bc

Lillia Untuk Raffael

book_age18+
1
IKUTI
1K
BACA
HE
second chance
stepfather
drama
like
intro-logo
Uraian

Selama 5 tahun Raffael pergi meninggalkan Lilia. Selama itu pula Raffael tidak pernah memberi kabar pada Lilia maupun keluarganya. Sejak kepergian Raffael 3 tahun Itulah. Lilia di jodohkan dengan anak saudagar kaya yang di kenal Juragan Bardan oleh orang tua Lilia yang terlilit hutang padanya. Lilia tidak pernah mencintai laki-laki tersebut. Lilia sering di aniaya setelah pernikahannya selama 3 tahun pernikahannya. Setelah Raffael pulang. Raffael berusaha merebut Lilia kembali dari suaminya, karena Raffael tidak tega Melihat sang kekasihnya di sakiti orang lain meskipun dia adalah suaminya.

chap-preview
Pratinjau gratis
DERMAGA MENJADI SAKSI MELEPAS KEPERGIANNYA
"Fael, kamu sebenarnya mau pergi berapa lama?" Tanya seorang gadis yang sedang melangkah di samping remaja laki-laki yang menggandeng tangannya. "Sampai aku sukses Li, kamu doain yah, nanti setelah aku pulang, aku ingin melamar kamu," Ucap seorang remaja laki-laki, yang masih menggandeng tangan seorang gadis remaja, yang sedang berjalan melangkah, menyusuri jalan setapak di sebuah pedesaan. Tampak kedua Remaja itu berdiri berhadapan dan bertatap muka, remaja laki-laki tersebut terlihat membelai rambut gadis remaja yang berdiri di hadapannya. "kamu jangan lama-lama yah Fael di sana." Ucap gadis remaja sembari menatap wajah remaja laki-laki tersebut. Namanya Lilia, gadis desa yang sangat cantik rupawan, penampilannya yang sangat sederhana membuat mata lelaki tak pernah berkedip ketika memandangnya, ia lahir pada tahun 1980, usia Lilia 20 tahun pada saat itu. tinggi badan 165 cm. Lilia yang mengantar sang kekasihnya bernama Raffael yang hendak pergi merantau ke negri sebrang, untuk mengadu nasibnya, untuk memenuhi janjinya pada sang kekasih untuk melamar nya nanti setelah pulang dari negri sebrang. Tampak Lilia dan Raffael masih Berdiri di dekat dermaga itu yang tidak lain adalah, menunggu sebuah perahu yang akan membawa Raffael ke sebuah pulau di negri seberang. Selang beberapa menit kemudian, datang sebuah perahu menghampiri Dermaga itu. Perahu tersebut adalah yang akan membawa remaja bernama Raffael tersebut berlabuh ke negri sebrang. Sebelum Raffael menaiki perahu tersebut, tampak terlihat Lilia memeluk erat sang kekasihnya dengan berlinang air mata yg membasahi pipinya, untuk melepaskan sang kekasih pergi ke merantau ke negeri seberang. "Li, kamu tunggu di sini yah, nanti kalau aku pulang yah li!" Ucap Raffael sembari memeluk Lilia. "Iya Fael, kamu jangan lama-lama yah," ucap Lilia yg masih dalam pelukan Raffael. "Tidak Li, aku tidak akan lama, aku akan kirim surat untuk kamu kalau aku nanti sudah satu bulan yah Li," Ucap Raffael pada Lilia sembari memeluk Lilia dengan erat, lalu mencium kening serta mengusap pipi Lilia yg berlinang air mata. Tampak terlihat mereka berpelukan dengan erat, sesekali Lilia mengusap air matanya yang menetes di pipinya. setelah melepas pelukan, kemudian Raffael menaiki sebuah perahu kecil yg akan membawanya ke sebuah pelabuhan. Tampak terlihat Lilia menatap Raffael yg sudah menaiki sebuah perahu kecil yg sudah di tumpangi beberapa orang. Lilia terlihat menatap Rafael, air matanya yang berlinang membasahi pipinya melepas kepergian laki-laki yang ia cintai. Raffael tampak menatap Lilia dari sebuah perahu kecil yang ia tumpangi. Mata Raffael berkaca-kaca menatap Lilia, terlihat Raffael melambaikan tangan pada Lilia. Lilia terus memandangi perahu yg membawa laki-laki pujaannya. Perahu itu terus semakin mengecil dari pandangan Lilia. Air Mata Lilia terus berlinang membasahi pipinya. setelah perahu yg membawa Rafael sudah tidak nampak lagi dari pandangan Lilia, lalu kemudian Lilia pergi meninggalkan Dermaga kecil itu. Lilia terus melangkah menyusuri jalan pedesaan yg terpencil di sebuah pulau. setelah beberapa menit kemudian, tampak Lilia sudah sampai di depan rumahnya. "Kaka dari mana kak?" Tanya seorang anak laki-laki yg berusia 10 tahun. "Kaka habis pergi dari Dermaga Ali" Ucap Lilia menjawab pertanyaan anak laki-laki tersebut. Lilia lahir dari keluarga biasa-biasa. bapak Ibu Lilia adalah seorang nelayan dan buruh harian lepas. Ibu Lilia bekerja sebagai buruh tukang jemur ikan pada orang paling kaya di kampungnya. Ayah Lilia adalah seorang nelayan sampan, Ayah Lilia sering menjual hasil tangkapan ikannya pada juragan Bardan. Juragan Bardan. ia adalah orang terpandang dan terkaya di kampung Lilia. Lilia adalah anak sulung dari dua bersaudara, ia mempunyai seorang adik bernama Ali. Pekerjaan Lilia sehari-hari adalah membantu Ibu dan Ayahnya di rumah ketika Ayahnya pergi melaut, dan ketika ibunya sedang bekerja menjemur ikan di rumah juragan Bardan. Lilia di rumah hanya bersama adiknya yang bernama Ali. Suasana pagi yang sangat cerah di kampung itu, awan di atas langit tampak menghiasi suasana pedesaan yang sangat sunyi. Tampak nyiur melambai-lambai yang terhempas angin pantai. Di sebuah depan rumah tampak kakak beradik sedang bercakap-cakap. "Li tadi ibu ngomong apaan sebelum berangkat kerja?" Tanya Lilia pada adiknya yang bernama Ali. "Emang ngomong apaan kak?" Ucap Ali bertanya pada Lilia kakaknya. "Kaka nanya sama kamu, ada pesan enggak dari ibu buat kaka?" Ucap Lilia pada Ali sembari mengusap-usap rambut adiknya. "Oh, itu ibu pesan sayur yg kemaren suruh di masak dulu kak," Ucap Ali pada Lilia sembari menoleh ke arah dapur. Terlihat Lilia bangkit dari duduknya lalu berjalan melangkah ke dalam rumah. setelah beberapa langkah Lilia berhenti di depan pintu lalu Menoleh ke arah Ali adiknya. Terlihat Ali bangkit dari duduknya dan hendak melangkah. "Ehhh! mau kemana kamu?" Tanya Lilia pada Ali adiknya. Ali pun terlihat menoleh ke arah kakaknya. "Mau maen kak, emang kenapa kak?" Tanya Ali pada Lilia kakaknya. sembari memegang mainan layangannya. "Enggak boleh maen, bantu kaka masak dulu!" Ucap Lilia pada Ali yang hendak bermain layangannya. "Aasssh, ini mumpung libur kak." Ucap Ali pada Lilia sembari mengerutkan keningnya. "Enggak boleh! bantu kaka dulu, kamu setiap hari pulang sekolah maen layangan mulu, entar bapa pulang aku bilangin sama bapa." Ucap Lilia pada Ali adiknya yang katanya akan mengadukan Ali pada Ayahnya. "Heuh! kakaaaa, sebentar saja kak." Ucap Ali pada Lilia kakaknya sembari berlari di tempat. "Enggak bisa! simpan dulu layangannya, bantu kaka cepetan!" Ucap Lilia pada Ali sembari melangkah ke arah Ali yang hendak bermain layangan. Tampak Lilia menarik tangan Ali dan mengajaknya masuk kedalam rumah. Tampak terlihat dari luar rumah yang terbuat dari papan kayu dan beratapkan seng yg sudah berkarat. Terlihat di dalam dapur Lilia sibuk memasak yang di bantu Ali adiknya. Terlihat Lilia pun selesai masak. Setelah selesai masak Lilia terlihat mencuci pakaian, sedangkan Ali adiknya pergi bermain layang-layang. waktu terus bergulir, matahari yg tampak sudah meninggi di atas kepala. terik matahari siang itu yang sangat panas di kampung itu. Tampak seorang lak-laki setengah baya membawa hasil tangkapannya pulang ke rumah Lilia, Laki-laki itu tidak lain adalah Ayah Lilia. Ayah Lilia pun terlihat duduk di depan rumahnya. "Li, Lilia...tolong bapa ambilkan minum Li!" Seru laki-Laki setengah baya tersebut memanggil Lilia yang sedang menjemur pakaian di samping rumahnya. "Iya pa sebentar," Saut Lilia pada Ayahnya yang baru tiba pulang melaut. Beberapa saat kemudian Tampak Lilia pergi ke dapur mengambilkan minum untuk Ayahnya. Selang beberapa menit Kemudian, Lilia tampak membawa sebuah teko dan gelas di atas nampan yang berisi air, lalu menyuguhkan pada Ayahnya di depan rumah. "Ini pa, tumben bapa udah pulang sih pa?" Tanya Lilia pada Ayahnya sembari menuangkan air ke dalam cangkir much teflon. "Hari ini agak sepi Li, anginnya terlalu besar. ibu kamu belum pulang Li?" Jawab Ayahnya pada Lilia yang kemudian melontarkan pertanyaan pada Lilia anaknya. "Belum pa, biasanya sih sebentar lagi pulang." Jawab Lilia pada Ayahnya lalu kemudian Lilia duduk di samping Ayahnya di kursi panjang yang terbuat dari bambu. Setelah beberapa saat Lilia dan Ayahnya berbincang bincang, terlihat Ayahnya berdiri sembari mengangkat hasil tangkapannya di laut. Kali ini tangkapan ikannya yg tidak seperti biasa hendak di bawa ke rumah juragan Bardan. "Ya udah bapa mau bawa hasil tangkapan bapa hari ini ke rumah juragan Bardan dulu," Ucap Ayahnya Lilia sembari berdiri dan melangkah pergi. Satu bulan kemudian, tampak sang surya telah keluar dari tempat peraduannya di ufuk timur. Tampak Lilia berjalan melangkah ke arah sebuah dermaga, yg ia pernah melepas kepergian sang kekasihnya di dermaga itu. ia yg masih mengenakan mukena usai sholat subuh berjamaah di suatu suro atau mushola di kampungnya. Setelah sampai di dermaga itu, terlihat Lilia duduk bersimpuh, pada sebuah papan yg tersusun rapi di atas air laut pada sebuah pantai. Air matanya terus berlinang membasahi pipinya. Pandangan matanya terus menatap lautan yang membentang luas. Lilia datang ke dermaga itu hanya menanti sepucuk surat dari sang kekasihnya. Selama satu minggu Lilia selalu datang ke dermaga itu. SELANJUTNYA...

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.4K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
54.7K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook