Chapter 12

3026 Kata
Malam itu Lee Hyuk Jae mengunjungi rumah kakaknya untuk mengembalikan barang yang pernah ia pinjam. Ketika sudah sampai di depan pintu apartemen, seorang remaja 15 tahun membuka pintu membuat Eunhyuk tak jadi hendak menekan bel. “Eh, Hyuk ahjussi.” Kaget Lee Donghae melihat paman yang sudah sebulan lebih tak berkunjung ke rumah mereka. “Appamu ada, Hae?” Donghae mengangguk dan menggeser sedikit tubuhnya agar Eunhyuk bisa masuk. “Aku ke minimarket dulu.” Ucap Donghae sebelum Eunhyuk bertanya. Donghae pergi setelah Eunhyuk masuk. “Hyung…” Panggilnya pada lelaki yang lebih tua beberapa tahun darinya sedang duduk di sofa ruang tengah. “Hyuk!?” Bahkan kakak Eunhyuk dibuat bingung akan kedatangan sang adik yang tiba-tiba. “Aku kesini ingin mengembalikan ini.” Eunhyuk meletakkan alat-alat untuk bermain golf ke sudut ruangan kemudian bergabung duduk. Beberapa lama mereka membahas masalah umum sampai akhirnya Donghae datang membawa kantong kresek khas sebuah minimarket dan meletakannya ke atas meja depan sofa dimana Eunhyuk dan sang kakak duduk. “Aku pulang dulu.” Eunhyuk berdiri membuat kakaknya terheran. “Masih banyak kerjaan, lagian aku kesini cuma mau mengembalikan stik golf.” Kakak Eunhyuk hanya mengangguk dan kembali menonton acara televisi. “Ahjussi.” Panggil Donghae ketika mengantarkan Eunhyuk ke pintu utama. “Ada apa Hae-ya? Kalau minta uang maaf, ahjussi sedang tidak punya.” Biasanya Eunhyuk akan memberi uang pada Donghae setiap kali berkunjung, tapi kali ini ia tak akan beri karena benar apa yang ia katakan barusan, ini tanggal tua dan ia sendiripun sedang krisis. “Bukan itu.” Wajah Donghae masam. Eunhyuk keluar sepenuhnya dari apartemen kakaknya dan bersandar di samping daun pintu. “Lalu apa?” "Sepertinya hubungan Siwon dengan Appanya memburuk…” Eunhyuk menatap Donghae. “…semenjak kedatangan Kim Yesung ke rumah mereka…” Ia diam mendengarkan ucapan Donghae. “Sejak Yesung tinggal di rumah Kyuhyun, Siwon selalu menjahati Yesung saat di sekolah.” Eunhyuk tidak mengerti kenapa Donghae tiba-tiba membicarakan ini. Sebenarnya jika ia pergi pun, tak apa. Hanya saja kakinya serasa mengakar hingga menjadikan ia tak beranjak dari sana dan mendengarkan Donghae. “Sebelumnya Siwon tak pernah mengganggu Yesung. Aku yakin ada alasan Siwon melakukannya.” Donghae menatap Eunhyuk yang melamun. “Apa ahjussi tahu sesuatu?” Kemudian lelaki kepala tiga itu tersadar. “Hah?” Kagetnya. “Hari ini di sekolah ku lihat Siwon membicarakan sesuatu bersama Yesung.” Eunhyuk masih tak menjawab. “Ahjussi tahu sesuatu tidak!?” Kesal rasanya diabaikan, sedaritadi sang paman bukan menjawab pertanyaannya melainkan melamun. “Aku tidak tahu, Hae-ya.” Eunhyuk membenarkan posisi berdiri. “Mana mungkin ahjussi tidak tahu? Bukannya sudah sejak lama ahjussi kerja pada Kyuhyun?” Donghae mendengus sebal. “Sekalipun aku tahu aku tak akan memberitahunya padamu, bocah!” Kemudian Eunhyuk berlalu pergi, suara debuman pintu terdengar nyaring di belakangnya. XXX “Yesung.” Kyuhyun menarik tangan Yesung yang hendak membuka pintu mobil. Siwon sudah turun beberapa detik lalu dan sekarang Yesung hanya berdua bersama Kyuhyun. “Kenapa?” Tatapan Yesung mengambang, seperti hidupnya sudah tak berarti lagi dan Kyuhyun tidak suka melihatnya. “Apa yang membuatmu sedih, hm?” Tangan Yesung masih berada dalam genggaman Kyuhyun sambil mereka bertatapan. Yesung menggeleng sebagai balasan. “Tidak mungkin, sayang.” Kyuhyun mendekatkan wajah mereka untuk mencium bibir Yesung, sekarang tubuh Kyuhyun condong pada Yesung yang menyandar di pintu mobil. “Aku hanya lelah, Kyu.” Jawab Yesung seadanya. Matanya nampak berkaca-kaca. “Tidak usah sekolah, ya.” Yesung menggeleng. “Aku tidak apa.” Yesung mendorong Kyuhyun. “Nanti siang aku jemput.” Kali ini Yesung mengangguk dan keluar, tak membuang waktu Kyuhyun menjalankan mobilnya. Yesung menghela napas panjang, airmata tanpa sadar mengaliri pipinya. Ia lelah, sangat lelah. Dan entah mengapa ia kehilangan semangat hidup. Dulu, saat ia kecil ia pernah berjanji pada Ibunya, akan terus hidup dan semangat dalam menjalaninya. Namun? Saat alasan ia hidup sudah tak berada di dunia ini, dapatkah ia bangkit kembali? Memang benar ada yang mengurus dan membesarkannya dengan penuh cinta dan kasih. Hanya saja cinta yang diberikan orang itu tidak seperti apa yang Yesung ingin. Justru ia merasa menderita karena Cho Kyuhyun. Yesung tidak jadi masuk ke halaman sekolah, ia berbalik arah dan menatap jalan di depannya. Mobil lalu-lalang dan ia pikir jika ia loncat maka mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi itu akan segara menabrak dirinya dan ia tak akan menderita banyak sakit karena mungkin ia akan segera tewas. Belum sempat Yesung melangkahkan kaki, tangannya sudah ditarik seseorang. “Dasar bodoh.” Siwon menatapnya tajam. Mata Yesung berkaca-kaca, ia nampak tak mau bertemu pandang dengan Siwon. Siwon melepaskan tangan Yesung dalam pegangannya. “Yesung, jangan membuatku merasa bersalah.” Siwon menatapnya iba. “Sudah cukup aku dengan dua korban Appa. Jangan membuatku semakin menyesal karena gagal menyelamatkan korban Appa yang ketiga.” Tangis Yesung pecah tapi tak ada suara yang terdengar. “Aku janji akan menyelamatkanmu, Yesung-ah. Tapi mohon bersabarlah.” Meski mereka dapat mendengar bel sekolah berbunyi dan gerbang yang perlahan ditutup, tapi Yesung maupun Siwon tak beranjak sedikitpun. “Aku tidak tahan.” Gumam Yesung, suaranya bergetar. “Jikapun aku mati, tidak akan ada yang merasa kehilangan. Orang tuaku sudah tak ada… dan… Appamu tidak benar-benar menyayangiku… dia… dia hanya…” Ucapan Yesung tidak berlanjut ketika Siwon kembali menarik tangannya. Mereka memasuki gerbang sekolah yang hampir ditutup sempurna oleh satpam. “Kau harus kuat, Yesung.” Siwon melihat airmata mengaliri pipi Yesung dan ia ikut sakit dibuatnya. Siwon tahu perasaan Yesung atau mungkin apa yang dirasakan Yesung jauh lebih menyakitkan. Tapi sayangnya ia tak dapat melakukan apa-apa, bahkan hanya memikirkan sesuatu untuk menyelamatkan Yesung pun tidak bisa. “Masuklah ke kelasmu, aku duluan.” Siwon beranjak dari tempatnya dan Yesung masih tak begeming. XXX Malam harinya selesai makan malam, Siwon menemukan pemandangan tak asing di ruang tengah. Ia lihat pakaian Yesung dibuka paksa oleh Kyuhyun. Yesung memang tidak berontak tapi matanya seolah mengatakan, jangan. “Appa.” Panggil Siwon membuat Kyuhyun menoleh. “Tolong biarkan Yesung tidur, Appa. Dia lelah.” Mata Kyuhyun berkilat marah. “Pergilah Cho Siwon,” Kyuhyun menatap Siwon. “Tapi, Appa… kau tahu