Bab 5
284 Kata
Sejak kepulangan nya dari rumah nenek Raina, Syifa terus saja melamun. Bagaimana bisa nenek Raina berbicara seperti itu. Jujur, Syifa sangat menyayangi Rindu. Tapi, apakah harus menjadi Bunda nya Rindu?
"Hufftt." Lenguh Syifa.
Semakin hari kebutuhan Syifa meningkat dan keuangan Syifa semakin menipis. Hampir habis. Ya hampir habis. Syifa harus mencari pekerjaan, demi memenuhi kebutuhan nya sehari hari tanpa harus bergantung pada orang tuanya. Tapi kemana? Mengingat, sekarang susah sekali mencari pekerjaan.
Akhirnya Syifa pun berbaring, lelah juga rasanya memikirkan hidup nya sekarang, dan tidak lama kemudian Syifa pun terlelap.
o0o
Hari ini Syifa bertekad akan mencari pekerjaan. Dia berangkat pagi sekali dan mencari pekerjaan di beberapa perkantoran dan sekolah yang dapat menerimanya bekerja. Tapi hasilnya nihil. Tidak ada yang menerimanya.
Untuk kesekian kalinya, Syifa melihat anak kecil itu lagi. Siapa lagi kalau bukan Rindu. Anak kecil yang beberapa hari ini menyebutnya Bunda.
"Bunda." Teriak Rindu.
Rindu pun menghampiri Syifa. "Bunda lagi ngapain? Bunda mau jemput Lindu lagi ya?"
"Eh Rindu, e-eum itu Bun-" Ucap Syifa terpotong.
"Rindu." Panggil Althaf. Melihat ada Syifa di samping anaknya, Althaf langsung memberikan tatapan dingin pada Rindu.
Rindu pun menoleh. "Ayah."
"Ayo pulang." Ucap Althaf dingin.
"Ajak Bunda ya Ayah." Cicit Rindu. "Please Ayah." Imbuhnya.
Melihat tatapan memohon dari anaknya, Althaf jadi tidak tega.
"Iya." Jawab Althaf.
Syifa yang sedari tadi menunduk pun langsung mendongak kaget.
"Yeay." Sorak Rindu.
"Ayo Bunda, kita main ke rumah Lindu." Ajak Rindu antusias.
Melihat keantusiasan Rindu, membuat Althaf berfikir. Apakah benar Rindu butuh kasih sayang seorang Ibu? Ah memikirkan nya saja membuat Althaf pusing.
"Bunda gendong." Ucap Rindu malu malu.
Syifa hanya tersenyum lembut. Tanpa basa basi Syifa pun langsung menggendong Rindu menuju mobil Althaf.
Dan itu semua tidak luput dari penglihatan seorang Althaf Adrian Pratama.
- Penulis
