bc

Suami Untuk Amanda (END)

book_age18+
30.5K
IKUTI
129.9K
BACA
sex
family
CEO
single mother
heir/heiress
sweet
humorous
office/work place
assistant
like
intro-logo
Uraian

Hai Readers... Jangan ngintip tapi gak masukin pustaka ya...Sedih akutuh cuma ngintip doang... Dan cerita kali ini meski chapterx banyak, tenang...nggak panjang- panjang kok... 2 kali slide juga abis. Jangan bosen bacanya yaaaa...

Amanda, wanita 26 tahun dengan dua orang anak yang bekerja sebagai sekertaris di sebuah perusahaan ternama. Wajah cantik dan statusnya membuat beberapa orang nampak mencoba mendekatinya dengan berbagai niat. Amanda tidak pernah berharap banyak untuk kehidupannya sejak perceraiannya beberapa tahun silam. Ia tidak lagi percaya cinta bahkan tidak pernah bermimpi akan ada orang yang tulus mencintainya dengan status dan juga dua orang anaknya.

Satya, CEO muda berumur 29 tahun yang selalu di kelilingi wanita akhirnya tidak luput dari pesona Amanda yang selalu nampak tidak tertarik dengannya.

Apakah seorang ibu dengan dua anak masih berhak mendapatkan cinta baru dan kebahagiaan?

chap-preview
Pratinjau gratis
New Boss
Amanda sedang sibuk menata ruang kerja yang akan ditempati oleh atasan barunya. Atasan lamanya, Sandy Suryatmaja, memutuskan untuk pensiun lebih cepat dan mengalihkan seluruh perusahaan miliknya di bawah tanggung jawab sang putra, Aryasatya Emir Suryatmaja dan memutuskan untuk berlibur panjang bersama sang istri tercinta Sofia, ke seluruh penjuru dunia. Beberapa hari sebelumnya, Sandy telah menggambarkan dan menceritakan tentang sifat dan kebiasaan putra yang akan menjadi penggantinya kepada Amanda yang telah setahun lebih bekerja sebagai sekertarisnya. Sandy sangat menyukai cara kerja Amanda dan bahkan dekat dengan istrinya. Dan kini Amanda paham jika sang atasan adalah orang yang sangat perfeksionis, cerdas, tegas dan tentu saja seorang dengan banyak teman wanita. " Semoga aja dia suka sama ruangannya" ucap Amanda yang baru saja meletakkan sebuah vas bunga di atas meja ruang tamu atasannya tersebut. Ponsel Amanda bergetar dan melihat jika asisten pribadi atasan barunya telah mengirimkan pesan dan mengatakan jika mereka sudah berada di lobby perusahaan. Amanda lalu dengan sigap merapikan ruangan tersebut juga pakaiannya sendiri. Dress lengan panjang di bawah lutut berwarna mocca dengan aksen plisket pada bagian bawahannya serta ikat pinggang kecil yang mempermanis tampilannya dengan sepatu hak tinggi yang juga berwarna yang sama. Cantik, anggun dan sederhana. Itulah yang bisa menggambarkan sosok Amanda sehari-hari. Ia kembali mengecek ruangan istirahat pribadi yang berada di balik salah satu dinding di dalam ruangan itu dan merasa cukup puas setelah ia rapikan dan menambahkan beberapa barang penting lainnya. Amanda lalu keluar dari ruangan tersebut dan berdiri di sisi meja kerjanya yang berada tepat di depan ruang kerja atasannya sambil menunggu pintu lift atasannya terbuka. TING Sosok pria dengan tubuh tinggi atletis dengan rahang tegas sempurna itu kini berjalan keluar dari lift yang memang hanya di khususkan untuk dirinya serta tamu ataupun staf yang bertugas di lantai paling atas ini. Amanda tersenyum hangat menyambut kedatangan sang atasan baru yang menurutnya jauh lebih tampan dari apa yang biasa ia lihat melalui foto keluarga Sandy. " Selamat pagi, pak" sapa Amanda. Satya, begitu ia biasa di panggil. Kini pria tersebut menghentikan langkahnya dan menatap Amanda dengan tatapan yang sulit Amanda artikan. Mata coklatnya yang tajam dengan alis tebal yang ikut mengkerut mangamati Amanda yang kini menatap Rama, asisten dan supir pribadi Satya seolah meminta pertolongan. " Kamu siapa?" tanya Satya serius. " Saya Amanda, sekertaris bapak" Satya hanya mengangguk lalu kembali berjalan untuk memasuki ruangannya yang kemudian di susul oleh Rama dan juga Amanda yang langsung mengambil notebooknya. Setelah Satya duduk di kursi kerjanya, ia lalu memperhatikan seluruh isi ruang kerjanya yang tak ia sangka ternyata hampir memenuhi seleranya. " Siapa yang menata ruangan saya?" " Saya pak" jawab Amanda. Satya mengangguk anggukan kepala. " Not bad. Tapi saya tidak suka dengan bunga di atas meja itu. Pindahkan saja." " Baik pak. Apa bapak mau melihat ruang istirahat bapak? Kalau ada yang bapak tidak suka, bisa saya ganti sekarang juga" " Dimana?" " Disini pak.." ucap Amanda sambil berjalan menuju dinding yang nampak seperti dinding biasa, namun jika bagian kenop yang berada di bagian bawahnya di injak, maka pintu tersebut dapat didorong ke dalam. Satya yang mengikuti Amanda di belakangnya hanya bisa tersenyum dalam hati mengingat ucapan Sandy yang mengatakan jika sekertarisnya berkacamata tebal dan berumur empat puluh tahunan. " Sepreinya baru di ganti. Dan semuanya baru. Dan di sebelah sini..." ucap Amanda yang menjelaskan sambil melewati Satya untuk menuju toilet dan membuat pria itu dapat mencium wangi parfum yang Amanda gunakan. " Disini toilet nya pak" sambung Amanda ketika sudah berdiri di depan pintu toilet yang ia maksudkan. " Apa... Apa ada yang bapak tidak suka?" tanya Amanda ragu ketika melihat Satya menatapnya lekat seolah tidak menyukainya. " Saya suka" Amanda merasa sedikit lega lalu mengangguk perlahan. " Gimana dengan pengharum ruangannya?" " Wangi. Saya suka baunya" Tentu dalam hal ini persepsi mereka berdua berbeda karena Amanda menanyakan soal pengharum ruangan sedangkan Satya membicarakan soal wangi parfum sekertarisnya. Satya lalu memutar tubuhnya dan keluar menuju meja kerjanya dimana Rama masih setia menunggu. " Pindahkan kursi kamu pas menghadap pintu ruangan saya." Amanda sedikit heran dengan permintaan tersebut, pasalnya meja tersebut selama ini memang berada di sana. " Saya tidak mau kamu akan lebih banyak bermain ponsel nantinya" " Panggil orang untuk pindahkan sekarang. Dan kamu ingat, kopi saya tidak boleh dibuatkan oleh orang lain selain kamu. Makanan apapun dari luar, harus kamu cicipi lebih dulu. Saya tidak mau diracuni oleh orang melalui makanan atau minuman." " Baik pak" (" Diracuni orang?!") " Bacakan agenda saya hari ini" ucap Satya sambil menyalakan layar komputernya yang sejak tadi hanya menampilkan layar hitam gelap dengan tulisan nama perusahaan yang sesekali mengambang. " Password komputer saya apa?" tanya Satya memotong Amanda yang sedang membacakan agendanya dengan cermat. " Oh, maaf pak." jawab Amanda lalu berjalan dan berdiri di samping kursi Satya lalu sedikit membungkukkan tubuhnya untuk mengetikkan sesuatu pada keyboard dihadapannya. " Passwordnya akan saya kirim ke nomer bapak untuk memudahkan bapak dan tidak diketahui orang lain" " Kenapa? Kamu takut saya lupa?" Amanda sedikit menoleh pada Satya yang menatapnya lekat. (" Ya Tuhan, kenapa harus gitu sih liatinnya? Kenapa juga aku harus grogi ya?") " Bu... Bukan pak. Saya hanya takut tercecer. Lebih aman kalau saya kirim ke nomer pak Satya." " Kamu boleh pergi. Ingatkan saya 15 menit sebelum meeting dimulai" ucap Satya lalu mulai mengutak atik isi komputernya dengan serius. " Baik pak. Bapak butuh yang lainnya?" tanya Amanda. " Buatin saya kopi." " Baik pak" " Oh ya, minta bagian administrasi untuk mengirimkan laporannya satu tahun terakhir dan sudah harus saya terima sebelum jam pulang kantor." " Satu tahun, pak?" tanya Amanda memastikan. " Saya tidak mengulangi ucapan saya." " Ba... Baik pak. Permisi" (" Gila! Laporan satu tahun terakhir dan harus hari ini? Bisa gila si Vika nih") batin Amanda sambil meninggalkan ruangan Satya. Amanda lalu duduk di meja kerjanya lalu membuang nafas dengan kasar sambil meraih gagang telepon untuk memulai apa saja yang diminta oleh atasan barunya. " Halo, Vik. Maafin aku ya harus ngasih kabar buruk" " Apaan?" " Pak Satya, bos baru kita nyuruh untuk bagian administrasi nyerahin laporan pengeluaran untuk satu tahun terakhir." " Gila. Banyak banget. Trus kapan di kumpulinnya?" " Ng... Nanti sore, Vik" " What?! Gila ya bos loe! Masuk- masuk udah ribet aja. Pantesan nggak mau ada penyambutan, ternyata dia yang mau nyambut kita dengan laporan." dumel Vika, orang yang merekomendasikan Amanda untuk menjadi sekertaris. " Maafin aku ya..." " Ya udah, gue kabarin yang lain dulu. Daahh.." Amanda lalu meletakkan kembali gagang teleponnya dan bersiap untuk membuatkan segelas kopi untuk atasan baru yang tanpa sepengetahuan Amanda, ternyata sejak tadi memperhatikan gerak geriknya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
54.7K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook