Chapter 11

2431 Kata
23 Agustus 2013 ‘Besok ulang tahunku, Eomma!’ Yesung kecil yang sebentar lagi akan merayakan ulang tahun yang ke-10 berucap riang pada Ibunya yang tengah memasukkan koper ke dalam bagasi mobil. ‘Iya, Eomma tahu sayang.’ Ibu Yesung mengacak rambut cokelat gelap anaknya yang terasa sangat lembut. ‘Eomma akan membelikan hadiah untuk Sungie,’ Jung Hae Jin berjongkok di depan anaknya sambil memegang lengan Yesung. ‘Janji? Sepulang Eomma dari Jepang Eomma harus membawakan Sungie hadiah yang banyak!’ Yesung kecil berseru antusias sambil senyum tak lepas dari wajah manisnya. Tidak berapa lama kemudian Young Woon dan Jong Jin menghampiri mobil dan memasukkan koper ke bagasi. Hari ini Ayah, Ibu serta Kakak Yesung akan pergi ke Jepang untuk suatu keperluan. ‘Yesung dititipkan sebentar ne.’ Jong Jin mencium pipi Yesung, adik yang beda 16 tahun darinya itu menghambur ke pelukannya. ‘Hyung, Sungie pasti akan sangat merindukan hyung.’ Airmata Yesung menggantung di pelupuk mata. ‘Janji nanti jemput Sungie ne.’ Ada kekhawatiran di suara dan raut wajah Yesung. ‘Iya Sungie sayang.’ Young Woon mengacak rambut Yesung. Mobil tempat penitipan anak berhenti tepat di belakang mobil Young Woon di depan sebuah rumah. Hae Jin menyerahkan koper milik Yesung pada sopir kemudian sopir itu menuju belakang mobil untuk meletakkan koper Yesung yang lumayan besar. ‘Eomma sayang Sungie sampai kapanpun, jadilah anak rajin dan pintar agar Sungie punya kehidupan yang baik. Teruslah semangat dalam menjalani hidup, sayang.’ Mata Hae Jin berkaca-kaca saat mengatakan itu. ‘Ne! Sungie harus pintar dan sukses seperti Appa!’ Yesung berseru sambil menatap Ayahnya. ‘Kau tidak boleh seperti Appa, Sungie sayang.’ Mata Young Woon juga berkaca-kaca sementara Jong Jin tidak bisa menghentikan linangan yang sedaritadi membanjiri pipinya. ‘Kau harus lebih dari Appa.’ Kemudian mereka memeluk Yesung. Bocah polos yang masih tak mengerti apa-apa itu masuk ke dalam mobil dan menurunkan kaca hanya untuk memberikan ‘dadah’ pada keluarga yang sagat teramat berarti. Yesung melihat Ibunya terisak keras di pelukan Ayahnya. Yesungpun ikut menangis. XXX “Ku dengar Siwon memberimu boneka seks.” Eunhyuk terkekeh sambil meletakkan kopi hitam ke atas meja dekat tangan Kyuhyun. “Iya,” Hanya itu balasan Kyuhyun, ia masih sibuk memandangi sesuatu di handphone. “Darimana kau tahu?” Eunhyuk duduk. “Aku yang membeli itu.” Kyuhyun menatap Eunhyuk. “Aku tak butuh benda macam itu Hyuk-ah.” Handphonenya Kyuhyun letakkan ke atas meja ketika mengambil kopi, mata Eunhyuk tertuju pada layar handphone Kyuhyun. “Kyu…” Panggil Eunhyuk agak shock. Bagaimana mungkin ia tidak shock melihat wallpaper handphone Kyuhyun? Disana terlihat Yesung telanjang dengan wajah sangat merah. “Jangan bilang kalau kau…” Kalimat Eunhyuk tidak berlanjut. “…memperkosa Yesung?” Karena Kyuhyun melanjutkannya. Lelaki tampan itu terkekeh. “Bukannya kau sudah tahu aku, Hyuk? Kenapa sok kaget?” Kyuhyun kembali memandangi Yesung, dan sial hasratnya naik melihat seksinya tubuh Yesung. Kulitnya yang putih mulus dan lembut ketika disentuh itu sungguh memabukkan dan membuat candu. “Ternyata memang ada alasan sampai kau mau mengurusnya.” Eunhyuk tersenyum kecut. “Kau sengaja