Jiwa yang tertukar

1211 Kata
Samar-samar ia mendengar seseorang berteriak di dekat telinganya Ara tak berani membuka kedua matanya. Ia takut kalau pria yang kini tengah memangku kepalanya itu seorang penjahat. "Charlotte... Bangun... Aku mohon!" Seorang pria berteriak memohon kepada seorang wanita yang kini ada di dekapannya. Keduanya tampak basah kuyup. Pria itu tampak menangis meski.tersqmarkan oleh bulir air danau yang masih membasahi wajahnya. Pria itu benar-benar tak ingin Charlotte pergi. Seperti apa yang dikhawatirkan, keadaan Charlotte benar-benar dalam kondisi yang buruk. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu. Hanya saja pria itu tak menduga kalau kejadiannya seburuk itu. "Charlotte, bangunlah... Kakak mohon," pinta pria itu lagi. Arabella membuka kedua matanya, perlahan cahaya silau matahari pagi mengenai wajahnya. "Aku ada di mana?” pikir Arabella. Dia tersadar di tepian danau dengan pakaian yang menurutnya tak biasa. “Charlotte! Akhirnya kau tersadar,” pekik seorang pria di sampingnya. “Charlotte? Siapa Charlotte?” tanya Arabella bingung. Pria itu mendekap Charlotte dengan erat. Tiba-tiba, kereta kuda yang ditumpangi oleh William kini berhasil menemukan di mana Charlotte berada. "Syukurlah kamu selamat." Pria berambut pirang itu bernafas lega. Saat pria itu hendak mendekati Charlotte, gadis itu menghindar. Semua orang yang ada di sana tampak terkejut dengan perubahan gadis itu. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang mengawasi mereka. Sosok itu kemudian kembali menuju tempat asalnya. *** Beberapa saat yang lalu di menara penyihir... Seorang pria tampak sedang melihat ke arah luar jendela sebuah menara. Pria itu sudah lama tak mau beranjak dari tepian jendela ruangan itu, menatap jauh ke depan seolah sedang mencari seseorang. Tak lama, seorang pria datang menghampirinya. Teman dekatnya yang berasal deri tempat yang sama. “Aiden, pernikahanmu dengan Anne telah ditentukan. Kau tak akan bisa menghindarinya lagi,” ucap James. Aiden yang sedang menatap jauh ke luar jendela menara itu tak menghiraukan perkataan James. “Dia akan segera tiba, James. Kekasihku akan segera kembali, tak lama lagi. Sampaikan permintaan maaf ku ke keluarga Seto, James. Maaf aku tak bisa menikahi Anne. Tak mungkin bagiku menjalani pernikahan yang tak aku kehendaki,” Ucap Aiden saat James hendak meninggalkannya. “Dasar Penyihir keras kepala,” umpat James. “Dia telah tiba, James.” Aiden bergegas pergi ke luar menara bertepatan dengan sebuah cahaya terang muncul dari langit. Dan kini, Aiden tengah berada di sebuah hutan. Mengamati beberapa orang yang ada di sana. Cahaya pagi hari di tempat itu, sangat kontras dengan suasana di daerah menara penyihir. Seolah di daerah dekat menara penyihir menggambarkan suasana hatinya yang sedang kelam. Aiden melihat seorang anita cantik yang tak jauh dari sana. Benar-benar cantik sampai seorang Aiden tak berkedip. Tidak, bukan sosok Charlotte yang dia lihat dalam tubuh itu. Aiden melihat seorang berambut hitam panjang sepunggung yang sedang kebingungan yang ada di sana. Aiden tersenyum dari kejauhan. Setelah dirasa cukup untuk memastikan, Aiden kembali ke tempat tinggalnya di menara penyihir untuk memulai sebuah ritual. Ritual penyambutan atas datangnya jodoh yang telah digariskan oleh Tuhan. Setelah melakukan segala jenis ritual, Aiden kemudian keluar dari tempat suci dan membagikan beberapa makanan kecil sebagai bentuk terima kasihnya karena sang Jodoh telah tiba. Anne, gadis yang diajukan oleh keluarganya untuk menikah dengan Aiden, merasa kebingungan. Dia masih belum mengetahui kalau orang yang ditunggu oleh Aiden telah tiba. Setelah bertanya ke beberapa orang, barulah dia menyadari bahwa Aiden merayakan kedatangan seseorang yang tak lain adalah calon istrinya. Anne tak terima. Gadis itu sudah sejak lama mengejar Aiden, menunggu uluran tangan Aiden yang tak akan pernah didapatkannya. Hingga akhirnya keluarga gadis itu berhasil merayu para tetua dan memaksa Aiden menyetujuinya. Ternyata hal itu kini tak berlaku. Seseorang yang menurut tetua penyihir, yang akan menjadi istri Aiden adalah seorang gadis biasa yang tak memiliki ilmu sihir namun gadis itu adalah seorang gadis yang suci. Anne yang mengetahui siapa yang dimaksud, kemudian lekas beranjak keluar dari asrama penyihir, hendak menemui gadis yang katanya bernama Charlotte itu. Setelah mendapatkan kabar dari sana, Anne akhirnya tahu kalau orang yang bernama Charlotte merupakan seorang putri dari keluarga Rowney, yang diketahui sebagai putri mahkota kerajaan Axias. Anne terkejut. Gadis itu tak serta merta menelan informasi mengenai Charlotte mentah-mentah. Dia pikir, pasti bukan Charlotte calon permaisuri Pangeran William. Namun Charlotte haru menelan kenyataan bahwa yang bernama Charlotte hanya gadis keluarga Rowney seorang. Tak ada lagi gadis dengan nama Charlotte yang lain yang tinggal di negara Axias. Itulah sebabnya setiap orang akan cepet mengetahui berita tentang Charlotte yang kemudian sampai ke telinga gadis itu Charlotte dan Lucas kini sudah kembali ke rumahnya. Tak tega melihat adiknya kedinginan, Lucas menyuruh maid di rumah itu menggantikan pakaian Charlotte. Gadis itu terserang demam dan flu setelah basah kuyup di hutan. "Terima kasih, Kak." Gadis itu berterima kasih dengan tulus. Melihat cara dia memanggil dirinya, pasti Lucas sang kakak lebih tua beberapa bulan bahakan beberapa tahun dari dirinya. Pria itu menemani Charlotte di kamar itu. Sepertinya pria itu tengah menahan emosinya. Namun hal itu tak bisa ia ungkapkan. Charlotte tak sepenuhnya salah. Pasti ada suatu hal yang membuat gadis itu sampai di danau tengah hutan. Lucas yang tak tahu kalau jiwa Charlotte kini bukanlah jiwa asli gadis itu mengira gadis itu hanya shock akibat terjatuh ke dalam danau. Tak sedikitpun ia berpikir bahwa Arabella lah yang ada di dalam tubuh Charlotte, bukan orang yang sama. Awalnya Ara masih belum bisa memahami keadaan. Namun seiring berjalannya waktu, ia kini mengerti kalau dia adalah seorang anggota bangsawan. Perlahan Ara mempelajari bagaimana situasi sekitarnya. Setelah cukup beradaptasi, Ara yang berada di tubuh Charlotte mulai belajar mengikuti kebiasaan anggota keluarga yang lain. *** Suatu hari, Lucas meminta para maid mendandani Charlotte. Dia ingin Charlotte juga ikut bersamanya menuju ke kerajaan untuk menghadiri pertemuan. Tanpa disangka, Charlotte menolak. Gadis itu berontak. "Aku, kan, masih bukan seorang anggota kerajaan. Kenapa harus ikut serta juga?" Tanya Charlotte menyuarakan protesnya kepada sang kakak. Pria itu tak mampu berkata apapun. Lucas merasa adiknya sudah berubah. Dia tak lagi merasa Charlotte manja. Gadis itu benar-benar berubah 180 derajat. "Baiklah. Kakak akan menyampaikan permohonan maaf mu karena tak bisa ikut ke kerajaan karena sakit." *** Lucas masih penasaran dengan adiknya. Charlotte mengatakan bahwa ia bukanlah dirinya. Memang dari cara bicara dan cara bersikap gadis itu berbeda dengan Charlotte. Gadis itu tampak lebih bar-bar dibandingkan Charlotte yang sudah paham etiket. Sepertinya Lucas harus menghadirkan lagi guru untuk Charlotte belajar. Tanpa menunggu persetujuan Charlotte, Lucas sudah menyuruh maid kediamannya untuk menyampaikan permohonan maaf kepada akademi penyihir dan mengundang wanita yang merupakan guru etiket Charlotte. Ara yang memiliki budaya yang berbeda dengan kerajaan itu. Ara yang masih tak percaya dengan dirinya yang ternyata time travel menuju waktu zaman dahulu. Dia mengira kalau dirinya sudah mati saat ia tercebur ke dalam danau. Namun apa ini? Dia terbangun di tempat aneh. Ingin rasanya Ara kabur dan kembali. Namun Ara ingat, dirinya dulu bukan gadis baik-baik. Ara yang ada dalam diri Charlotte merasa dirinya telah ternoda. Padahal Charlotte sama sekali belum pernah tau hal-hal yang berbau dewasa. Gadis itu terlalu fokus dengan kehidupannya. Sama layaknya Ara, Charlotte sangat pendiam. Dan hal itu lah yang membuat gadis itu tak memiliki teman. Hingga kejadian mengerikan itu terjadi. Ara tak ingin tubuh yang ia diami saat ini mengalami nasib yang sama dengan dia sebelumnya. Bayangan sekilas mengenai pemilik asli tubuh itu muncul. Gadis itu tampak tersenyum ke arah Ara. Dan lambat laun gadis itu menghilang, seolah tenggelam dalam danau itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN