Bara menatap Ika dengan wajah kecut menahan amarah. pantas saja Ika pulang malam. bukannya pergi mencari kerja, ia malah pergi menemui laki - laki lain. pulang kerja bukannya disuguhi makanan enak yang ada Bara melihat piring dan gelas kotornya bekas sarapan tadi pagi masih ada didalam bak cuci piring.
" kamu sudah pulang ? " tanya Ika tidak menyadari kemarahan Bara. hanya pertanyaan basa basi saja karena Ika langsung masuk tanpa menunggu jawaban dari Bara. Ika segera masuk kamar untuk bersih - bersih dulu sebelum memasak makan malam untuk Bara.
Ika masak dengan terburu - buru takut Bara sudah kelaparan menunggunya. selesai menata nasi dan lauk pauknya, Ika beranjak ke kamar Bara untuk memberi tahukan kalau makan malamnya sudah siap.
Dari dalam kamar sayup terdengar suara Bara sedang berbicara, sepertinya dia sedang menelfon seseorang. Ika menunggu sampai Bara selesai saja. tak lama pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Bara yang sudah rapi dan wangi.
" makan malamnya sudah siap " kata Ika.
" makan saja sendiri, aku ada janji makan diluar " jawab Bara enteng,
" tapi aku sudah masak " ujar Ika mencegah Bara yang sudah melangkah menuju pintu. Bara membalikkan badannya, menatap Ika tidak suka. Ika menunduk menyadari kelancangannya. tanpa bicara Bara kembali memutar tubuhnya lalu meninggalkan Ika dengan perasaan kecewa. dipegangnya plester yang melekat di ujung jari telunjuknya. sia - sia saja Ika masak sampai membuat jarinya terluka kalau toh akhirnya Bara makan diluar juga.
Ika kembali kedapur untuk memindahkan semua makanannya ke wadah kedap udara sebelum ia simpan ke dalam freezer. besok akan ia panasi lagi untuk dirinya sendiri.
Ika tidak bisa langsung tidur sebelum Bara kembali. Ika berbaring sambil memainkan ponselnya. Dibukanya akun sosmed Bara, tidak banyak postingan Bara disana tapi ada seseorang yang menandainya. akun dengan nama @karin_imoet memposting fhoto dengan menandai Bara. darah Ika langsung berdesir kaget saat melihat fhoto yang baru diposting oleh wanita yang Ika pastikan sebagai kekasih suaminya tersebut. Bara dengan baju yang tadi dia pakai terlihat sedang makan malam romantis disebuah tempat yang sekilas dilihat saja sudah nampak sangat mewah dan berkelas. tangan keduanya berpegangan erat diatas meja yang dihiasi oleh lilin cantik. ada dua fhoto yang dipostingnya. fhoto kedua tak kalah mesranya. pipi keduanya menempel sambil tersenyum kearah kamera. mereka terlihat sangat bahagia sekali.
Ika membiarkan saja air mata yang mengalir disudut matanya. kenapa ia gampang sekali jatuh hati pada Bara? harusnya Ika bisa menahan diri untuk tidak jatuh kedalam pesona Bara supaya Ika tidak perlu merasakan sakit hati dan kecewa. Bara juga sudah menekankan sejak awal batasan dalam hubungan mereka. Ika merasa bodoh sekali karena begitu mudah jatuh cinta pada pria yang bahkan belum lama ia kenal.
***
Bara memandangi wajah kekasihnya dengan perasaan kurang nyaman. sebenarnya ia kurang suka jika Karin sampai memposting kebersamaan mereka. bukannya apa, sebelum ia resmi menikah dengan isterinya sekarang Bara juga bukan tipikal pria yang suka mengumbar hubungan pribadi di sosial media. Bara akan membiarkan saja jika Karin yang memintanya. Bara terlalu sayang pada pacarnya itu. tapi sekarang, Bara tidak ingin hubungan mereka sampai terendus oleh keluarga dan kolega bisnisnya. mereka tahunya Bara sudah menikah. papanya akan murka jika tahu Bara masih menjalin hubungan dengan wanita yang tidak dia sukai. Bara pernah mengenalkan Karin pada papanya tapi ditolak dengan alasan jarak usia mereka yang terlalu jauh.
" kenapa natap aku kayak gitu ? nggak suka fhotonya aku posting ? takut isteri kamu cemburu ? " cerocos Karin membuat Bara jadi sakit kepala. biasanya Karin dalam mode cerewet terlihat menggemaskan baginya. tapi kini menambah perasaan kurang nyaman dalam dadanya.
" lebih baik kita nahan diri dulu " ucap Bara lembut ," akan ada waktunya nanti ... "
" aku sudah cukup lama menahan diri " balas Karin ketus.
" iya ... tapi kamunya belum lulus juga kan ? " jawab Bara sabar.
Karin merengut sebal ," kenapa mesti harus lulus dulu sih ? nikah kan nggak perlu ijazah "
Bara tersenyum mendengarnya ," tapi papa maunya sama yang punya ijazah, orang tua kamu pasti juga ingin kamu menikah setelah luluskan ? "
Karin mengangguk ," tapi kamu nggak akan jatuh cinta sama dia kan ? "
Bara menggeleng.
" awas aja sampai kamu suka sama dia, nggak bakal aku kasih jatah " ucapnya sambil mengedip genit.
Bara yang gemas melihat tingkah sang kekasih langsung menghadiahinya sebuah kecupan dibibir. Karin menyambutnya dengan senang hati. membalas kecupan Bara dengan lumatan yang memabukkan Bara. keduanya terlarut dalam cumbuan yang membuat tubuh mereka meminta rayuan yang lebih intens.
" Kita lanjut di apart " bisik Bara setelah menghentikan ciuman mereka. mata Bara sayu menahan gairah.
Karin mengangguk dengan pandangan tak kalah sayunya dengan Bara. dengan telaten Bara membantu Karin memperbaiki dandanannya yang sedikit berantakan karena ulahnya.
Malam dilalui oleh Bara dengan pergumulan panas dengan Karin, berbeda dengan Ika yang melalui malam panjangnya dengan perasaan tak menentu. Ika bahkan tidak bisa memejamkan matanya semenitpun tanpa terbangun lagi dengan fikiran yang tertuju pada Bara.
Bodohnya Ika yang masih sempat berdoa semoga Bara tidak sampai melakukan perbuatan itu dengan pacar cantiknya tersebut. semoga Bara masih punya pertahanan diri yang kuat sehingga tidak melakukan dosa besar yang sangat dilarang agama.
Tbc