Namun, ada yang berbeda. Fauzan, Fauzi, dan Fizzan tidak langsung masuk. Mereka terus mengawasi arah gerak pelaku yang baru saja melarikan diri itu. Mereka tahu, jika membiarkan orang seperti itu bebas berkeliaran, bahaya besar bisa mengancam siapa saja, terutama Aziel. “Ini bukan hanya soal peluru, tapi ada yang berusaha menyusup ke sini,” Fauzan berbisik pada teman-temannya. “Kita harus waspada. Kita harus kasih tahu Aziel kalau ini serius.” Mereka berlalu menuju Aziel, yang saat itu mulai merasakan ketegangan yang sama. Tiga sahabat itu berdiri di dekatnya, menyampaikan semua yang mereka lihat dan rasakan. Mata Aziel berkilat, menandakan ia sudah mulai mengerti bahaya yang benar-benar mengintai. Situasi di sekolah yang semula damai, kini berubah menjadi ladang ketegangan, rasa takut,

