Pagi ini, aku merasakan energiku penuh. Sel-sel tubuhku seakan berhasil meremajakan diri. Aku bugar dari segi fisik maupun jiwa. Mungkin semua berhubungan dengan malam yang aku lewati bersama Jaret. Aku menganggapnya energi positif yang bagus. Cahaya matahari yang perlahan menembus gorden kamar dan menyebar ke seluruh kamar mengusir kegelapan di kamarku. Ini bearti aku tidak diijinkan tetap diam di ranjang. Kamar mandi sudah menanti lalu bibi akan memulai lagu kebangsaan jika aku tidak segera turun. "Oh sayang, apa kau tidak merasa ada yang kurang pagi ini? " "Tidak, kecuali Leonard yang masih di seattle---tidak ada yang berkurang sedikit pun." Bibi menaruh sandwich di meja. Aku mulai menikmati hasil karyanya. "Ayolah, apa kau tidak sadar jika tidak ada hadiah yang menu