membesarkannya untuk dijadikan ‘mainan’ begitu, kan?” Kyuhyun nampak tak suka dengan pemikiran Eunhyuk, alisnya bertaut menatap lelaki cukup manis di depannya. “Niatku bukan begitu, Lee Hyuk Jae.” Eunhyuk tertawa. “Sebaiknya kau berobat Cho Kyuhyun, sebelum kau membuat Yesung masuk rumah sakit jiwa, seperti Kim Ryeowook.” Kyuhyun menghempaskan gelas berisikan kopi dalam pegangannya. “Kau bahkan tidak peduli pada anak itu, kan? Setelah menghancurkan hidupnya kau pergi begitu saja?” Eunhyuk menatapnya menantang. Lee Hyuk Jae kenal betul sosok Kyuhyun. Tahu aib-aib lelaki di depannya ini dan tahu akan orientasi seks Kyuhyun yang menyimpang. Ia selaku sahabat tentu ingin membawa Kyuhyun kembali ke jalan yang benar namun seperti yang kalian tahu Kyuhyun sangat keras kepala dan mempertahankan apa yang membuatnya nyaman. Entah sejak kapan Kyuhyun mulai menyukai tubuh anak lelaki kecil Eunhyukpun tak tahu. Kala itu ia kaget luar biasa ketika Kyuhyun dibawa polisi, saat Kyuhyun pulang kembali Eunhyuk langsung bertanya dan Kyuhyun yang mempercayainya bercerita secara sukarela. Eunhyuk menutup rapat aib Kyuhyun yang satu ini. Namun satu tahun kemudian ia dapat laporan dari Siwon –anak Kyuhyun yang mengatakan sang Appa kembali berulah. “Aku juga mengantar Ryeowook waktu itu, anakmulah yang selama ini membayar biaya pengobatan Ryeowook,” Kyuhyun terlihat kaget. “Uang Siwon adalah pemberianku, Hyuk-ah.” Maksud Kyuhyun, itu artinya Kyuhyunlah yang membayar pengobatan Ryeowook lewat perantara Siwon. Jadi ia tak harus merasa bersalah karena ia sudah tanggung jawab. “Jangan sampai Yesung jadi Ryeowook yang berikutnya, Kyuhyun-ah…” Eunhyuk berdiri. “Dia ditinggal orang tuanya karenamu…” Kyuhyun mengigit bibir. “Bukan Hyuk-ah, bukan aku penyebab mereka kecelakaan, itu murni mereka yang hendak bunuh diri karena tidak bisa…” “Tak perlu menjelaskan apapun, Kyu. Tak ada gunanya.” Eunhyuk keluar ruang Kyuhyun, bunyi bantingan pintu kali ini entah kenapa membuat hati Kyuhyun sakit. XXX Sepulang dari kegiatan ekskul Siwon memanggil taksi untuk mengantarkannya ke Seoul Psychiatric Hospital. Sesampainya di sana ia segera menuju kamar rawat Kim Ryeowook. Saat masuk ke sana seperti biasa ia menemukan Ryeowook duduk termenung di atas ranjang. Tangan remaja itu tidak terikat. Siwon masuk sendiri tanpa ditemani perawat. “Kim Ryeowook.” Panggil Siwon ceria. Ia duduk di kursi samping ranjang Ryeowook. Sebenarnya Ryeowook tidak gila. Remaja itu hanya mengalami Post Traumatic Stress Disorder, yaitu gangguan kejiwaan yang diakibatkan karena mengalami pemerkosaan atau sesuatu yang tidak mengenakkan -dan pemerkosaan itu adalah disebabkan Ayahnya. Siwon tersenyum kecut. Gangguan Post Traumatic Stress Disorder mengakibatkan Kim Ryeowook tidak bisa melupakan kejadian pemerkosaan itu dan berpikiran negatif tentang diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Emosi remaja itu tidak stabil dan sering marah-marah tidak jelas, oleh karena itu Ryeowook harus dirawat di rumah sakit jiwa untuk menyembuhkannya. Tapi selama delapan tahun Ryeowook dirawat, tidak ada tanda-tanda Ryeowook menginginkan untuk bangkit. Yang ada remaja itu sering kedapatan menangis dan membenturkan kepala ke tembok berlapis matras. Dokter tidak bisa