden masih diam memikirkan tentang berlian tersebut. Hingga salah satu dari mereka pun menjerit. “Aaaaa!” “Ada apa?” tanya yang lainnya penasaran. “Nona Alexandra Happines Sirius juga akan datang ke pelelangan ini! Bagaimana ini, dia adalah tokoh pebisnis yang sangat aku sukai. Dia merupakan tokoh perempuan yang begitu menginspirasi, pengikut sosial medianya bahkan sampai sepuluh juta kalian tahu!” “Kalau begitu, kita harus datang!” “Tunggu! Si cupu dari tadi mendengarkan kita!” Raden yang ketahuan berusaha menyembunyikan wajahnya. “Dia berusaha menguping.” Kelima gadis itu pun menghampiri Raden yang masih menunduk dan berpura-pura tak tahu. Ia tak menyangka jika dirinya akan tertangkap basah seperti ini. “Hei! Kau mau datang ke pelelangan juga?” ejek salah satu dari mereka. “Sepertinya dia ingin merasakan masuk ke gedung pencakar langit.” “Atau mendambakan untuk bertemu dengan nona Alexandra?” Mereka semua tertawa menjadikan Raden sebagai bahan ejekan. “Ah, kau sangat menggemaskan!” “Suruh siapa kau menjadi mahasiswa minoritas yang miskin!” “Aku benci sekali melihat pengemis beasiswa sepertimu berada di sekitar kita.” “Oh. Iya! Seandainya kalian tahu, aku pernah melihatnya sedang berada di kafe dan menjadi pelayan. Sepertinya ia butuh uang untuk makan dan bernapas!” “Haha! Kenapa tidak kau hirup karbon dioksida saja. Itu lebih hemat!” Ejekan mereka semakin menjadi. Namun Raden benar-benar diam tak menggubris. “Hei, gadis! Apa kalian sedang bersenang-senang tanpa mengajakku?” Seorang pria menarik kacamata milik Raden. Pria cupu itu meraba-raba sekitarnya sambil meminta tolong. “Jangan ambil kacamataku! Aku tak bisa melihat dengan jelas tanpa benda itu!” Tangannya ia putar ke sana kemari untuk mencari keberadaan orang yang membawa kacamata miliknya. “Ada di sini! Tangkap!” Pria itu melempar kacamata milik Raden pada teman wanita yang lain. Raden tertipu dan mengikuti suara pemuda tersebut. “Hei kau apa-apaan ini sambil meraba-raba tubuhku?” Pria tersebut mengeluh sambil tertawa mengejek. “Kembalikan kacamataku!” sentak Raden dengan suara agak keras. “Aw! Kalian, tolong aku! Pria cukup ini cukup kotor ingin memperkosaku!” teriak pemuda itu dengan nada menjijikkan dan ekspresi mengejek. “Wah! Pria cupu ini cukup pemberani!” “Kita abadikan momen gila ini!” Beberapa di antara mereka mengambil rekaman video kejadian ini. Ponsel terarah pada mereka berdua dengan adegan mahasiswa cupu yang terlihat kesulitan melihat sambil mencari sesuatu di tubuh pria lainnya yang sedang tertawa cekikikan karena merasa berhasil mengerjai si cupu. “Boleh aku permisi!” Seorang gadis lagi-lagi menginterupsi kesenangan mereka. “Bisakah kau langsung pulang saja tanpa harus melakukan seperti ini dulu!” Putri kembali lagi dan langsung mengambil kacamata milik Raden yang sedang dipegang oleh salah seorang mahasiswi. “Wow! Sesama Asia memang selalu tolong menolong!” ejek mahasiswa lainnya. “Berhenti menjadi makhluk rasialis yang selalu mengatai tempat asal kami!” Putri langsung menarik Raden agar keluar dari perkumpulan itu. Hari ini, sudah dua kali ia menolong sang kakak yang sedang menyamar. Karena lama kelamaan ia sendiri merasa tak tega melihat adegan merisak yang dilakukan kawan-kawannya. Setelah mereka berdua pergi, keduanya pun langsung menjadi perbincangan. “Untung saja dia anak orang berada. Jika tidak, mungkin gadis itu sudah bernasib yang lebih buruk dari Raden.” Sementara itu, Raden menghempaskan tangan adiknya setelah mereka berada di parkiran. “Kenapa kau kembali? Kau merasa iba lagi?” “Bukan! Aku hanya tak tahan melihat kau masuk ke salah satu siaran langsung milik anak-anak kampus! Kau menjadi bahan tontonan dari anak seluruh kampus, Kak!” Putri tak peduli dan langsung masuk ke dalam mobilnya. “Put! Aku minta maaf, tapi ... bisakah kau tak perlu peduli padaku?” pinta Raden yang berdiri di samping jendela mobil milik Putri. “Ini!” Putri memberikan sebuah undangan berwarna kuning keemasan. “Apa ini?” “Kau ingin datang ke pelelangan itu, kan? Maka dari itu kau mencari informasi?” tukas Putri menebak. “Ini adalah undangan untuk masuk ke acara tersebut di menara Empire.” Raden hanya memandang pada undangan tersebut tanpa mengambilnya. “Ambil saja! Aku yang tak akan datang.” Putri menyodorkan undangan miliknya. Raden pun tersenyum sambil menjauhkan tangan Putri darinya. Sebelah tangannya lagi memegang ponsel miliknya dan mencari sesuatu. Kemudian ia pun menyodorkan sebuah kode bar ke depan wajah Putri. “Apa ini?” “Undangan yang serupa denganmu! Tak perlu khawatirkan aku! Aku akan masuk ke dalam dengan caraku!”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Marriage Aggreement

read
81.3K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
625.6K
bc

Scandal Para Ipar

read
694.6K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.4K
bc

PLAYDATE

read
118.8K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
861.2K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook