Chapter 6 Ketukan di pintu kamar membuatnya berhenti berkegiatan dan menatap ke arah sana. “Ya ....” “Jangan lupa telepon Kostav,” pesan ibunya dari balik pintu. “Iya, Bu, mungkin Kostav sedang sibuk. Baru saja Mega selesai meneleponnya.” “Kirim SMS aja kalau sibuk. Pasti dia baca, nggak mungkin pesanmu dicuekin.” “Iya ... iya.” “Jangan iya, iya aja. Cepat lakuin.” “Iya, Kanjeng Ibu,” kata Mega akhirnya kembali meraih ponselnya yang tergeletak di atas bantal. Seolah seperti memiliki indra keenam, Rukmi kemudian membalas. “Nah, gitu dong nurut.” Kemudian terdengar langkah kaki menjauh dari balik pintu. Mega sempat menghentikan kegiatan mengetiknya dan mengerutkan dahi menatap pada pintu yang masih tertutup rapat, heran pada jawaban ibunya yang sangat tepat. Namun, apa yang dikatak