Yesung lelah? Bagaimana kalau dia sakit?” Mata Kyuhyun terarah pada Yesung. “Kau lelah sayang?” Siwon melotot melihat Yesung menggeleng. “Pergilah, Siwon.” Ucap Yesung tanpa menatap Siwon. Siwon naik ke atas, sekali lagi ia memandang Yesung sebelum masuk dan mengunci pintu kamar. “Bagus, sayang.” Kyuhyun tersenyum sambil menatap Yesung. XXX Saat jam makan siang, tidak biasanya Yesung ikut antri untuk dapat jatah makan. Setelah nampannya terisi ia duduk di kursi panjang kosong di kantin. Ia memang makan, hanya saja pikirannya berlarian. Kantin siang itu ramai dan entah mengapa Yesung merasa kosong, sepi. Sudut bibirnya terasa perih ketika membuka mulut untuk memasukkan makanan, seluruh tubuhnya kaku dan tulang pipinya serasa retak. Tanpa Yesung ingin airmatanya menetes. Ia ingat betul kejadian tadi malam. Kyuhyun bukan hanya memasukinya namun juga melakukan kekerasan. Kyuhyun selalu begitu jika ia menolak melakukan sesuatu. Kyuhyun mengikat tangannya ketika ia berusaha lari, menamparnya jika ia tak menuruti, bahkan Yesung yakin Kyuhyun tak punya rasa kasihan sama sekali. “Yesung…” Siwon dan lima temannya berada di dekat Yesung, remaja itu tentu sadar dan segera menatap sumber suara. “Boleh duduk?” Yesung mengangguk. Siwon duduk di samping kanan Yesung sementara Donghae di sisi kiri. Sedangkan Kangin, Changmin, Yunho serta Leeteuk tepat di depan mereka. “Kau boleh main sama kami mulai sekarang.” Ucap Yunho sambil menatap Yesung yang masih makan. “Benar, Yesung-ah. Teman Siwon adalah teman kami juga.” Changmin memberikan senyum terbaiknya, mau tak mau Yesung membalas walau canggung. “Kami tak akan jahat lagi padamu.” Kangin menimpali. Yesung bingung sebenarnya, kenapa tiba-tiba Siwon beserta gengnya mendadak baik? Yesung yakin Siwon sudah memberitahu yang sebenarnya dan mereka semua merasa iba. “Maafkan kami yang dulu, ya Yesung.” Leeteuk juga tersenyum dibalas anggukan oleh Yesung. Sementara itu Siwon tak kunjung angkat bicara, sedaritadi ia hanya makan dalam diam, begitupun Donghae. Sesekali mata Donghae melirik pergelangan tangan Yesung sekaligus mengamati wajah manis yang nampak habis kena pukulan keras di pipi kiri. XXX Pukul tiga sore ketika sebuah sekolah menengah atas di Seoul memulangkan siswanya. Siwon terlihat bersandar di tembok samping gerbang menunggu jemputan sementara Yesung sedang jongkok berada tak jauh darinya. “Siwon.” Panggil Yesung lemah namun masih bisa didengar. “Ya?” Yesung berdiri, matanya terarah pada Siwon. “Kau mengatakan sesuatu pada mereka?” Tentu Siwon mengerti arah bicara Yesung, ia menggeleng. “Kau pikir aku bodoh? Kalau aku memberitahu Kyuhyun yang selalu menyetubuhimu, bisa-bisa Appaku dilaporkan lagi Yesung-ah.” Bibirnya ia gigit. “Lalu kenapa mereka baik padaku?” Tentu Yesung butuh penjelasan akan rasa penasaran yang sedaritadi ia pendam. “Aku yang menyuruh mereka begitu. Aku yakin kau butuh teman, Yesung-ah.” Penjelasan Siwon membuat Yesung tertawa. “Aku tak butuh.” Siwon hendak membalas namun ketika mobil Kyuhyun berhenti tepat di depan mereka, ia kembali menutup mulut. Yesung masuk duluan ke jok depan di susul dirinya yang duduk di jok belakang. “Bagaimana harimu, sayang?” Siwon mendecih dalam hati. Dulu yang selalu mendapat pertanyaan ini adalah ia, namun sekarang? Yesunglah yang merupakan prioritas Cho Kyuhyun. “Tidak ada yang buruk.” Kyuhyun tersenyum mendengar jawaban Yesung meski ekpresi yang ditampilkan Yesung hanyalah datar. “Bagus, sayang.” Kyuhyun mencium pipi Yesung sekilas kemudian menjalankan mobil. XXX Entah kenapa akhir-akhir ini Eunhyuk sering bertamu ke rumah kakaknya. Ia melakukan itu bukan tanpa alasan, melainkan ini adalah akhir bulan dan persediaan bahan makanan di rumahnya habis, terlebih ia tak punya uang tunai. Jadilah ‘terpaksa’ ia numpang makan di rumah kakaknya. Sama seperti malam ini, Eunhyuk membantu Hyung Jae mencuci piring sementara istri kakaknya itu membersihkan meja makan. “Kau nginap?” Tanya Hyung Jae tanpa menatap Eunhyuk melainkan sibuk mengeringkan piring. “Boleh, kan?” Eunhyuk nyengir aneh dibalas dengusan Hyung Jae. “Kebiasaamu kalau akhir bulan.” Hyung Jae meletakkan piring ke rak. “Boleh, kan?” Tekan Eunhyuk sekali lagi membuat sang kakak tertawa. “Tentu.” Setelah itu Hyung Jae keluar ruang makan menyusul sang istri. Eunhyuk duduk di kursi meja makan setelah menyelesaikan cucian piring, di tangannya terdapat sekaleng bir dan asap dari rokok menyala di atas asbak tercium sangat menyengat. “Ahjussi babo!” Seru keponakan Eunhyuk saat masuk ruang makan mendapati bau tembakau yang begitu kuat, Eunhyuk mematikan rokok yang bahkan belum ia hisap habis. “Kenapa kesini?” Donghae menarik kursi lalu duduk di depan Eunhyuk. “Mau membicarakan Yesung.” Ucapnya langsung. “Lupakan saja masalah itu Hae-ya, kita, terlebih kau, tidak ada hubungan apa-apa dengan mereka.” Donghae mendengus. “Tapi ahjussi, aku kasihan melihat Yesung.” Tatap Donghae pada Eunhyuk. “Sepertinya ada yang membuli Yesung.” Eunhyuk nampak tak tertarik, ia menelan habis sisa bir dalam kaleng. “Tangannya seperti habis diikat,” Eunhyuk sedikit terkejut. “Wajahnya juga memar.” “Bagaimana kau tahu?” Akhirnya suara Eunhyuk keluar. “Hari ini Siwon menyuruh kami berteman sama Yesung, aku tak tahu kenapa tapi kami menurut saja…” Hening sejenak, Donghae menatap Eunhyuk lekat berusaha mencaritahu apakah pamannya itu tertarik atau tidak, kemudian sudut bibirnya melengkung ke atas menemukan ketertarikan di kedua mata Eunhyuk. “Saat makan di kantin aku duduk di sebelah Yesung dan melihat dia seperti habis disiksa.” Bahkan hati Donghae terenyuh mengingat kondisi Yesung siang tadi. “Sudahlah Hae.” Eunhyuk berdiri, ia memang ingin mendengar pejelasan Donghae lebih lanjut tapi ia tak sampai hati membayangkan kondisi Yesung berdasarkan paparan Donghae. “Aku rasa bukan Siwon yang melakukan itu pada Yesung,” Suara Donghae terdengar kembali saat Eunhyuk mencapai pintu ruang makan. “Aku pernah ke rumah Siwon,” Eunhyuk berhenti. “Dugaanku, Appa Siwonlah yang melakukan itu pada Yesung.” DEG Eunhyuk membatu. “Meski ini bukan urusanku, tapi aku yakin tujuan Siwon mejahati Yesung karena Siwon tak ingin Yesung tinggal di rumahnya…” Eunhyuk masih tak beranjak dari tempatnya namun juga tidak menatap Donghae. “Karena Siwon tak ingin Yesung disiksa Kyuhyun.” Beberapa lama hening, Donghae setia menatap punggung Eunhyuk yang perlahan berbalik. “Hae, saranku jangan ikut campur urusan orang meski kau tahu sesuatu.” Tentu Eunhyuk khawatir, bagaimana jika suatu saat Kyuhyun bosan pada Yesung dan melirik keponakan tampannya? Apalagi Donghae pernah ke rumah Siwon yang berarti Kyuhyun pernah bertemu Donghae. Ia jadi teringat saat Siwon bercerita padanya tentang awal pertemuan Ryeowook dengan Kyuhyun. Eunhyuk bergidik. “Aku tidak tega melihat Yesung begitu, ahjussi.” Suara Donghae lirih. “Biar kau tahu sesuatu pun, apa yang bisa kau lakukan?” Donghae diam. “Laporkan Appa Siwon ke polisi.” Mata Eunhyuk membulat. “Lee Donghae, kau mau aku tinggal di sini seumur hidup?” Donghae tertawa. “Tentu tidak ahjussi, aku tahu ahjussi kerja pada Kyuhyun dan akan bahaya kalau Kyuhyun masuk penjara, kan?” “Itu kau tahu! Yang jelas, jangan ikut campur urusan mereka.” Eunhyuk pergi meninggalkan Donghae sendiri. Remaja tampan itu hanya tersenyum kecut. XXX Pagi itu Siwon masuk ruang makan dan menemukan pemandangan –yang menurutnya- menjijikkan. Yesung duduk telanjang di atas meja makan, tangan Yesung terikat kebelakang dan mata Yesung ditutup kain hitam sementara Kyuhyun sibuk mencari sesuatu di dalam kulkas. “Eh, Siwon.” Muak rasanya melihat adegan seperti ini. Berapa kalipun Siwon melihatnya tetap saja hatinya sakit, dan ia merutuk pada diri sendiri yang tak bisa berbuat apa-apa.Padahal ia melihat jelas penderitaan yang dialami Yesung. Ia tahu rasa sakit yang diderita namja manis itu dan Siwon tahu beban berat yang ditanggung Yesung sendiri di bahu. Dan sekali lagi. Ia bisa apa? Selain mendiamkan Ayahnya melecehkan bahkan menyiksa Yesung. “Yesung tidak sekolah hari ini, kau berangkat sendiri saja.” Kyuhyun menjauh dari kulkas dengan wortel di tangan. Siwon tersenyum kecut. Bahkan Kyuhyun tak punya malu melakukan adegan panas bersama remaja di bawah umur di depan anak sendiri. Siwon masih diam di ambang pintu, matanya berair mendengar rintihan Yesung. Kyuhyun membuka kaki Yesung lebar-lebar dan memasukkan wortel besar ke dalam a**s Yesung. Tentu Yesung mengerang kesakitan apalagi ketika Kyuhyun memaksa wortel itu semakin masuk ke dalam. Tangan Yesung yang terikat bergerak minta lepas, dapat Siwon lihat pergelangan Yesung berdarah, hatinya semakin sakit dibuatnya. “Appa…” Lirihnya yang mustahil di dengar Kyuhyun karena desahan Yesung lebih mendominasi ruang makan. “Jangan gigit bibirmu, sayang.” Yesung menolak, yang ada bibirnya berdarah karena ulahnya sendiri. PLAK Isakan Yesung terhenti akibat tamparan Kyuhyun. Tangan Yesung mengepal erat, perutnya bergejolak karena ingin menumpahkan s****a semetara Kyuhyun tetap mengocok wortel keluar-masuk anusnya. Yesung memang nyaman bersama Kyuhyun, begitu mempercayai lelaki yang ia anggap pelindung. Namun itu hanya bertahan sampai ia tahu sifat Kyuhyun yang sebenarnya. Ia begitu kecewa karena bodoh sekali mempercayai Kyuhyun. Dan sekarang tidak ada yang bisa Yesung lakukan selain pasrah menerima takdir hingga menunggu datangnya maut. “Aku pergi.” Yesung mendengar jelas derap langkah menjauhi ruang makan. Matanya ditutup dan itu membuat kulitnya lebih sensitif menerima sentuhan. Kelaminnya berkedut cepat ketika Kyuhyun menjilati. Kepala Yesung mendongak saat berhasil menumpahkan hasratnya ke dalam mulut Kyuhyun. Ia menangis tanpa suara. Pagi ini Yesung ingin membuat sarapan dan tiba-tiba Kyuhyun datang memeluknya seperti biasa. Yesung tak tahu setan apa yang merasuki Kyuhyun hingga lelaki itu memperlakukannya seperti sekarang. “Kau suka kan, sayang?” Yesung mengangguk –terpaksa. Kyuhyun berhenti menyetubuhi Yesung setelah satu jam kemudian. Sekarang Yesung tertidur di atas ranjang tanpa pakaian, tubuh serta rambutnya masih basah karena habis dimandikan Kyuhyun. “Tidur yang nyenyak, aku kerja dulu.” Kyuhyun mencium bibir Yesung kemudian menarik selimut menutupi seluruh tubuh penuh memar itu. Kyuhyun mengambil bungkus bekas obat tidur di atas meja samping ranjang, setelah itu terdengar pintu dikunci. XXX “Kenapa Yesung tidak masuk?” Donghae bertanya saat dirinya dan Siwon sedang buang air kecil di toilet sekolah. Siwon menaikkan kembali zipper celana kemudian berjalan menuju wastafel, ia mencuci tangan dengan tenang hingga suara Donghae kembali terdengar. “Kau mengabaikanku, Cho Siwon.” Mata itu menatapnya. “Sakit.” Balas Siwon singkat lalu mengeringkan tangan, diikuti Donghae. “Aku tahu alasanmu mengusir Yesung semenjak kita sekolah dasar.” Siwon nampak tak tertarik, ia terus berjalan keluar toilet dengan Donghae yang berusaha mengimbangi langkah mereka. “Karena Appamu menyiksanya, kan?” Langkah Siwon terhenti dan dalam hati Donghae bersorak girang. “Diam Lee Donghae, kau tidak ada hubungannya dengan keluargaku.” Ucap Siwon dingin tanpa menatap lelaki yang lebih pendek. “Nah itu… aku yang tidak ada hubungan dengan keluargamu pun sedih ketika melihat kondisi Yesung. Lalu, apa kabar kau?” Siwon menatapnya. “Dia Appamu, Siwon, dan kau diam saja saat Yesung disiksa begitu?” Mereka berpandangan sejenak hingga Siwon memutuskan kontak mereka. Ia berjalan cepat yang kembali disusul Donghae, sekarang lelaki tampan itu sejajar dengannya. “Kau tidak tahu apapun sebaiknya diam. Dia Appaku dan aku tahu bagaimana dia, aku tahu apa yang harus kulakukan tapi sekarang bukanlah saatnya.” Siwon berujar lugas. “Bukan saatnya, kau bilang?” Donghae nampak tak percaya. “Lalu, saatnya itu kapan? Saat Yesung sudah tak tahan lagi dan bunuh diri? Iya?” Suara Donghae meninggi di koridor sekolah yang sepi. Entah kenapa ia ikut emosi teringat luka-luka di pergelangan dan memar di wajah manis Yesung. Ia suka Yesung? Tidak, tentu tidak. Donghae hanya iba, kasihan melihat kondisi remaja yang seharusnya hidup bahagia itu malah menderita karena Ayah Siwon. Donghae tahu Yesung sejak lama, bahkan sebelum Siwon membully Yesung ketika mereka sekolah dasar. Yesung anak dari pemilik MB.Corp dan siapa yang tak mengenalnya? Bahkan Donghae yang orang tuanya bukan pembisnis pun tahu akan sosok manis bermata bulan sabit itu. Dan Donghae tahu Yesung telah kehilangan kedua orang tua saat masih kelas empat, tahu Yesung diadopsi Kyuhyun dan tahu Yesung –mungkin- disiksa selama tinggal di rumah Kyuhyun. “Diam Lee Donghae, sekalipun dia mati ini tidak ada sangkut pautnya denganmu.” Siwon gerah dibuatnya. “Kau tidak punya hati!” Siwon tak peduli diteriaki seperti itu, langkahnya lebar saat meninggalkan Donghae. Sama halnya ketika hendak menghadapi ujian, tentu kita harus mempersiapkan diri dengan belajar dari jauh-jauh hari. Pun Siwon begitu, ia hanya sedang merancang sesuatu dan mematangkan rencananya untuk membantu Yesung, ia tak boleh gegabah atau rencana yang ia susun malah jadi kacau. To Be Continue
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN