Chapter 3

1019 Kata
"Bang mau rasa apa?" Resya berdiri didepan kasir untuk memesan minuman yang dia inginkan. "Apa aja," Jawab Revino yang sedang memainkan ponselnya. "Yaudah, mba saya pesen matcha tea latte tambah bubble nya 1 yang large sama pearl milk tea large nya 1," "Semuanya Rp.69.000 mba," Resya menjulurkan tangannya ke Revino, Revino melihat tangan Resya sebentar lalu mengernyit menatap Resya. "Apaan?" "Uangnya lah Bang Sat," Revino menghela nafas lalu mengeluarkan dompetnya dan memberikannya ke Resya. Dan dengan senang hati Resya mengambilnya. "Ini mba," Resya menerima struknya lalu menunggu minumannya. "Bang," "Hmm," "Abang ih kalau dipanggil tuh nengok napa," Revino menengok kearah Resya yang sedang cemberut diabaikan oleh abangnya. Revino mengusap kepala adiknya sayang. "Apa Sya?" "Jajanin," Resya tersenyum lebar. Revino tersenyum dan menganggukan kepalanya, Resya langsung berjingkat-jingkat sembari mengangkat dompet Revino ditangannya. 'Gini nih kalau pulang, dompet gue kosong melompong' batin Revino. Setelah minumannya diambil, mereka pergi berbelanja sesuai dengan keinginan Resya. Alasan mengapa Revino sangat malas pergi ke mall bersama Resya ya seperti ini. Kalau uang Resya yang dipakai Revino akan dengan senang hati mengantar. Tapi, ini semua menggunakan uang Revino. Mau tidak mau harus dituruti kecuali Revino tidak malu melihat adiknya merajuk didepan umum. "Yeayy akhirnya, bener juga kata Vira. Diskon bagus-bagus barangnya," Ucap Resya selesai mereka berbelanja. Revino juga memegang belanjaan Resya, mungkin sekitar 10 paperbag belanjaan Resya dan 1 paperbag isinya hanya setelan jas milik Revino. "Makasih abangku yang baik hati dan tidak sombong. Kerjanya jangan males-malesan ya bang, ntar kalau pulang lagi ke Bandung dompetnya jadi tebel tuh. Kita bisa main lagi, seru kan?" Resya tersenyum senang. "Palalu seru, iya lo mah seneng. Gue menderita curut!" "Hushh, ngga boleh gitu sama adiknya bang," Revino mengabaikan perkataan Resya lalu pergi ke parkiran untuk kembali kerumah. Sesampai dirumah, Resya langsung pergi begitu saja tanpa mengambil barang-barangnya. "Resya bawaan lo eh," Panggil Revino berteriak. "Bawain bang, Resya cape," Teriak Resya dari dalam rumah. Revino mengusap wajahnya,  "Untung adik, kalau bukan udah gue masukin sumur tetangga," Ucap Revino pelan lalu terkekeh. Mana mungkin dia tega memasukkan perempuan yang dia sayangi kedalam sumur. Yang ada dia yang dimasukkan oleh ayahnya. Revino mengambil semua barang-barang Resya lalu berjalan memasuki rumah. "Ab- apaan tuh bang?" Tanya ibunya yang melihat banyaknya paperbag yang dibawa Revino. "Belanjaan Resya mom," Ibunya hanya menggelengkan kepalanya. Dia tahu kelakuan putrinya yang satu ini, kalau abangnya sudah pulang pasti uangnya akan dikuras habis oleh Resya. Walaupun Revino kesal, tapi dia tetap menuruti kemauan Resya. Hanya untuk melihatnya bahagia, setelah kejadian itu. Revino sudah berjanji melakukan apa saja untuk menjaga Resya, karna bila Resya terpuruk semua orang akan sama terpuruknya. Sudah cukup 3 tahun lalu menjadi peristiwa yang sangat mengenaskan, dimana adiknya hanya menangis. Mungkin kalau Revino waktu itu tidak mendobrak pintu kamar Resya, Resya sudah melompat dari jendela kamarnya. Dan ibunya juga tahu bagaimana frustasinya Revino yang mencari Alvero tapi tidak pernah menemukannya dan setelah tau Alvero ada di Canada, Revino hendak menyusulnya tetapi ditahan oleh ayahnya. Karna Resya membutuhkan Revino, Revino bisa jadi penyemangat Resya untuk kembali bangkit. Dan itu terjadi sekarang, Resya banyak berubah. Badannya sudah kembali seperti semula. Semakin cantik, membuat Revino kalang kabut bila ada lelaki yang mendekati Resya. Bahkan Revino menyewa 2 bodyguard untuk menjaga Resya, dari jarak yang jauh. Ibu dan ayahnya mengetahui hal itu, sebelumnya mereka menolak karna Resya bukanlah anak kecil lagi. Tapi Revino berusaha meyakinkan orang tuanya bahwa ini untuk kebaikan Resya. Resya bahkan sampai sekarang tidak tahu tentang hal itu, Revino melakukan hal itu juga karna pekerjaannya yang jauh di Kalimantan membuatnya harus meninggalkan Resya di Bandung bersama ibunya. Dengan menjaganya Revino bisa tahu apa saja yang Resya lakukan dan orang yang Resya temui. Sejauh ini semuanya baik-baik saja tidak ada yang membuat Resya sedih. Hanya bila ada laki-laki yang mendekati Resya, maka Revino yang akan turun tangan tanpa memberitahu Resya dan mengancam lelaki itu bila memberitahu Resya tentang hal ini. "Resyaa makan malam udah siap sayang," Teriak ibunya. "Iyaa bentar lagi Resya turun!" Resya sedang memainkan ponselnya, dia memberi pesan kepada Vira bahwa ternyata kakanya ikut pulang dan itu membuat Vira histeris menggunakan capslock saat membalasnya dan Resya hanya tertawa melihat pesannya. Resya turun ke lantai bawah dan melihat barang bawaannya yang berada di sofa ruang keluarga.  Resya berjalan kearah meja makan. Revino, mommy , daddy sudah ada dimeja makan. "Belanjaan apa itu Sya?" Tanya daddy nya. "Hehehe... lagi ada diskon besar-besaran dad di mall tadi. Sekalian tuh Resya kan pengen chattime terus liat brosur diskonnya, kan ada abangku yang ganteng nauzubilah ini. Jadi lumayanlah. Ya ngga bang?" Resya melihat kearah Revino lalu menaik turunkan alisnya. "Iyain gue mah," Jawab Revino pasrah. "Resya besok daddy sama mommy mau pergi, Jadi ntar kamu dianterin abang kamu ya. Mobilnya mau daddy pake," Resya yang sedang mengunyah makanan hanya menganggukan kepalanya. "Resya kamu benar-benar ngga mau pindah ke Kalimantan?" Tanya daddy nya hati-hati. Resya yang sedang menyendokkan makannya langsung terhenti. "Dad, Resya udah bilang kan. Resya betah disini, betah banget malah. Semua temen Resya disini, daddy mau ngungsiin temen-temen Resya kesana ? Ngga kan ? Yang ada daddy malah didemo sama orang tua mereka dikira bawa kabur anaknya. Resya juga udah besar, bisa jaga diri sendiri. Kalau emang daddy ngga mau jauh dari mommy, mommy bisa pindah kesana juga kok. Resya ngga apa-apa sendiri disini. Resya bisa manggil Vira sesekali sama Lele buat jagain Resya," Keluarganya tahu siapa itu Vira dan Aleandro, jadi Revino tidak takut terjadi apa-apa bila dia dekat Aleandro. Walaupun diawal memang Ale sangat ketakutan ketika Revino mendatanginya untuk membicarakan masalah kedekatannya dengan Resya. Tapi lama kelamaan Revino mulai terbiasa dengan Ale yang dekat dengan Resya. "Ya maafkan daddy. Bukan bermaksud seperti itu, daddy cuman takut-" "Takut Vero dateng lagi?" Lirih Resya. Setelah 3 tahun lamanya, baru sekarang Resya menyebut nama Alvero. Membuat semuanya terkejut karna Resya sangat menghindari nama itu. Ayahnya menganggukan kepalanya. "Walaupun Vero balik lagi kesini, Resya tetep kuat kok. Itu udah lama dad, jadi daddy ngga usah khawatirin aku. Biasa aja, anak daddy kan kuat. Karna selama kalian disini dan selalu ada buat Resya setiap saat, disitu Resya akan selalu kuat. Karna kalian yang buat Resya jadi kuat," Resya tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Revino tiba-tiba memeluk Resya dari samping, "Gue sayang banget sama lo Sya. Gue bakal terus jagain lo, dan lo ngga akan pernah ngerasain kaya dulu lagi. Kita selalu ada buat lo," Orang tuanya tersenyum haru melihat betapa Revino sangat menyayangi Resya.  Resya membalas pelukan abangnya dengan airmata yang mulai jatuh. "Gue juga sayang banget sama lo bang. Makasih udah buat Resya jadi semangat hidup lagi. Makasih udah ngingetin Resya bahwa bahagia itu mudah. Karna kalian yang buat Resya bahagia," Ucap Resya yang terbata. "Udah jangan sedih-sedih. Daddy jadi pengen nangis nih, ngga seru kalau laki-laki cengeng,"  Semuanya menjadi tertawa, menghilangkan kesedihan mereka. •°• Ting tong "Iyaa tunggu," Seorang wanita paruh baya sedikit berlari kearah pintu rumahnya. Cklek "Alveroo!!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN