Chapter 4

2167 Kata
5 YEARS LATER Kim Yesung bangun dari tidurnya. Ketika ia membuka mata dilihatnya Cho Kyuhyun tersenyum. "Pagi sayang." Sambil membuka gorden sewarna langit itu Kyuhyun berucap demikian, Yesung menampakkan senyum tulus sembari mendudukan diri. "Kyuhyun sudah mandi?" Memang sedari awal Yesung tinggal di sini tak sekalipun ia pernah memanggil Kyuhyun 'ahjussi' atau 'Appa' melainkan hanya menyebut namanya. Kyuhyun juga tidak memprotes Yesung yang memanggil menggunakan nama, terlebih tidak memakai embel-embel 'ssi', walau terdengar tidak sopan tapi jujur ia suka itu. Kyuhyun duduk di pinggir ranjang Yesung. "Belum sayang." Sahut Kyuhyun, Yesung tersenyum, selama lima tahun tinggal bersama Kyuhyun, lelaki yang kini berusia genap 40 tahun itu tidak pernah menghilangkan kata 'sayang' setiap kali bicara dengannya, Yesung tentu menyukainya karena begitu ia merasa dicintai dan tidak sendiri di dunia ini. "Kyuhyun mandi saja, biar aku yang masak." Sebagai balas budi Yesung haruslah mandiri, mana bisa ia membiarkan Kyuhyun -yang sudah berjasa banyak dalam hidupnya malah tambah menyusahkan lelaki itu. Setidaknya Yesung harus mengerjakan pekerjaan rumah untuk membalas jasa Kyuhyun. Lelaki yang walau sudah memasuki kepala 4 itu namun tetap terlihat tampan dan seperti tanda-tanda penuaan enggan bertengger di wajahnya. "Baiklah sayang." Kyuhyun mencium kepala Yesung sebelum keluar kamar. Yesung mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi, melepas semua pakaian di tubuhnya dan berdiri di depan cermin. Ia sudah berubah banyak terutama dalam tinggi badan. Jika ia tinggal di panti asuhan mungkin di usianya yang sudah 15 ini tidak akan setinggi seperti sekarang, bahkan Yesung yakin badannya tidak akan memiliki berat normal. Sekali lagi ia harus berterima kasih pada Tuhan karena sudah mengiriminya malaikat berwujud manusia seperti Kyuhyun. Mata Yesung menyipit menatap pantulan dirinya di cermin. Ada yang aneh. Ia menatap pada dadanya, tepat di dadanya terdapat bercak keunguan, hanya satu memang. Dan Yesung pikir mungkin itu hanya tanda biasa yang tak penting. Tanpa mau membuang banyak waktu Yesung segera menyegarkan diri. Sementara di bawah sana Cho Siwon duduk di ruang tengah, matanya fokus menatap berita di televisi sebelum Kyuhyun datang lalu mengganti channel. "Tumben tidak nonton kartun." Kyuhyun berucap diselingi tawa. "Mana bisa dewasa kalau nonton kartun terus." Siwon meraih remot di tangan Kyuhyun. Cho Kyuhyun duduk di samping sang anak, entah kenapa pertumbuhan Siwon lebih cepat dari Yesung. Tinggi Yesung hanya sedadanya sementara Siwon sudah mencapai telinganya. Hm, sepertinya Yesung kurang asupan kalsium. "Appa, aku lapar." Siwon membenarkan dasi yang melingkar di leher kemudian merapikan seragam sekolah khas sebuah sekolah menengah atas di Seoul. "Sebentar lagi Yesung masak." Mendengar nama itu ekspresi Siwon seketika berubah. Ia menatap Kyuhyun, nampak tak suka jika mulut sang Ayah mengucapkan nama itu. "Siwon, ini sudah lima tahun dan kau tetap membenci Yesung?" Siwon mendecih. Matanya maupun Kyuhyun terfokus pada sosok yang kini menuruni tangan. Yesung tersenyum sangat manis, rambutnya yang agak basah menambah kesan seksi pada Yesung yang kini mengenakan kemeja sekolah sama seperti Siwon. Kyuhyun meyusul Yesung masuk ke dapur. "Bukan Yesung yang ku benci, dasar bodoh..." Siwon menatap aneh pada dua lelaki yang kini berada di dapur sambil Kyuhyun membantu Yesung membuat sarapan. XXX Halaman luas sebuah Senior High School di kota Seoul nampak dipadati siswa-siswinya. Di antara banyaknya orang di sana, terdapat seorang namja manis berjalan penuh percaya diri. Ini adalah hari kedua setelah masa orientasi siswa ia menginjakkan kaki sebagai murid sekolah menengah atas. Dengan status peraih nilai tertinggi ujian nasional sekolah menengah pertama sekota Seoul membuat ia disegani ketika melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Kim Yesung namanya, meski ia pintar dan berasal dari keluarga berada namun entah kenapa sampai saat ini ia masih belum memiliki teman. Beda halnya dengan Cho Siwon, lelaki berandal itu bahkan sudah punya geng. Yesung yang memang naif berpikir postif saja bahwa mungkin tak lama lagi ia akan memiliki teman. Yesung sampai di kelasnya, X-A. Ia duduk di barisan paling depan tepat di depan meja Guru, Yesung sengaja memilih duduk di sana agar ia mudah menanyakan apa yang mungkin tak ia paham tentang pelajaran kepada Guru yang bersangkutan. Suasana kelas sangat ramai, sepertinya orang-orang sudah memiliki teman akrab masing-masing dan nampaknya hanya Yesung yang melamun sendirian. Sudut bibir pink namja itu tertarik ke atas, menampakkan senyum pahit. "Yesung..." Tiba-tiba terdengar suara memanggilnya. "Siwon?" Siwon terlihat di kelas Yesung, Yesung yakin kelas Siwon ada di X-E dan kenapa Siwon kesini. Apa mencarinya? Hm, tidak biasa sekali. "Bisa ikut aku sebentar?" Berpasang-pasang mata menatap kepergian Yesung dan Siwon. Setibanya di belakang sekolah Siwon hanya memandang Yesung membuat pria manis itu salah tingkah. "Ini sudah tahun ke lima dan tidak bosan-bosannya aku mengatakan ini padamu..." Siwon menggantungkan kalimatnya. "Tolong pergilah dari rumahku..." Yesung memang sering mendengar ucapan Siwon yang lebih terdengar seperti usiran, namun tetap saja berapa kalipun Siwon mengatakannya hati Yesung tetap terasa sakit dan dadanya sesak. "Sebenci itukah kau padaku?" Muak rasanya Yesung diperlakukan seperti ini. Jika memang benar Siwon membencinya sebaiknya katakan saja Siwon menggeleng. "Tidak hanya membencimu, tapi lebih dari sekedar itu." Siwon melihat mata Yesung berkaca-kaca, dan seperti biasa ia sama sekali tidak peduli meskipun Yesung menangis. "Yesung, dengar aku..." Siwon memegang dagu Yesung dan mendongakkan kepala Yesung agar pria itu menatapnya. "Karena aku sangat membencimu, jadi kumohon cepatlah pergi dari rumahku sebelum aku melakukan yang tidak-tidak..." PLAK Yesung menampar Siwon tanpa pikir dua kali. "Kali ini aku tidak akan diam seperti lima tahun lalu, Cho Siwon!" Ucapnya dengan tatapan menantang. "Yesung..." Siwon menarik tangan Yesung ketika pria itu berniat pergi. "Kau merasa aman hanya karena Appa menjanjikan perlindungan padamu, begitu?" Yesung tidak menjawab. "Kau pernah dengar ungkapan, 'Jangan nilai buku dari covernya' kan?" "Kau mengatai Kyuhyun jahat secara tidak langsung, Cho Siwon! Yang sebenarnya jahat itu adalah kau... beribu kali kau menyakiti dan melecehkanku... dan beribu kali pula Kyuhyun menyelamatkanku darimu yang selalu mengusirku!" Yesung menghentakkan tangan Siwon dari tangannya kemudian berlari meninggalkan Siwon. Siwon memejamkan mata dan menarik napas panjang. "Bukan begitu maksudku, Yesung." Ucapnya seraya memandang nanar sepatu hitamnya. XXX Penyebab Kecelakaan Mobil yang Merenggut 3 Nyawa Keluarga Pemilik MB.Corp 24 Agustus 2013 Kyuhyun menatap koran yang nampak usang di tangannya. Headline koran itu membahas masalah kecelakaan keluarga Kim Young Woon tepat 5 tahun lalu disaat usia Yesung memasuki 10 tahun. Kecelakaan yang menyebabkan tewasnya Ayah, Ibu beserta Kakak laki-laki Yesung yang tentu membuat Yesung sangat terpukul. Di koran itu menjelaskan bahwa kecelakaan terjadi karena mobil keluarga Kim menabrak pembatas jalan dan masuk ke jurang. "Masih menyimpannya ternyata." Eunhyuk masuk dan meletakkan segelas kopi hitam ke samping tangan kanan Kyuhyun sementara tangan kiri sang atasan memegang koran terbitan 5 tahun silam. Kyuhyun tidak mempedulikan Eunhyuk yang sekarang duduk di depan meja kerja menghadap