“Bu…” Dara merajuk sambil melipat tangan di depan d**a, menatap Ibu Sasmita yang sibuk memasukkan beberapa barang ke dalam koper kecilnya.. “Ibu harus menginap, ada beberapa barang antik yang bisa Ibu ambil di sana.” Dara mendesah panjang. “Yang benar saja…” Ia tahu betul. Ini bukan tentang pertemuan dengan teman lama atau barang antik. Ini tentang dirinya. Tentang bagaimana Ibu Sasmita sengaja memberikan kesempatan bagi dirinya dan Jedidah untuk berbicara. Menyadari Dara masih berdiri dengan tatapan menghakimi, Ibu Sasmita tertawa pelan, kemudian mendekat. Tangannya mengusap pipi Dara dengan lembut, tatapannya penuh kasih sayang. “Bicaralah dari hati ke hati,” ujarnya. “Jangan sampai anak-anak jadi korban, Nak.” “Aku…” “Ibu tahu ini tidak mudah untukmu. Ibu tahu luka itu belum sep

