Setengah jam setelah pintu kamar mandi tertutup akhirnya Ardi mendapati Nathan dan Naura keluar dengan menggunakan handuk yang melilit tubuh mungil mereka berjalan melewati dapur. Kedua bocah lucu itu lantas menghampiri Ardi dengan tatapan polos mereka. “Udah selesai mandinya, Sayang?” tanya Ardi mensejajarkan tubuhnya dengan dua keponakan barunya. Mengiringi kedua bocah itu untuk meninggalkan dapur yang baru saja ia bereskan dari sisa-sisa pekerjaan Zia. “Loh, Tante Zia-nya mana?” Ardi melongok ke arah lorong menuju kamar mandi, tapi tidak ada tanda-tanda Zia di sana. “Asih andi Om.” Naura yang menjawab, acuh tak acuh. Ardi mengangguk mengerti, tanpa perlu mengonfirmasinya lagi. Meski di rumahnya tidak ada perempuan, tapi ia cukup tahu kalau perempuan selalu menghabiskan waktu lebih s