dirinya. Kyuhyun mengambil koran lainnya terbitan tahun yang sama. Setelah Ditinggal Ketiga Anggota Keluarga, Kim Yesung yang Merupakan Anak Termuda Kim Young Woon Tinggal di Panti Asuhan 25 Agustus 2013 Eunhyuk menghela napas lalu merebut koran dari tangan Kyuhyun. "Kyu, sebaiknya kau menikah." Sontak Kyuhyun menatap Eunhyuk "Apa maksudmu?" "Ini sudah hampir 6 tahun kau menduda, apa tidak sebaiknya kau carikan Ibu untuk Siwon? Terlebih sekarang kau punya dua anak." Ucap Eunhyuk masih menatap Kyuhyun. "Aku tidak berniat menikah lagi Lee Hyuk Jae, yang seharusnya menikah itu, kau!" Kyuhyun meraih koran teratas di tumpukan koran usang. Cho Kyuhyun CEO KY.Corp Memutuskan Mengadopsi Kim Yesung, Selaku Anak dari Rekan Bisnisnya, Kim Young Woon 26 Agustus 2013 "Kau membunuh orang tua Yesung, itu sebabnya kau baik pada anak itu, kan? Kau merasa bersalah." Kyuhyun membanting koran di tangannya. "b******k sekali kau." Desis Kyuhyun dibalas tawa hambar Eunhyuk. "Benar kau tidak membunuh mereka secara langsung, tapi tetap sa-" "Jika niatmu ke sini hanya untuk menuduhku yang tidak-tidak, sebaiknya keluar." Dengan santai Eunhyuk keluar ruang kerja Kyuhyun. Setelah ia keluar pecahan gelas terdengar di daun pintu. XXX Yesung masuk ke dalam rumah dengan wajah lesu, ia lihat di ruang tengah Kyuhyun duduk seperti menunggu kepulangan dirinya. "Sudah pulang sayang? Mau makan apa?" Yesung tersenyum dan menghampiri Kyuhyun lalu duduk di sebelah lelaki itu. "Kyuhyun mau beli makanan?" Yesung menatap Kyuhyun yang fokus pada televisi. "Rencananya begitu." Pintu terbuka sekali lagi dan kali ini Siwon masuk bersama dua temannya. "Kau dan Yesung, saudara?" Tanya Shim Changmin sambil menatap pada Siwon. "Bukan, dia hanya benalu." Balas Siwon tanpa menatap sang Ayah dan Yesung yang tentu mendengar jawabannya. "Changmin, jangan menanyakan tentang Yesung lagi ya..." Donghae selaku teman Siwon sedari sekolah dasar membisikan sesuatu pada Changmin. "Oke baiklah." "Siwon!" Tegur Kyuhyun kesal. "Ya, kenapa Appa?" Ketus sekali nada suara Siwon. "Jaga ucapanmu." Changmin dibuat semakin penasaran dengan hubungan Siwon, Yesung dan Ayah lelaki itu. "Kapan-kapan kita bisa bawa Yesung ke hotel." Ucap Siwon lagi, kali ini lebih nyaring. "Cho Siwon!" "Aku pasang tarif satu juta satu jam, bagaimana?" Suara kekehan Siwon menggema di ruang tengah. PLAK Entah bagaimana ceritanya Siwon sudah tersungkur di lantai porselen karena tamparan Kyuhyun. "Terus saja bela benalu itu, Appa." Siwon berdiri dan membersihkan celana. Tak sengaja matanya menatap Yesung, pria manis itu menunduk sambil menggigit bibir bawah. "Hei Yesung..." Yang dipanggil mendongak. "Desahanmu waktu lima tahun lalu sangat menggoda, bisa kau tunjukkan lagi pada teman-teman baruku?" Sumpah Yesung malu setengah mati dan merasa dilecehkan. Sedaritadi ia tidak berani menatap selain Siwon. "Siwon jaga bicaramu!" Hampir Kyuhyun menampar Siwon lagi namun keinginannya ia urungkan mendengar suara Yesung. "Kyuhyun," Panggil Yesung, suaranya terdengar lirih dan sarat akan rasa sakit. "Kenapa sayang?" Kyuhyun segera menghampiri Yesung sementara Siwon dan kedua temannya melanjutkan langkah menuju lantai atas. "Apa aku serendah itu?" Yesung meremas lengan Kyuhyun. "Tidak sayang, jangan pikirkan ucapan Siwon." Kyuhyun memeluk Yesung begitu erat, menenggelamkan wajah Yesung ke dadanya menyuruh Yesung menangis di sana. Siwon menatap kejadian itu dari ujung tangga, ia mendecih kemudian masuk ke kamar menyusul temannya. "Siwon aku tak bisa menahan rasa penasaranku." Changmin berujar saat Siwon masuk. "Apa hubungan Yesung dengan Appamu?" Tatapan Siwon mengambang ke luar jendela. "Bisa kau ganti pertanyaanmu?" Siwon melempar ranselnya ke atas meja belajar. "Kenapa kau jahat pada Yesung?" Donghae memberikan deathglarenya pada Changmin tapi lelaki jangkung itu tak peduli, rasa penasarannya harus segera terpuaskan. "Karena aku membencinya." Siwon menyalakan playstation. "Mau main? Yang menang bisa telanjangi Yesung besok di sekolah." Siwon melempar joystick ke arah Changmin dan Donghae. "Siapa takut..." Changmin menerima tantangan Siwon yang sepertinya sangat membenci Yesung dan menaruh dendam pada remaja yang harus Changmin akui memiliki wajah semanis gula itu. "Aku tidak ikut..." Donghae meletakkan joystick kembali ke tempatnya. "Ah, kau tak seru Hae-ya, harusnya tadi ku ajak Kangin saja." Siwon mulai memilih game apa yang akan ia mainkan bersama Changmin, game berat untuk battle. "Yang kalah bantu pegangi Yesung, oke?" Siwon tertawa, memang pas ia berteman dengan Changmin. "Tapi jangan menyentuhnya..." Ucap Siwon dingin. "Kenapa? Bukannya kalau kita menelanjangi seseorang, itu artinya kita bebas bermain dengannya?" Changmin nampak kecewa. "Karena dia berharga..." Siwon menekan play pada sebuah game yang ia pilih, game khas anak lelaki, football. "Baiklah..." Balas Changmin lesu. XXX Keesokan paginya tidak seperti biasa, Kyuhyun tak membangunkan dirinya maupun mengucapkan selamat pagi. Yesung menghela napas dan berbangun, sontak ia kaget merasa tidak pakai baju, seingatnya tadi malam sehabis makan malam dan mandi ia mengenakan piyama, namun sekarang? Piyama atasnya tanggal dan berada di atas lantai. Lebih kaget lagi Yesung saat mendapati d**a dan perut terdapat banyak bercak keunguan yang sebelumnya hanya ada satu. Ia sungguh tidak ingat apapun tadi malam kecuali teriakan dari kamar Siwon, sepertinya salah satu dari mereka kalah dalam permainan. KLEK "Yesung sayang..." Yesung menutup tubuhnya dengan selimut. "Maaf aku kesiangan, jadi tak sempat membangunkanmu." Kyuhyun mendekat. "T-tidak apa-apa." Seperti biasa, Kyuhyun duduk di pinggir ranjang Yesung dan mengecup dahi si manis. "Jangan pikirkan sarapan, aku akan masak selagi kau mandi." Yesung hanya mengangguk. "Aku turun dulu ya, sayang." Pintu kembali tertutup dan Yesung menghela napas lega, sepertinya Kyuhyun tak sadar akan baju yang tergeletak di lantai. Yesung kembali menatap kulit pucatnya yang tercemar, bibirnya ia gigit. XXX "Sesuai janji, Cho Siwon..." Changmin tertawa penuh kemenangan di depan wajah Siwon. "Akh! Baiklah, nanti jam pulang temui aku di gudang belakang sekolah." Siwon keluar begitu saja tak mempedulikan Guru masuk ke kelas mereka. "Cho Siwon! Hei!" Panggil Guru tapi Siwon tak meladeninya. XXX "Kenapa dengan Kyuhyun?" Kim Heechul bertanya pada Lee Hyuk Jae saat lelaki bergummy smile itu menginjak ruangan tempat ia bekerja yang kebetulan di sana juga ada rekan kerjanya. "Ku lihat dia mengunci pintu setibanya dia di ruangan." "Mana ku tahu, kau kira aku peramal?" Ketus Eunhyuk dibalas senyum polos Heechul. Eunhyuk meletakkan tas kerja ke atas mejanya. "Kau bisa menebak, kenapa Kyuhyun betah menduda selama 6 tahun?" Eunhyuk duduk dan menatap Heechul yang tak jauh di sebelah kanannya. "Mungkin dia lebih nyaman sendiri." "Kau terlalu naif Eunhyuk-ssi." Heechul tersenyum aneh. "Maksudmu apa?" "Mana ada laki-laki betah menduda, satu minggu saja tanpa istri hidup mereka bakal berantakan, apalagi Kyuhyun memiliki anak, kan? Mana bisa dia mengurus rumah, diri sendiri maupun perkerjaan dalam waktu bersamaan." "Maksudmu Kyuhyun sudah punya istri? Hanya saja dia tidak memberitahu kita?" Heechul mengangguk membenarkan perkataan atau yang lebih bisa disebut pertanyaan Eunhyuk. "Tak mungkin Heechul-ah, aku kenal betul dirinya." "Lalu apa yang membuatnya aneh begitu? Kuperhatikan semakin kesini dia semakin aneh." Eunhyuk mengangkat bahunya. "Tanyakan sendiri sana." Heechul tertawa. To Be Continue
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN