PROLOG
Ayahku, Narius Dalcom, rela mengorbankan anaknya untuk menikah dengan Duke Leon Winterson, pemimpin pasukan kerajaan yang terkenal angkuh dan sombong. Dia percaya bahwa Duke Winterson nantinya bisa menjadi Raja di Barbaria dengan menumbangkan Putra Mahkota. Mereka berniat untuk menjatuhkan keluarga kerajaan.
Virenzia Dalcom, orang yang dijodohkan secara paksa, itulah aku, satu-satunya putri di keluarga Dalcom. Keluargaku terkenal akan keahlian berkudanya. Sejak kecil aku dididik seperti seorang prajurit, jadi aku tak biasa menolak permintaan ayahku dan harus mengikuti perjodohan yang sudah dirancang itu.
Sampai akhirnya aku menikah dengan pria berhati dingin itu dan menjadi Duchess Winterson. Aku menjadi seorang istri yang hampir tak dihiraukan oleh semua orang di rumahnya sendiri. Bahkan suamiku tidak mengijinkanku untuk keluar sedetik pun dari kediamannya. Aku adalah nyonya rumah yang berperan sebagai pajangan.
Duke Winterson memang terkenal sangat misterius, dia suka memandang rendah orang, termasuk aku, istrinya. Pernikahan kami memang tidak lebih dari pernikahan politik, tapi hidupku mulai memiliki warna saat bertemu dengan Pangeran Alpha De Barbaria, Sang Putra Mahkota.
Aku jatuh hati padanya karena dia begitu perhatian dan baik hati. Aku bertekad menolongnya dari rencana jahat suami dan ayahku sendiri, tapi saat aku bersiap pergi meninggalkan kediaman Winterson, Duke menangkapku dan menyodorkan segelas minuman padaku. Aku tahu dia meletakkan sesuatu pada minuman itu. Sebuah racun. Ya, dia tidak segan-segan membunuhku. Tangisan terakhirku di depannya tak berarti apa-apa.
"Aku tidak menyesal melakukannya..."
Aku bahkan tidak meminta maaf atas semua kesalahanku. Tanpa ragu aku meminum racun yang diberikannya dan tak lama setelahnya aku langsung terkulai tak berdaya.
Kau pasti menyesal nantinya.
Aku masih ingat kata-kata terakhir yang kudengar dari mulut penjahat itu.
"Nona! Nona sudah sadar?!"
Tiba-tiba aku terbangun di atas tempat tidur yang sudah tidak asing lagi dalam keadaan linglung. Seluruh badanku terasa sakit bahkan hampir kaku tak bisa digerakkan. Kepalaku seakan berputar tak ada hentinya. Aku menjerit sejadi-jadinya, lalu beberapa pelayan lain masuk ke kamarku dengan wajah kaget.
"Saya akan memberitahu Marquess." Seorang pelayan tampak senang dan bergegas keluar.
"Apa yang terjadi?"
"Sudah hampir satu minggu Anda tidak sadarkan diri, Nona." Pelayan berambut coklat mendekatiku. Dia adalah Milli, pengasuhku sejak ibuku tiada.
"Seminggu?" Gumamku.
Aku memegangi leherku, apa yang terjadi padaku? Aku ingat betul bagaimana aku meneguk racun yang diberikan Duke Winterson. Para pelayan itu lalu mulai berbisik, tapi jelas terdengar olehku bahwa mereka mengkhawatirkan keadaanku. Aku benar-benar di kamarku? Aku baru sadar ranjang ini, bunga lily dan meja riasku yang penuh akan parfum kesukaanku. Kapan aku kembali ke rumahku?
"Nona, Anda baik-baik saja, kan?" Aku masih terdiam dan hanya menggeleng.
"Jangan khawatir, Nona, pertunangan Anda ditunda sampai keadaan Nona pulih kembali."
"Pertunangan?"
Apa tadi hanya mimpi? Atau aku kembali saat sebelum menikah dengan Duke Winterson??