1
Hari ini adalah hari libur bapak-bapak komplek Jakarta Garden City, dan bapak-bapak berniat untuk santai di rumah masing-masing, tapi sayangnya tidak bisa karena mertua mereka melarang bapak-bapak untuk santai di rumah mereka, karena art (asisten rumah tangga) mereka berhalangan untuk bekerja pada hari ini. Paijo art papi Afgan, Paijo berhalangan tidak bekerja karena sakit. Ujang art ayah Ferdi, Ujang berhalangan bekerja karena minta cuti untuk menengok ibunya di kampung yang sedang sakit. Daus art papa Rizky, Daus berhalangan bekerja karena izin libur anaknya yang akan di nikahkan. Purnomo art papa Raihan, Purnomo berhalangan bekerja karena minta izin untuk membantu ibu mertuanya pindahan. Astuti art abi Rian, Astuti berhalangan bekerja karena anaknya di kampung sedang sakit.
Di rumah papi Afgan,
Di ruang TV..
"Akhirnya..", kata papi Afgan.
Di rumah abi Rian,
Di ruang tengah..
"Hari libur..", kata abi Rian.
Di rumah papa Rizky,
Di teras depan rumah papa Rizky..
"Itu artinya..", kata papa Rizky.
Di rumah ayah Ferdi,
Di halaman belakang rumah ayah Ferdi..
"Aku bisa..", kata ayah Ferdi.
Di rumah papa Raihan,
Di kamar papa Raihan dan mama Dinda..
"Santai..", kata papa Raihan.
Di ruang keluarga..
"Raihan..", pak Agus memanggil papa Raihan.
Masih di kamar papa Raihan dan mama Dinda..
"Iya pak..", kata papa Raihan.
Di rumah papa Rizky,
Di ruang TV..
"Kesini sebentar", kata ibu Sri.
Di rumah abi Rian,
Masih di ruang tengah..
"Iya pak..", kata abi Rian.
Di rumah papi Afgan,
Di ruang tengah..
"Ini ada titipan dari Titah sebelum pergi untuk ngajar tari", kata kanjeng ibu.
"Maksudnya diajeng yang ini ?", tanya kanjeng romo.
"Inggih kang mas", jawab kanjeng ibu.
"Loh ini apa bu ?", tanya papi Afgan.
Di rumah abi Rian,
Di dapur..
"Tas belanja", kata pak Aan.
Di rumah papa Rizky,
Masih di ruang TV..
"Catatan belanjaan", kata ibu Sri.
"Terus yang ini apa bu ?", tanya papa Rizky.
Di rumah ayah Ferdi,
Di ruang tamu..
"Catatan tugas untuk kamu dari art kamu kemarin", kata ibu Nur yang memberikan dua catatan.
Di rumah papa Raihan,
Masih di ruang keluarga..
"Sekarang kamu pergi belanja dan setelah itu masak untuk makan siang hari ini", kata pak Agus.
"Loh kan ada istriku pak", sambung papa Raihan.
"Istri kamu hanya boleh mengurusi anak-anak mu saja di hari libur kamu, kamu bekerja kan istrimu yang mengerjakan pekerjaan rumah", kata pak Agus lagi.
Di rumah abi Rian,
Masih di dapur..
"Jadi, gantian kamu yang mengerjakan pekerjaan rumah ini", pak Aan.
Di rumah papa Rizky,
Masih di ruang TV..
"Selama art kalian berdua tidak bekerja", kata bu Sri.
Di rumah ayah Ferdi,
Masih di ruang tamu..
"Kamu lah yang mengerjakan pekerjaan rumah di hari libur saja", kata bu Nur.
Di rumah papi Afgan,
Masih di ruang tengah..
"Paham kamu, Afgan ?", tanya kanjeng ibu.
Di rumah papa Raihan,
Masih di ruang keluarga..
"Paham pak", kata papa Raihan.
"Ya sudah sana pergi belanja", sambung pak Agus.
Bapak-bapak pun pergi belanja, mereka belanja di warung mpok Hindun. Sebelum pulang bapak-bapak mengeluarkan keluh kesahnya di warung nyak Romlah.
Di warung gado-gado nyak Romlah..
"Mpok gado-gado tiga di bungkus ya", kata pak RT.
"Iye RT, eni gado-gado nye pedes kaga ?", tanya nyak Romlah.
"Yang pedas dua, yang satu sedang saja ya mpok Romlah", jawab pak RT.
"Oke..", seru nyak Romlah.
"Kita disini saja dulu gan", kata papa Rizky.
"Setuju", sambung papi Afgan.
"Sama saya juga setuju", kata abi Rian.
"Dari pada di rumah yang ada nanti disuruh ini itu lagi", keluh papa Raihan.
"Tau yang ada kita pulang disuruh masak dan beres-beres rumah", sambung ayah Ferdi.
"Iya sama, nasib-nasib, padahal ini kan hari libur kita ya kan, masa kita disuruh beres-beres rumah dan masak juga", kata papi Afgan.
"Ini semua gara-gara art kita yang minta izin semua", keluh ayah Ferdi.
"Betul tuh", sambung abi Rian.
"Kalian dapat catatan bersih-bersih rumah juga ?", tanya papa Rizky.
"Iya ky..", jawab papa Raihan, abi Rian, ayah Ferdi, dan papi Afgan.
"Ya sudah yuk kita pesan makanan dulu", kata papa Raihan.
"Nyak Romlah..", papi Afgan memanggil nyak Romlah.