melakukan apapun selain memberi bimbingan konseling dan semangat pada Ryeowook. Sesungguhnya kesembuhan itu datang dari diri sendiri –Tuhan juga tentunya, jika saja Ryeowook bisa membuka mata maka lelaki itu bisa bangkit dan menjalani kehidupan normal. Hanya saja Siwon tahu kenapa Ryeowook tidak mencoba bangkit, karena lelaki itu sudah tak memiliki siapapun. Ryeowook yatim-piatu dan hidupnya 100% hancur setelah dilecehkan berkali-kali oleh Kyuhyun. Nasib Lee Sungmin masih dikatakan bagus jika dibanding Ryeowook. Setidaknya Sungmin tak mendekam di rumah sakit jiwa selama bertahun-tahun karena Sungmin memiliki tanggung jawab untuk mengurus neneknya yang renta. Sementara Ryeowook? Tidak ada satupun orang yang bisa dijadikan alasan mengapa ia harus tetap bernapas. “Sekali saja Ryeowook-ah, tataplah aku.” Pinta Siwon penuh harap. Bibir pucat Ryeowook tetap terkantup rapat. “Jebal…” Ucap Siwon lagi. Lima menit kemudian Ryeowook tak kunjung membuka suara. Siwon menatap arloji di pergelangan tangan kiri dan mendapati sudah jam setengah enam, ia harus segera pulang atau Kyuhyun akan marah. “Aku pulang dulu Ryeowook-ah.” Siwon berdiri dan berbalik, tangannya memegang knop pintu, memutarnya lalu menarik. “…aku…” Suara di belakangnya terdengar. Mata Siwon membulat. “…aku akan…” Suara itu terbata. Siwon kembali menatap Ryeowook dari ambang pintu. “… aku akan memaafkan, jika Kyuhyun masuk penjara…” Tanpa menatap Siwon, Ryeowook berujar. Akhirnya suara yang sudah 8 tahun tak Siwon dengar bergema juga. “…menebus kesalahannya…” “Maaf Ryeowook-ah, jika Appa masuk penjara hidupku akan hancur…” Mata Ryeowook yang tak sudi menatapnya terpaksa terarah pada Siwon. “Kau kira hidupku tak hancur?” d**a Siwon sesak seketika, suara Ryeowook bergetar dan sarat dendam terpendam. “Maaf Kim Ryeowook.” Pintu tertutup menyisakan Ryeowook yang kembali menangis. XXX 23 Agustus 2013 ‘Maafkan kami, Yesungie.’ CKIT BRAK Mobil itu melesak masuk ke jurang setelah menabrak pembatas jalan. Berguling-guling sebelum menuju dasar jurang sampai akhirnya suara ledakan terdengar. xxx Malam itu Kyuhyun menonton televisi setelah Siwon tidur, ia mengganti-ganti channel kemudian tangannya tertahan. Matanya menatap nyalang pada televisi yang sekarang menampilkan tiga kantung jenazah. Banyak polisi maupun detektif yang berkumpul untuk mengevakuasi jenazah dari dasar jurang. ‘Penyebab kecelakaan yang menimpa Kim Young Woon dikarenakan menabrak pembatas jalan.’ Ucap presenter berita. ‘Hujan deras yang melanda Seoul menyebabkan jalanan licin.’ Lanjutnya. ‘Tidak ada yang selamat dalam kecelakaan kecuali anak termuda Kim Young Woon yang dititipkan di tempat penitipan anak.’ Mata Kyuhyun menatap tajam benda persegi yang berjarak lima meter darinya duduk. ‘Kim Young Woon sialan!’ Kyuhyun membanting remot ditangannya. xxx 24 Agustus 2013 Yesung hanya bisa terduduk lesu di upacara pemakaman Ayah , Ibu dan Kakaknya. Kini Yesung berada dalam gendongan bibinya, airmata deras membasahi kedua pipi bulat Yesung. Bibirnya ia gigit kuat-kuat sampai berdarah. Hatinya sakit luar biasa. Seharusnya ia berbahagia hari ini, namun nyatanya? Tiga orang yang paling berarti di hidupnya pergi meninggalkan ia seorang diri. Tadi pagi ia mendengar kabar duka dimana keluarganya kecelakaan. Yesung tak tahu harus bereaksi bagaimana. Sedih yang teramat sangat membuat airmata susah keluar. Dan saat melihat orang tua dan juga kakaknya dikuburkan ke dalam tanah, tangis Yesung yang tanpa suara pecah. xxx 25 Agustus 2013 ‘Maaf Yesung, tapi kami tak bisa mengurusmu.’ Kakak Young Woon menyerahkan koper Yesung pada kepala panti asuhan. Sedaritadi Yesung hanya diam, tatapannya mengambang, pikirannya kosong. ‘Terima kasih, aku pergi.’ Setelah menyerahkan Yesung, Kakak Young Woon pergi begitu saja. Langit Yesung yang awalnya penuh pelangi runtuh seketika. Digantikan kelabunya awan yang entah sampai kapan akan menetap. xxx 26 Agustus 2013 ‘Young Woon sialan.’ Eunhyuk medengar Kyuhyun berucap seperti itu saat ia meletakkan laporan pengeluaran pembelian barang. ‘Ku dengar anak termuda Kim Young Woon tinggal di panti asuhan.’ Saat Eunhyuk berkata begitu Kyuhyun teringat akan sosok bocah manis yang tiga tahun lalu ia temui, anak Kim Young Woon –Kim Yesung. ‘Sore ini kau bisa urus peninggalan Young Woon, Kyuhyun-ah. Akan ku siapkan pengacara.’ Kyuhyun menggeleng. ‘Tidak perlu.’ Ucapnya membuat Eunhyuk bingung. ‘Kita akan rugi hampir satu milyar Kyu-ah!’ Kyuhyun menggeleng. ‘Tenang, Hyuk. Aku pintar.’ Ucapnya menyombongkan diri. ‘Mau kemana kau?’ Tanya Eunhyuk melihat Kyuhyun mengambil kunci mobil. ‘Lihat saja nanti.’ xxx ‘Tidak apa-apa Yesungie.’ Kyuhyun memberi isyarat tangan agar Yesung mendekat. ‘Kau yakin mau mengadopsinya, Cho Kyuhyun-ssi?’ Kyuhyun tersenyum sambil pandangannya tak lepas dari sosok manis yang duduk bersebelahan dengan kepala panti tepat di depannya. ‘Tentu, dia anak rekan bisnis saya.’ Yesung hanya menatapnya datar, tapi Kyuhyun melihat jelas kesedihan di mata Yesung yang entah kenapa membuat dirinya ikut merasakan kesedihan itu. Dalam hati Kyuhyun berniat menghapuskan kesedihan Yesung. ‘Baiklah kalau begitu. Tunggu sebentar.’ Kepala panti berjenis kelamin perempuan berusia 40 an itu meninggalkan Kyuhyun berduaan dengan Yesung. ‘Apa aku semengerikan itu?’ Kyuhyun terkekeh dan Yesung tidak membalas. Beberapa menit hening dan akhirnya Yesung membuka suara. ‘Tidak usah susah payah Kyuhyun ahjussi, ahjussi tidak perlu mengurusku, aku disini saja.’ Wajah Kyuhyun mengeras. ‘Niatku baik Kim Yesung,’ Yesung menggeleng. ‘Aniya ahjussi, aku hanya akan menyusahkan.’ ‘Yesung, tidak sopan menolak kebaikan orang.’ Yesung diam, tidak ada percakapan sampai akhirnya kepala panti datang membawa selembar surat. ‘Tanda tangani disini, Cho Kyuhyun.’ Kepala panti menunjuk tepat di sisi kanan bawah surat adopsi. Kyuhyun menandatanganinya. ‘Semoga bahagia Yesungie.’ Kepala panti itu melambaikan tangannya pada Yesung yang sekarang duduk di jok samping Kyuhyun. Yesung tidak tersenyum maupun membalas lambaian tangan kepala panti. Mobil Kyuhyun bergerak meninggalkan halaman panti asuhan. ‘Terima kasih ahjussi.’ Yesung berucap sambil menyandarkan kepala ke kaca mobil, matanya menatap setiap gedung yang mereka lalui. ‘Jangan panggil ahjussi,’ ‘Lalu apa?’ Suara Yesung datar. ‘Terserah.’ ‘Baiklah, Kyuhyun.’ Yesung tak akan mau memanggil Kyuhyun Ayah meski umur Kyuhyun sama dengan almarhum Ayahnya. Baginya tidak ada yang bisa menggantikan sosok Ayahnya meski nyatanya manusia itu sudah tak ada di dunia. XXX “KIM YESUNG b******k!” PLAK Yesung terlempar ke atas ranjang karena tamparan Kyuhyun teramat kuat di pipinya. Sudut bibir Yesung berdarah, mendadak kepalanya pening. “Apa yang ada dipikiranmu, hah!?” Yesung tidak menjawab, tangannya terus memegangi pipi kirinya yang terasa panas dan perih. “Jawab Kim Yesung!” Bentak Kyuhyun kesal. “Aku pergi, aku tak ingin lagi tinggal disini.” Yesung berdiri, koper yang sudah ia isi barang-barangnya menunggu untuk dijemput dan dibawa pergi kemanapun sang pemilik ingin. “Sialan!” Kyuhyun menarik tangan Yesung yang hendak mengambil koper. “Aku lelah! Aku tak bisa hidup seperti ini lagi!” Mata Yesung berair. Sebelum Kyuhyun pulang ke rumah, Yesung berniat minggat, ia merasa sudah cukup Kyuhyun menjadikan ia bahan pemuas nafsu dan ia merasa semua sudah cukup! Cukup sampai sini karena ia tak tahan lagi. Bahkan Yesung tak peduli harus kemana ia pergi sekeluarnya ia dari sini. “Jangan bodoh, Kim Yesung!” Airmata yang sedaritadi Yesung tahan akhirnya menetes juga. “Cukup Kyu! Jika tujuanmu membesarkanku hanya untuk ini, seharusnya dari awal kau jangan adopsi aku!” Pegangan tangan Kyuhyun di pergelangan Yesung mengerat. “Kau salah paham, Yesung.” Suara Kyuhyun melembut. “Salah paham apanya? Semuanya sudah jelas, Kyu!” Wajah Yesung memerah. Memang benar Yesung salah paham –setidaknya ini pemikiran Kyuhyun. Dari awal Kyuhyun mengadopsi Yesung tujuannya hanya satu, menyelamatkan anak itu dari rasa sedih, memberi Yesung kebahagiaan dan perlidungan. Awalnya Kyuhyun tak berniat menyentuh Yesung dan hanya akan menganggapnya anak sebagaimana Siwon. Tapi apa? Ia tak bisa menahan hasratnya. Ia p*****l yang mengagumi tubuh anak kecil dan tanpa keingiannya, naluri p*****l itu merenggut akal sehatnya hingga ia memperkosa Yesung. “Yesung, tolong maafkan aku.” Kyuhyun menjatuhkan lutut ke lantai. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama ia bisa merasa menyesal dan bersalah. Kyuhyun mendekap Yesung ke pelukannya. “Tujuanku mengadopsimu murni karena aku ingin merawatmu, sayang.” Airmata Yesung menetes membasahi bahu Kyuhyun. “Tapi aku tak akan bohong, sayang.” Pelukan Kyuhyun mengerat. “Aku mencintaimu.” Tangan Yesung mengepal di sisi tubuhnya. Lucu saja mendengar pria yang seharusnya bisa kau panggil Ayah malah mengucapkan cinta. Perut Yesung tergelitik medengarnya. “Jangan pernah meninggalkanku.” Kyuhyun memegang kepala Yesung dengan kedua tangannya kemudian mencium bibir Yesung dan Yesung tidak melakukan perlawanan. XXX “Siwon, sungguh aku tak tahan lagi.” Siwon menatap miris pergelangan tangan Yesung yang memerah dan seperti habis diikat tali begitu erat. Taman belakang sekolah nampak ramai saat jam istirahat dan Yesung duduk berdua bersama Siwon di bangku panjang bawah pohon. Siwon mengerti perasaan Yesung namun ia bisa apa? Apa yang bisa anak seusia mereka lakukan? “Bersabarlah dua tahun lagi, Yesung.” Tentu itu bukan waktu sebentar, menghitung hari demi hari sampai genap dua tahun tidaklah mudah. “Jika bisapun aku ingin membantumu.” Siwon berdiri kemudian meninggalkan Yesung saat melihat Lee Donghae menatap ke arah mereka dari lantai tiga. To Be Continue
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN