.
.
Diparkiran mobil salah satu pusat perbelanjaan.
"pake ini." perintah Dewa dengan menyodorkan kemeja hitam yang tadi dipakainya.
Dengan tatapan bingung Lola menerima dan memakainya tanpa banyak bertanya. Dan sekarang Dewa hanya menggunakan kaos hitam yang melekat sempurna ditubuhnya.
Mereka keluar dari mobil Dewa berjalan menuju pintu masuk mall. Mall masih lumayan sepi karena jam masih menunjukkan pukul 12 siang, dimana anak anak sekolah belum pulang sekolah dan orang orang yang bekerja baru akan istirahat.
"tunggu..!?" ucap Dewa pada Lola dengan meraih pergelangan tangannya. Lola hanya membalikkan badan dengan penuh tanda tanya tidak mengerti.
Dewa mulai mendekati Lola dan mengancingkan kancing kemeja yang dipakai Lola. Tidak semua, hanya bagian tengah untuk menutupi pusarnya. Dewa tidak ingin Lola jadi tontonan mata para lelaki penjelah wanita apalagi jadi incaran. Meskipun Dewa tidak menampik kalo dia termasuk dari mereka.
"ayo..!" ajak Dewa. Lola hanya diam tidak mengerti dengan apa yang dilakukan Dewa barusan.
"gil*, kelakuan predator emang beda." ucap Lola pelan setelah sadar.
.
.
.
Setelah menghabiskan waktu hampir 1 jam untuk membeli baju, Lola diantarkan pulang oleh Dewa. Tidak ada percakapan didalam mobil, mereka berdua membiarkan lagu charlie puth - attention yang memecah keheningan didalam mobil hingga mereka sampai didepan gerbang rumah keluarga Agrisa.
"thanks kak, maaf gak ada basa basi untuk sekedar menawari minum." kata Lola dengan melepas sabuk pengamannya.
"gak apa apa, karena nanti gue juga bakal mampir kesana sendiri." jawab Dewa.
Lola hanya diam, bingung dan tidak mengerti maksud dari perkataan kakak tingkatnya. Tanpa memberi tanggapan Lola keluar dari mobil Dewa dan masuk ke rumah keluarga Agrisa.
.
.
.
Malam hari di rumah besar keluarga Agrisa.
"Selamat datang Nyonya dan Tuan Bantara." sambutan dati Nyonya Agrisa pada tamunya.
"terima kasih nyonya Agrisa." jawab sopan Nyonya wicaksana yang sekarang menjadi Nyonya Bantara.
"Silahkan masuk." kata Tuan Agrisa pada ketiga tamunya.
Mereka berlima berbincang santai diruang tamu.
"bagaimana kabarmu Nyonya Agrisa? apa semuanya baik baik saja setelah waktu itu??" tanya nyonya Agrisa pada Nyonya Bantara. Yang dimaksud 'waktu itu' saat nyonya Bantara melakukan transplantasi ginjal dari tuan Agrisa.
"semua baik baik saja ibu Agrisa, keluarga kami sangat bersyukur karena bertemu dengan orang baik yang dengan sukarela medonorkan ginjalnya." jawab ibu Bantara.
"saya juga senang karena masih bisa bermanfaat untuk orang orang yang disekitar saya." timpal tuan Agrisa.
"jadi siapa laki laki tampan disebelah Tuan Bantara ini??? tuan muda Wicaksana apa tuan muda Bantara???" tanya ibu Agrisa.
"sampai lupa, ini yang akan menjadi tokok utama pria malam ini. Dewa Wicaksana. Untuk Daren Bantara kelihatannya akan absen malam ini. Dia sedang menikmati masa sibuknya karena saya." jawab Tuan Bantara diselingi dengan candaan.
"apa Tuan Bantara berencana pensiun dalam waktu dekat??" tanya tuan Agrisa.
"nyonya Bantara menginginkan waktu lebih dari saya. Jadi sebagai suami saya mencoba untuk mengerti." jawab tuan Bantara yang membuat kelima orang disana tertawa.
"bukankah nak Dewa kuliah dikampus Universitas Karya Merdeka juga??" tanya nyonya Agrisa.
"benar tante, saya mengambil jurusan hukum, ingin menjadi pengacara." jawab Dewa.
"wah, ini sebuah kejutan. Apa keluarga wicaksana dan Bantara akan melahirkan bibit seorang pengacara, ini belum pernah terjadi sebelumnya??" tanya tuan Agrisa.
"semoga saja begitu. Dia ingin mencoba hal baru diluar keturunan bisnis." jawab tuan Bantara.
"semoga kau selalu dilancarkan nak Dewa." timpal Nyonya Agrisa.
.
.
Sesaat pembantu keluarga Agrisa menghampiri nyonya Agrisa dan mengatakan bahwa makan malamnya sudah siap.
"baiklah, tolong kamu panggilkan Lola ya bi." perintah nyonya Agrisa dan langsung diangguki oleh pembantunya.
.
.
Dilantai 2 rumah Keluarga Agrisa.
tok.. tok.. tok... "non Lola nakan malam akan segera dimulai, nyonya menyuruh agar segera turun." ucap bibi dibalik pintu kamar Lola.
"siap bibi cantik." jawab Lola yang masih didalam kamar. Sebelum keluar kamar Lola mengecek kembali penampilannya didepan cermin. Sebuah long drees tanpa lengan berwrna burgundy melekat indah ditubuh putihnya, dengan kerah model sabrina dan tatanan rambut yang digulung keatas dengan membiarkan anak rambut dibagian depan terurai sukses mengexpos leher jenjangnya. Make up naturan yang semakin membuat Lola lebih fresh.
"ok sempurna." ucap Lola pada diri sendiri didepan cermin. Lola mulai membuka pintu kamarnya dan ternyata sang bibi masih setia menunggu nona muda nya keluar.
"bagaimana bi penampilan Lola, ini berlebihan gak sih bi???" tanya Lola pada pembantu dirumahnya yang sudah seperti ibu kedua bagi Lola dengan memutar mutar badannya.
"wahhh, non Lola malam ini sangat cantik. Tapi tunggu non... itu leher samping kanan non Lola kenapa??? non Lola habis kerokan??? kok gak nyuruh bibi??? " tanya pembantu Lola.
"siapa yang kerokan bibi. lagian mana ada sih bi??? tadi gak kelihatan kok. lha wong dari tadi Lola muter muter didepan cermin gak ada apa apa." jawab Lola.
"itu dileher kanan agak kebelakang, coba deh non Lola ngaca lagi." peringah sang pembantu.
Lola langsung masuk kedalam kamar lagi dan mulai melihat leher yang dimaksud pembantunya.
"deg... tidak mungkin kan ini tanda dari kak Dewa?? bod*h amat, dipikir ntar dulu ditutupi pake foundation aja keburu Nyonya Agrisa teriak teriak." batin Lola. Setelah tertutup sempurna Lola keluar kamar siap untuk melakukan pertemuan dengan keluarga pihak pria.
"yuk bi kita turun." ajak Lola pada pembantunya.
.
.
.
Saat tiba dilantai bawah, Lola disuguhkan pemandangan 4 orang paruh baya dan 1 orang pemuda mengelilingi meja makan dengan sesekali bersenda gurau.
"apa dia calon gue?? kenapa gue merasa familiar ya.. kalo dilihat dari belakang." batin Lola. Lola berjalan mendekati meja makan sedikit mencium harum laki laki yang mendominasi diruangan itu.
"mint??? harumnya familiar." batin Lola lagi.
"wah, anak mami sudah turun. ayo mami kenalkan dengan calon mertuamu." kata kata dari nyonya Agrisa langsung membuat Lola sadar dari lamunannya. Lola diajak semakin dekat dan mulai menyapa mereka.
"sayang kenalkan ini Nyonya dan Tuan Bantara. Dan laki laki tampan disana Dewa Wicaksana yang akan melakukan perjodohan dengan Lola." jelas Nyonya Agrisa.
"deg... deg... deg....Dewa. Dewa Wicaksana?? kebetulan macam apa ini Tuhan??? kenapa Engkau jodohkan aku dengan seorang predator??" gerutu Lola dalam hati. Lola belum bisa berbicara apa apa, masih diam ditempat mencoba mencerna apa yang saat ini terjadi. Lebih tepatnya mencoba mengerti, bahwa laki laki yang dijodohkan dengannya seorang playboy yang suka gonta ganti pasangan dan itu bukan gosip, itu fakta yang 1 kampus pun mengetahuinya.
"loh, ko melamun. salim dong dengan Tuan dan Nyonya Bantara." perintah Nyonya Agrisa yang membuyarkan pikiran serta lamunan Lola.
"selamat malam Nyonya Bantara dan Tuan Bantara." sapa Lola dengan bergantian mencium pungung tangan kedua orang tua Dewa.
"wah,, ternyata nak Lola sangat cantik dari yang difoto." puji Nyonya Bantara.
"terima kasih nyonya atas pujiannya." jawab Lola sopan. Setelah menyapa orang tua Dewa, Lola berjalan kearah Dewa, mengulurkan tangannya dan disambut oleh Dewa.
.
.
.
TBC