Udara pagi ini begitu sejuk, hujan semalam meninggalkan aroma tanah yang khas, juga dedaunan yang menyisakan tetesan air di setiap ujungnya. Aku tersenyum, memandang Temp yang berdiri di halaman. Pria itu melambaikan tangan, kemudian berjalan ke arahku. Ketika Temp baru saja ingin menyapa, Diana....pelayan muda itu muncul di balik pintu. Menatap Temp dengan senyum yang melengkung dibibirnya. "Kau sudah datang, Temp?" Pelayan itu bergayut manja di lengan Temp, "Kau mau teh hangat atau semangkuk sup?" "Apa yang kau lakukan? Jaga sikapmu!" Aku berbicara cukup keras, menatap pelayan itu dengan pandangan tidak suka. Diana melepaskan tangannya dari lengan Temp. Pelayan itu membalas tatapanku dengan dingin. Sejenak ia diam, kemudian memandang Temp Dan berbisik, "kau berhutang satu hal kepadaku,