"Iye, eh ada bapak-bapak, gado-gado ya ?", tanya nya Romlah.
"Iya nyak Romlah", jawab abi Rian.
"Berapa bungkus nih ?", tanya nyak Romlah.
"Lima saja nyak Romlah", jawab ayah Ferdi.
"Pedas semua ya nyak Romlah", kata papa Raihan.
"Tidak dibungkus ya nyak, makan disini", kata papi Afgan lagi.
"Oke siap bapak-bapak", sambung nyak Romlah.
Setelah bapak-bapak memesan gado-gado datanglah Cecep bersama Siska, Siska adalah tetangga baru di komplek Jakarta Garden City yang membuat bapak-bapak tidak berhenti memandangi dan juga menganggu Siska, lalu pak RT pun mengirimkan sebuah bukti kepada para istri bapak-bapak komplek Jakarta Garden City.
Ibu-ibu komplek Jakarta Garden City segera menuju ke warung gado-gado milik nyak Romlah, kecuali mami Titah yang datang belakangan, karena mami Titah sedang berada di jalan. Sesampainya di rumah bapak-bapak diberikan hukuman oleh mertuanya masing-masing.
Masih di warung gado-gado nyak Romlah..
"Assalamu'alaikum", Cecep dan Siska memberikan salam pada semua yang ada di warung gado-gado nyak Romlah.
"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di warung gado-gado nyak Romlah menjawab salam dari Cecep.
"Waw cantik sekali", kata papa Raihan.
"Ha.., cantik, maksudnya ?", tanya papi Afgan.
"Itu loh Afgan Syah Reza", jawab ayah Ferdi.
"Iya benar han, cantik sekali", kata abi Rian.
"Apaan sih, nyak Romlah dulu iya benar cantik, sekarang mah sudah tua dan keriput masih saja dibilang cantik, makannya bangun tidur cuci muka dulu kenapa kalian ?", tanya papi Afgan lagi.
"Itu Afgan Syah Reza, dilihat dulu tuh", jawab papa Rizky.
"Wow, onde mande ancak nyo padusi tu sia namo nyo kito kenalan saja yuk", kata papi Afgan yang baru saja melihat Siska.
"Hamu toho sekali Afgan, yuk hita ke san", kata papa Raihan.
"Yuk..", sambung abi Rian.
"Hai..", kata bapak-bapak komplek Jakarta Garden City yang menyapa Siska.
"Iya hai juga", sambung Siska.
"Waduh bapak-bapak, saya foto saja deh dan saya kirim ke ibu-ibu komplek", kata pak RT yang melihat bapak-bapak menggoda Siska di warung gado-gado nyak Romlah.
"Boleh kenalan tidak ?", tanya papi Afgan lagi.
"Boleh", jawab Siska.
"Kalau boleh tau namanya siapa ?", tanya ayah Ferdi.
"Siska", jawab Siska.
Di mobil mami Titah..
"HP bunyi, oh dari pak RT, eh tunggu sebentar deh, loh ini kan mas Afgan dan bapak-bapak komplek, lalu ini siapa ?, wah tidak bisa dibiarkan ini, saya harus cepat sampai rumah, mas Afgan hem..", kata mami Titah yang cemburu melihat papi Afgan bersama dengan Siska.
Di rumah papa Raihan,
Di kamar mama Dinda dan papa Raihan..
"Mas Raihan, hem..", kata mama Dinda yang cemburu melihat papa Raihan bersama dengan Siska.
Di rumah ayah Ferdi,
Di ruang TV..
"Tidak bisa dibiarkan, hem..", kata ibu Aurel kata ibu Aurel yang cemburu melihat ayah Ferdi bersama dengan Siska.
Di rumah papa Rizky,
Di dapur..
"Kakak harus mendapatkan hukuman dari ibu hem..", kata bunda Lesti yang cemburu melihat papa Rizky bersama dengan Siska.
Di rumah abi Rian,
Di depan rumah abi Rian..
"Assalamu'alaikum", bunda Lesti, ibu Aurel, dan mama Dinda memberikan salam pada umi Okta dan pak Aan.
Di ruang tengah..
"Wa'alaikumussalam", umi Okta dan pak Aan menjawab salam dari bunda Lesti, ibu Aurel, dan mama Dinda.
"Itu pasti mereka", kata umi Okta.
"Siapa Okta ?", tanya pak Aan.
"Ibu-ibu komplek pak, kan tadi Okta sudah cerita ke bapak, ya sudah ya pak, Okta menemui mereka, sekalian menjemput abang Rian", jawab umi Okta.
"Oh ya sudah sana, bapak juga ingin memberikan suamimu, Rian itu hukuman", kata pak Aan.
"Iya pak, Okta pamit, assalamu'alaikum", umi Okta memberikan salam pada pak Aan.
"Wa'alaikumussalam", pak Aan menjawab salam dari umi Okta.
Di depan rumah abi Rian lagi..
"Yuk sekarang kita ke warungnya nyak Romlah, kita kasih pelajaran suami-suami kita", kata umi Okta.
"Ya sudah yuk berangkat", sambung mama Dinda.
"Eh tunggu dulu kayanya kurang satu deh, teteh Titah mana kok tidak ikut kita sih ?", tanya bunda Lesti.
"Tadi mbak Titah w******p aku, katanya nyusul dia lagi dijalan", jawab ibu Aurel.
"Ya sudah yuk langsung saja kita ke warungnya nyak Romlah kalau begitu", kata umi Okta.
"Ya sudah yuk", sambung bunda Lesti.