Chapter 10

2318 Kata
Untuk menghargai kerja keras Ayah dan Ibunya, Kyuhyun terpaksa merayakan pesta ulang tahun yang sebenarnya tak perlu. Bagaimanapun usianya sudah kepala empat dan melakukan acara semacam ini bukanlah dirinya. Kyuhyun meniup lilin berangka 41 itu lalu memotong kue, potongan pertama ia berikan pada Ibunya. “Selamat Kyuhyunie.” Dimata Ibunya meski Kyuhyun sudah menduda namun tetap saja ia menganggap Kyuhyun anak kecil, dan ia merasa senang bisa merayakan ulang tahun anaknya itu meski tanpa kemauan dari yang berulang tahun. “Kau tak berniat mengajak Seohyun jalan-jalan, Kyu?” Tegur Ayah Kyuhyun yang berdiri di samping kiri anaknya, sementara Ibu Kyuhyun tepat di sisi kanan Kyuhyun. Eunhyuk dan Heechul yang sedaritadi berdiri di depannya hanya tersenyum. “Jangan ungkit itu, Aboeji.” Suara Kyuhyun terdengar dingin. “Nampaknya Siwon ingin punya Ibu lagi.” Kyuhyun melirik Siwon yang sekarang tertawa ria bersama Seohyun di sofa sana, menemani Siwon nonton acara komedi yang rutin anaknya tonton. Dan sepertinya siaran televisi itu lebih penting daripada pertambahan umur Kyuhyun. “Untuk apa Abeoji bawa dia kesini?” Kyuhyun bertanya tanpa menatap siapapun. “Jelas untuk membuatnya dekat denganmu, anakku.” Ayah Kyuhyun menjawab begitu dengan intonasi senang. Eunhyuk menatap Kyuhyun, ia jelas sadar akan raut tidak menyenangkan di wajah tampan atasannya itu. “Sudah hampir tengah malam, sebaiknya saya pulang.” Heechul berucap sambil menunjuk jam dinding. “Saya juga.” Timpal Eunhyuk. “Tidak ikut makan malam dulu?” Tanya Kyuhyun dapat gelengan serempak dari kedua karwayan sekaligus teman terdekatnya. “Baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan.” Kyuhyun tersenyum begitu menawan. Setelah mengantar Eunhyuk dan Heechul sampai ke pintu utama, Kyuhyun kembali lagi dan mendapati Ayah, Ibu, Siwon serta Seohyun terlihat bercengkrama sambil duduk di sofa menghadap televisi yang menyala. Kyuhyun menghampiri mereka. “Sebaiknya Seohyun pulang, Abeoji.” Suara Kyuhyun terdengar dingin begitupun tatapannya. “Ini sudah hampir tengah malam, Kyu. Tidak baik perempuan jalan malam.” Bela Ibu Kyuhyun, decihan terdengar. “Terserahlah, aku mau tidur.” Siwon hanya menatap kepergian Ayahnya yang masuk ke salah satu pintu yang ada di sana. “Appa tidak ingin ada yang menggantikan Eomma.” Gumam Siwon tanpa sadar membuat ketiga manusia di sana menatapnya. “Apa kau tidak ingin Ibu, Siwonie?” Tanya nenek Siwon. Untuk beberapa lama Siwon terdiam. “Appa mengatakan tak perlu istri, jadi ku pikir sekalipun aku ingin Ibu, Appa tidak akan mau menikah.” Orang tua Kyuhyun tentu kenal jelas watak anaknya. Jika sekali Kyuhyun mengatakan tidak, maka sekalipun kau bertanya pertanyaan yang sama ratusan kali, jawaban Kyuhyun akan tetap sama. Jadi kesimpulannya, sampai kapanpun Kyuhyun tidak akan menikah lagi kecuali lelaki itu berubah pikiran. XXX Pukul 2 malam saat Yesung membuka pintu kamar. Ia turun ke bawah menuju ruang tengah dan mendapati makanan di atas meja panjang seperti tak tersentuh, sama halnya dengan kue ulang tahun yang hanya dimakan sedikit. Langkah Yesung membawanya menuju salah satu pintu, ia hendak mengetuk tapi suara dari dalam sana membuat Yesung langsung masuk. “Kunci pintunya.” Suruh seseorang yang kini setengah berbaring di atas ranjang. Pencahayaan di kamar itu sungguh gelap, terlebih tembok kamar Kyuhyun bukan warna terang dan itu membuat Yesung tidak bisa melihat wajah orang yang mungkin menatapnya sekarang. “Nyalakan lampunya, sayang.” Yesung menurut lagi, setelah itu matanya melebar melihat Kyuhyun telanjang di atas bed. Kemaluan Kyuhyun tampak lebih besar dan berdiri, tangan Kyuhyun memijat-mijat kelamainnya sendiri. Mendadak Yesung merasa takut. Saat ia tidur beberapa menit lalu handphonnya berbunyi menandakan panggilan masuk. Yesung bingung kenapa Kyuhyun menelponnya tapi ia tak menjawab, kemudian email masuk yang menyuruh Yesung ke kamar Kyuhyun. Ternyata pukul dua malam dan pesta telah usai, Yesung pikir mungkin Kyuhyun menyuruhnya membereskan sisa pesta namun? Yesung bahkan tak bisa bergerak ketika Kyuhyun menyuruhnya mendekat. “Jangan membuatku marah, Kim Yesung.” Suara Kyuhyun serak dan mata sayu Kyuhyun menatapnya. Terpaksa Yesung mendekat hingga kini ia berdiri tepat di samping ranjang Kyuhyun. “Kau tak ingin memberi hadiah padaku, sayang?” Yesung mengigit bibirnya. “Aku akan belikan besok, Kyuhyun mau apa?” Mata Yesung berair, tangannya meremas ujung piyama berbahan satin warna hitam yang ia kenakan. “Tidak, sayang.” Kyuhyun mengocok alat kelaminnya dan beberapa kali lenguhan terdengar. Lutut Yesung melemas. Bagaimana bisa Kyuhyun tak malu melakukan hal seperti ini di depan remaja di bawah umur? “Buka bajumu, sayang.” Kyuhyun memejamkan matanya sambil terus mengocok kemaluan, sesekali ia memijit dan memainkan buah zakar menghasilkan desahan tertahan. “K-Kyu…” Suara Yesung bergetar. “Cepat sayang.” Kyuhyun menatapnya, dari mata itu Yesung yakin Kyuhyun sedang dilanda nafsu. “Kim Yesung!” Seru Kyuhyun agak nyaring membuat Yesung tersentak. Tangan gemetar itu membuka satu persatu kancing piyama, setelah lepas semua Yesung nampak ragu membiarkan baju atasnya melorot ke bawah menuju lantai. “Bagus sayang.” Kyuhyun berhenti mengoral kelamin menggunakan bantuan tangan, kini ia memfokuskan diri menatap Yesung. “Celanamu juga.” Wajah Yesung memerah, ia yakin sekalipun menolak itu percuma, jadilah Yesung tidak punya pilihan lain selain menurut. Kini Yesung benar-benar telanjang, kedua tangan mungilnya menutupi bagian paling pribadi di bawah sana. “Jauhkan sayang, itu mengganggu kau tahu?” Kyuhyu menatap tepat ke matanya yang sudah tertutupi cairan bening. “Kyu…” Lirih Yesung mengiba. “Bukannya kau sudah sering telanjang? Kenapa harus malu lagi, hm?” Yesung masih tak mau memindahkan tangannya dari sana. “Kim Yesung.” Terpaksa Yesung meletakkan tangan ke belakang, wajah merahnya menunduk tak berani bertemu pandang dengan Kyuhyun. Lelaki tampan itu meraih handphone dan membuka kamera, ia mengarahkan kamera pada Yesung dan mengambil gambar. “Angkat kepalamu, sayang.” Yesung menurut, kedua pipinya basah dan Kyuhyun tak suka melihatnya. Ia berdiri lalu menjilat jejak airmata di pipi Yesung, kemudian Kyuhyun mencium bibir merah itu sebelum kembali mengambil gambar. “Kyu…” Yesung melirih untuk kesekian kali namun nampaknya Kyuhyun tak peduli. Setelah puas mengambil beberapa foto, Kyuhyun menarik Yesung membuat Yesung jatuh telentang ke atas ranjang. Kyuhyun segera menindih remaja itu. Seketika kelamin keduanya bersentuhan, Kyuhyun menggeseknya mengakibatkan alat mereka berdua terbangun. “Aku tak perlu hadiah, Kim Yesung.” Kyuhyun berbisik seduktif sambil menjilat rahang Yesung, terus turun ke dagu remaja itu dan berakhir di bibir merah Yesung. “Karena kehadiranmu adalah anugerah.” Mata Yesung membola merasakan anusnya dimasuki sesuatu. Bukan, itu bukan kelamin Kyuhyun melainkan satu jari tangan kanan lelaki itu. Meski hanya satu jari namun karena jari Kyuhyun besar, itu sudah cukup menyakitinya. Yesung memeluk leher Kyuhyun dan memejamkan matanya erat-erat ketika jari itu mulai bergerak zig-zag. “…Kyuhhhyuuhnn…” Yesung mecakar bahu Kyuhyun saat Kyuhyun menambah satu lagi jari ke dalam anusnya. “Bagus sayang, panggil namaku.” Kedua jari Kyuhyun di bawah sana keluar-masuk a**s Yesung dengan tempo cepat membuat tubuh Yesung naik-turun dan sesekali kepalanya membentur kepala ranjang. “…aahhh…” Kyuhyun tersenyum merasakan cairan Yesung mengenai perutnya. Ia mencabut dua jari dari dalam a**s Yesung kemudian Kyuhyun memposisikan mulut tepat di depan alat kelamin Yesung dan tanpa pikir dua kali memasukkan kemaluan Yesung yang masih mengeluarkan cairan putih kental. Kyuhyun menyedotnya sekuat yang ia bisa membuat tubuh Yesung melengkung, d**a remaja itu membusung dan tangannya meremas bantal. Mata Yesung terpejam erat dengan bibir bawah ia gigit. Kyuhyun membuka mulut Yesung dan memasukkan dua jari tangan kirinya menyuruh Yesung menjilatinya. Kyuhyun memaju-mundurkan kepalanya dan sesekali menjilat kelamin yang besarnya tak seberapa. Tubuh Yesung semakin menegang, Kyuhyun merasa jarinya digigit dan itu membuatnya tambah bersemangat. CROT Untuk kedua kalinya Yesung keluar, dadanya naik turun berusaha menormalkan deru napas. Kyuhyun melahap habis cairan Yesung kemudian menatap mata Yesung sambil tersenyum. “Enak sayang?” Kyuhyun membelai pipi Yesung. Yesung diam, napasnya masih belum normal dan ia merasa kelaminnya berkedut-kedut begitupun dengan anusnya. Ini memang bukan kali pertama Kyuhyun melakukan ini padanya namun entah kenapa ia masih belum terbiasa. “Hm?” Kyuhyun menagih jawaban Yesung. Meski Yesung punya satu jawaban di kepalanya tapi ia tak punya pilihan. Ia yakin Kyuhyun tak mau mendengar jawaban selain. “Sangat, Kyu.” Sebenarnya ia ingin mengatakan, ‘Tidak b******k! Kau menyakitiku!’ Namun apa daya, ia tak berani. “Bagus sayang. Aku yakin kau menyukainya.” Kyuhyun mencium bibir Yesung dan melumatnya. Ciumannya begitu lembut dan dekapan Kyuhyun pada tubuh Yesung begitu erat. Yesung menutup mata mencoba menikmati permainan Kyuhyun, namun berapa kalipun ia mencoba, sentuhan dan belaian Kyuhyun meski lembut tapi tetap terasa menyakitkan. Airmata Yesung menetes. XXX Kyuhyun memasak dan Siwon menatapnya. Ia heran kenapa Yesung yang biasa bangun pagi tak kunjung menampakkan diri. Siwon ingin bertanya tapi ia urungkan. “Appa sudah buka hadiahku?” Kyuhyun menoleh sebentar pada Siwon. “Terima kasih, Siwon-ah.” Kemudian kembali fokus pada pancake di atas pan. “Appa belum membukanya, kan?” Tuduh Siwon, Kyuhyun terkekeh. “Sudah. Apa maksudmu memberi Appa itu?” Kyuhyun menumpuk pancake menjadi 3 tumpukan di masing-masing piring. “Aku yakin Appa membutuhkannya,” Kyuhyun menuangkan sirup maple ke atas pancake lalu meletakkan satu piring di depan Siwon, dirinya sendiri dan kursi biasa Yesung duduk. “Kau membuang-buang uang hanya untuk membeli boneka seks itu, Siwon-ah.” Kyuhyun meminum kopi hitam tanpa gula. “Daripada Appa memperkosa Yesung.” Siwon berucap datar tak peduli tatapan tajam Kyuhyun. Siwon minum s**u dan mulai memotong-motong pancake. Kyuhyun berdiri, keluar ruang makan meninggalkan Siwon untuk masuk ke kamarnya. Ia lihat Yesung masih tidur dan nampak sangat kelelahan, ikatan di tangan Yesung bahkan belum lepas. Yesung membuka mata merasa pergerakan di ranjang, ia lihat Kyuhyun tersenyum sambil melepas tali yang mengikat pergelangan tangannya. “Pagi sayang.” Kyuhyun mencium bibir Yesung. “Sudah setengah tujuh.” Tatapan mata Yesung mengambang, selalu seperti itu setiap Kyuhyun selesai menyetubuhinya di malam hari. Tadi malam ia baru memperbolehkan Yesung tidur saat jam 4, tentu remaja itu masih mengantuk. Mata kosong Yesung menatapnya, seakan mata itu tak berjiwa padahal Yesung masih bernapas. “Ayo mandi.” Kyuhyun menggendong Yesung menuju kamar mandi. Sekarang Yesung berdiri sambil diguyur air sementara Kyuhyun tak peduli kemejanya terbasahi, ia tetap menyabuni Yesung dan sesekali mencoba merangsang Yesung dengan menyentuh titik sensitif Yesung. Itu berhasil, perlahan kemaluan Yesung berdiri dan lenguhan keluar saat Kyuhyun memilin n****e Yesung. “Kyuhyun…” Yesung menegang saat Kyuhyun mengusap-usap kelaminnya, apalagi telapak tangan Kyuhyun licin karena sabun dan itu menambah sensasi geli serta perasaan asing. Celana Kyuhyun terasa sesak di bagian s**********n, sekarang ia tak peduli pakaiannya basah saat menyerang leher Yesung. Ia mamagut bibir Yesung penuh nafsu sambil meremas-remas p****t Yesung. Yesung hanya diam sesekali membalas ciuman Kyuhyun. Kali ini airmatanya tak nampak karena guyuran air lebih mendominasi. XXX Sedan putih jenis Roll Royce itu berhenti tepat di gerbang sekolah, mereka tidak terlambat karena jam masih menujuk pukul 7 lewat 25 menit. Siwon keluar duluan menyisakan Yesung yang duduk di jok samping Kyuhyun. “Aku sekolah dulu Kyu-ah, jangan telat makan ne.” Yesung mengatakan itu setiap kali akan keluar mobil. Tangannya hendak mendorong pintu mobil namun Kyuhyun menariknya, sedetik kemudian ia merasa bibir Kyuhyun menempel di bibirnya. Ciuman Kyuhyun semakin ganas sampai Yesung tak sadar kemejanya dibuka. Kyuhyun hendak mencium leher Yesung tapi remaja itu menahannya. “Kyu, nanti aku telat.” Kyuhyun tersenyum dan kembali mengancingkan kemeja Yesung. “Belajar yang benar.” Kyuhyun mengusap kepala Yesung lalu membiarkan remaja itu turun dari mobil. Yesung memasuki pekarangan sekolah dengan kepala tertunduk, hatinya sakit setiap kali teringat Kyuhyun menyetubuhinya. Bahkan makin kesini Kyuhyun semakin agresif. Berkali-kali Yesung berpikir ingin pergi dari rumah Kyuhyun namun kemana ia harus tinggal? Keluarga tak punya, uang juga tidak ada. “Yesung.” Yang dipanggil mendongak dan menemukan Siwon berada di depannya. “Aku tak niat berurusan denganmu, Siwon-ah.” Yesung menggeser tubuhnya ke samping berniat hendak melanjutkan langkah menuju kelas tapi tangannya ditahan. “Yesung, aku mau bicara.” “Apa?” Yesung menatapnya. Sakit rasanya melihat mata itu, terdapat kesedihan mendalam dan Siwon yakin Yesung frustasi. Siwon membuka tasnya dan menyerahkan map cokelat pada Yesung. “Apa ini?” Yesung membuka dan menemukan dua lembar surat, satu sertifikat rumah dan satunya surat tanah. “Tahanlah dua tahun lagi.” Yesung menatap Siwon. “Saat umurmu sudah tujuh belas, kau bisa menggunakan sertifikat itu.” Yesung masih tidak mengerti. “Itu harta terakhir yang ditinggalkan orang tuamu untukmu, Yesung-ah.” Lonceng berbunyi menandakan pelajaran akan segera dimulai 5 menit lagi, para siswa masuk ke kelas masing-masing namun tidak untuk Siwon dan Yesung. Keduanya masih berada di koridor sekolah nan sepi. “Bibimu memberikan itu untukmu lewat Appa. Tapi Appa membuangnya,” Siwon tidak yakin dengan ucapannya tapi ia tetap berkata begitu untuk meyakinkan Yesung. “Aku memungutnya dari tong sampah.” Yesung masih diam. “Sertifikat itu berlaku saat umurmu menginjak 17. Ketika saat itu tiba, kau bisa menjualnya atau apapun, kau bisa mendapatkan uang.” Sekarang Yesung mengerti, Siwon membantunya kabur. “Bertahanlah dua tahun lagi.” Siwon berlari kecil menuju kelasnya di lantai tiga sementara Yesung masih terdiam sambil memandangi sertifikat di tangannya. XXX 22 Agustus 2013 ‘Perjanjiannya dalam waktu tiga tahun dan kau tidak bisa melunasi hutangmu, maka seluruh aset perusahaanmu akan menjadi milikku, Kim Young Woon-ssi.’ Cho Kyuhyun melipat kedua tangan ke depan d**a dan nampak tak peduli Kim Young Woon menatap seakan memelas. ‘Berikan aku waktu satu tahun lagi, Kyuhyun-ssi. Aku yakin aku bisa melunasinya.’ Kyuhyun menghela napas, matanya menatap langit mendung kota Seoul. Sepersekian detik kemudian hujan mengguyur, rintiknya turut membasahi jendela sebuah kafe tempat di mana Kyuhyun dan Young Woon bertemu. Tepat tiga tahun setelah Young Woon berhutang pada Kyuhyun, namun Young Woon belum juga melunasi hutang yang berjumlah hampir 1 triliun. Dan ini bukan kali pertama Kyuhyun menagih melainkan hampir kesepuluh kali, ia tak kenal lelah menyuruh Young Woon bayar. Ia terus menagih hutang yang Young Woon janjikan akan lunas dalam waktu tiga tahun dan itu sudah ditanda tangani di atas materai. ‘Aku beri waktu 2 hari Young Woon-ssi, jika kau tidak bisa membayarnya maka aku akan ambil jalur hukum.’ Kyuhyun berdiri. Ia keluar kafe tak peduli hujan membasahi jas abu-abunya. To Be Continue
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN