Orion si kuda tukang pamer, adalah makhluk yang paling tidak sadar diri di seluruh Ueter.
Dengan segala kecerdikannya, dan statusnya sebagai kuda abadi, seharusnya dia menjaga dirinya agar identitas aslinya tidak terbongkar.
Hal-hal dasar seperti tidak ada hewan yang dapat berbicara, melakukan sihir hutan, dan berlari sangat kencang, seharusnya dia tahu bahwa fakta tersebut harus ditutupi dari semua orang.
Dia bahkan menyembunyikan fakta kalau dia dapat berbicara hingga sekitar enam bulan dariku. Fakta penting itu malah diketahui oleh Amicia, yang malah sering meminjam dirinya, tanpa sepengetahuanku.
Untung saja, dia berbicara di depan Normen. Pak tua ini memiliki kemampuan sihir yang mumpuni, dan tunggangan berwujud serigala besar. Seharusnya, mendengar seekor kuda yang berbicara, bukan hal aneh pertama yang dia lihat.
"Kudamu baru saja berbicara padaku?" pekik Normen.
Ternyata prajurit tua ini terkejut bukan main. Dia bahkan sampai tidak bisa menutup mulutnya cukup lama. Sebuah pemandangan yang tidak biasa, saat kita sebagai orang biasa, mampu membuat seseorang dengan kemampuan sihir yang hebat, malah terkejut luar biasa akan sesuatu yang biasa.
Meskipun Normen terkejut karena Orion, tetapi akulah pemilik Orion, jadi secara tidak langsung aku lah yang membuat Normen terkejut. Sebuah kebanggaan untukku, yang berhasil membuat kepala pengawal Raja Donater dapat terkejut.
Amicia tersenyum licik, lalu berdecak, "Kau tidak akan menarik taruhanmu karena kuda kami bisa bicara kan? Atau kau mau langsung menyerah sekarang, dan menjadi tameng kami?"
Mungkin Normen tidak terbiasa dengan kata menyerah, karena setelah mendengar kata tersebut diucapkan Amicia maka raut muka Normen kembali seperti sebelumnya.
Atau pilihan keduanya adalah, Normen tidak suka diremehkan oleh seorang anak muda yang mungkin umurnya hanya seperempat dari umur Normen sendiri. Dipermalukan anak muda yang tengil, adalah sesuatu yang menjengkelkan.
Normen mengalihkan pandangannya ke Amicia, dan dia mengakui, "Kalian semua sangat mengejutkan, terutama soal kuda putih ini. Kuda kalian adalah hewan yang pertama kalinya menyamai kecepatan Anyx, dan sekarang dia juga membuktikan kalau seekor hewan dapat berbicara."
Normen menampakkan senyum ramahnya, lalu menggelengkan kepalanya. "Tapi aku benci menyerah, begitu juga Anyx. Meskipun kami mungkin kalah, tetapi kami akan mencoba terlebih dahulu. Lagipula, jika aku menang taruhan, maka hadiahnya cukup. bagus untukku."
Alasan Normen jelas masuk akal, dia sudah memiliki Oborotni untuk jangka waktu yang lama. Menyerah dan langsung mengakui kekalahannya atas kami, akan membuat dua anak muda ditambah satu kuda yang berbicara akan menguasai pedang hebat itu.
Selain itu, aku juga tidak yakin kalau Anyx hanya seekor serigala biasa. Aku percaya Anyx pasti punya rahasia yang dia sembunyikan dari kami. Serigala yang jadi teman manusia adalah sebuah fakta yang sangat tidak normal.
Bahkan serigala ini dapat menyamai kecepatan Orion dalam berlari, padahal sahabatku itu adalah ras hewan penjaga garis miring hewan abadi. Hewan yang sanggup menyamai kekuatan hewan abadi, sudah pasti bukan hewan biasa.
Orion ikut nimbrung di tengah pembicaraan kami. "Aku juga tidak suka jika lawanku menyerah tanpa perlawanan, jadi bisa kita mulai taruhannya?"
Kepercayaan diri Orion layak diacungi jempol, malah menurutku dia terlampau yakin dengan taruhan ini. Atau bisa jadi Orion hanya ingin mendapat lawan yang seimbang, karena selama ini dia hanya mendapat tugas untuk menjadi tungganganku maupun Amicia.
Dari raut wajah Normen yang melihat Orion dengan pandangan memuja, aku cukup yakin dia sekarang punya pemikiran untuk menukar Anyx dengan Orion. Aku takut dia tiba-tiba mengubah hadiah taruhannya.
"Kudamu memiliki nyali besar Master Udhokh, aku terkesan," puji Normen sambil mengangguk khidmat. "Baiklah kita mulai taruhannya, tujuan kita adalah Hutan Hitam. Apakah kudamu tahu jalan kesana?"
Moncong Orion mengangguk cepat dengan antusias. "Aku pernah kesana, karena itu aku ingin tahu apakah serigalamu bisa mengalahkanku. Kecepatanku belum pernah ada yang menandingi di seluruh pulau Adon."
Sisi buruk kuda ini muncul lagi, saat ini aku sangat ingin menyumbat mulutnya dengan kentang goreng ibuku, karena kadar narsisnya yang kelewat batas.
Secepatnya, aku harus mengajari kuda ini soal bagaimana berlaku menjadi kuda yang baik dan tidak sok pamer. Mungkin terlalu banyak bergaul dengan Amicia, malah membuat Orion tertular sedikit sifat cewek iblis itu.
Masalahnya Orion tidak tahu bahwa dia sedang menantang seseorang yang berkemampuan luar biasa. Normen memiliki elemen kejutan yang bisa saja dia simpan sejak tadi.
Bisa jadi, Normen memenggal kepala Orion langsung di tempat ini jika kuda narsis ini tidak sengaja melukai harga dirinya. Jika Knox yang adalah musuhnya memiliki. kemampuan seperti itu, maka tidak heran jika Normen juga memiliki. kemampuanyang mirip.
Di sisi lain, Amicia malah terlihat senang melihat kenarsisan dari Orion, sepertinya Orion memang lebih layak menjadi milik Amicia, karena cewek itu sama gilanya dengan Orion.
Setidaknya kuda istimewa ini jatuh ke tangan Amicia, bukan Normen yang sama sekali tidak kupercayai. Meskipun Amicia adalah cewek gila, tetapi dia tetap sahabatku yang dapat dipercaya.
"Sebenarnya aku ingin mengganti sedikit peraturan taruhan kita," kata Normen mendadak. "Aku ragu kalian akan sampai dengan selamat di hutan Hitam. Karena itu, kita akan menambah perhentian sebelum ke Hutan Hitam."
Aku terkesan dengan kepeduliannya kepadaku dan Amicia, padahal aku baru saja berkata dalam hati kalau aku sama sekali tidak mempercayainya. Namun, siapa yang tahu kalau prajurit tua ini memiliki niat terselubunh.
"Kau hanya tidak mau kami mati, karena pedangmu akan berpindah kepemilikan lagi, kan?" Pertanyaan pedas tersebut dilontarkan oleh Amicia.
Kelicikan Amicia membuat dia bisa menebak sesuatu yang disembunyikan Normen dibalik kepeduliannya terhadap kami, ternyata dia hanya ingin memastikan pedangnya tidak dicuri oleh siapapun.
Tetapi aku juga setuju untuk menambah pos pertemuan kita selain Hutan Hitam, karena membujuk Normen sangat susah, dan kita butuh Normen untuk jadi pemandu, bukan menjadi rival.
"Jadi kalian masih tetap percaya bisa sampai di Hutan Hitam dengan utuh?" timpal Normen. "Kalau begitu kita akan kembali ke taru-."
"Aku setuju untuk menambah tempat pertemuan" selaku, sebelum Amicia tertular penyakit narsis Orion. "Yang paling banyak sampai lebih dulu di tiga pos perhentian akan menang taruhan, tapi saat kita di tempat perhentian maka kau kembali jadi pemandu kami, bukan rival."
Normen mengerutkan keningnya setelah mendengarku mengubah aturan taruhan, setelah itu dia mengalihkan pandangannya ke Amicia.
Aku siap kalau Amicia akan mempertahankan egonya dan mulai narsis lagi, tapi Amicia hanya mengangkat bahunya saat Normen melihatnya. Tidak kusangka ternyata Amicia setuju denganku meskipun dia tidak mau mengakui terang-terangan.
"Taruhanmu terdengar masuk akal Master Lass, kita akan berhenti di setiap tempat perhentian setengah hari lalu kembali melanjutkan perjalanan," ujar Normen sambil tersenyum cerah karena bisa memastikan pedangnya aman. "Siap kuberitahu tempat perhentian pertama kita?"
Tanpa aba-aba, kepalaku, Amicia dan moncong Orion langsung mengangguk bersamaan. Meskipun kami sangat khawatir dengan keselamatan warga Rebeliand, tapi kami juga harus memperhatikan kondisi kami sendiri.
Istirahat setengah hari setiap berhenti di tempat perhentian, juga merupakan waktu bagi Orion dan Anyx untuk meregangkan otot kaki mereka. Sangat tidak lucu jika para tunggangan kami malah kelelahan karena kami memacu mereka terlalu keras.
Normen mengangkat jari telunjuknya, lalu mulai menjelaskan, "Pertama, pos perhentian kita adalah Desa Arnmeny. Desa itu berada di dekat Danau Arnmeny yang memang bersebelahan di desa itu."
"Seingatku, di desa itu terdapat banyak penginapan dengan harga murah," terang Normen. "Selain itu, desa tersebut juga adalah desa yang damai. Selama aku hidup, tidak pernah ada perang atau hal semacamnya yang melibatkan desa itu."
Sebuah nama yang untuk kesekian kalinya, baru pertama kali aku dengar. Tetapi, aku sedikit ingin lebih tahu soal desa tujuan kita, apalagi setelah mendengar Normen mengatakan bahwa desa tersebut adalah desa yang damai.
Ayahku pernah bercerita pada suatu saat di makan malam keluarga kami, bahwa desa yang tidak pernah terjadi kejahatan hanya ada di selatan Adon.
Desa-desa di utara adalah desa yang mengerikan dan memiliki penduduk yang kejam. Mereka tidak pernah memiliki belas kasihan saat menjarah, merampok, atau mencuri barang milik tetangga mereka.
Berdasarkan cerita ayahku, aku sedikit ragu dengan perkataan Normen soal desa yang damai, namun tidak di bagian selatan pulau Adon.
Karena itu, aku memutuskan untuk bertanya kepada Normen, "Apakah masih ada desa seperti itu di utara?"
"Ayahmu ternyata terlampau kuno dan kolot ya?" cibir Normen. "Pasti dia mengajarkan padamu, kalau desa-desa yang masih berada di bawah kerajaan Donater ditinggali oleh para orang-orang tidak beradab, betul kan?"
Aku mengangguk malu. "Apakah faktanya tidak begitu?"
"Dulunya begitu," jawab Normen. "Namun, perlakuan Donadhor terhadap desa-desa itu berubah, setelah sekitar lima desa di bagian selatan memisahkan diri dari Donater."
"Salah satu dari desa itu adalah Rebeliand, desa yang didirikan oleh tiga belas prajurit terbaik Donater. Bagi Donater, adanya Rebeliand membuat desa selatan tidak akan memberontak atau memerangi Donater," imbuh Normen.
"Apakah Rebeliand sekuat itu?" tanya Amicia.
Normen Harv mengangguk. "Rebeliand adalah penyeimbang dari semua desa yang ada di selatan. Karena desa kalian, bagian selatan Donater adalah daerah yang paling aman."
Ternyata peran desaku sepenting itu. Pantas saja, orang-orang Donuemont sering salah menganggap bahwa Rebeliand adalah ibukota kerajaan di selatan Donater. Alasannya memang karena desa kami sekuat itu.
"Hilangnya warga Rebeliand, juga akan mempengaruhi kedaulatan Donater," gumam Amicia. "Bukan begitu, Pak pengawal Raja?"
Si prajurit tua itu memandang lekat ke wajah Amicia, lalu akhirnya dia kembali tersenyum. "Sayangnya, saya harus menyetujui perkiraan Anda, Nona Amicia."
"Para desa di selatan akan lebih memilih untuk bergabung dan menjarah Donuemont ketimbang desa kalian," ujar Normen. "Apalagi saat mereka tahu bahwa Rebeliand sudah menjadi desa kosong."
Artinya tugas Solastra, Ales, dan Roushi juga sama pentingnya dengan kami. Jika kami tahu, kalau akibat dari diculiknya warga Rebeliand menimbulkan dampak yang mengerikan seperti ini, maka seharusnya kami tidak buru-buru meninggalkan Rebeliand.
Aku melirik ke sebelahku, dan raut wajah Amicia juga mengeras sepertiku. Cewek ini juga memikirkan kemungkinan yang akan terjadi jika kami memilih untuk bertahan di Rebeliand, dan membuat alasan kepada desa sekitar kami.
Namun, semua sudah terjadi. Yang bisa kulakukan sekarang adalah, percaya kepada tiga warga kami yang bertugas menjaga Rebeliand. Kami harus saling percaya satu sama lain, karena itulah kuncinya untuk dapat menyelesaikan misi bunuh diri ini.
"Bagaimana, kalian masih setuju untuk ke Preant?" tanya Normen.
Aku dan Amicia saling melemparkan pandangan. Dari matanya, aku dapat melihat tekad kuat dari cewek tangguh ini.
Tekadku juga bisa diadu dengan Amicia. Kami sudah sejauh ini, sehingga kami tidak akan berhenti di sini untuk menyerah menyelamatkan Rebeliand.
Bagiku, menyelamatkan warga Rebeliand lebih penting ketimbang mencegah perang yang akan pecah, antara desa selatan Donater dan kota benteng Donuemont.
"Kami setuju," tegasku.
"Aku juga setuju," imbuh Amicia. "Kita bisa pergi ke Arnmeny sekarang."
Normen mengangguk khidmat untuk menghargai pilihan kami, lalu dia mengedikkan kepalanya ke kuda putih di sebelah Amicia.
"Tuan Orion, Anda tahu jalan ke Arnmeny?" tanya Normen, sekaligus pertama kalinya dia berbicara dengan kudaku.
Pertanyaan yang dilempar Normen ke Orion, membuat kudaku langsung jadi pusat perhatian. Namun si pusa perhatian hanya mengangguk santai, dia tidak mendebat tempat perhentian tersebut sama sekali, yang artinya tempat tersebut aman disinggahi dan dia tahu jalan ke sana.
"Oke perhentian pertama adalah Arnmeny, biasa ditempuh dalam dua hari." Normen mengumumkan. "Bisa kita mulai?"
Akhirnya kompetisi harga diri dari dua binatang istimewa akan dimulai. Aku dan Amicia bergegas naik ke punggung Orion, begitu juga Normen yang dengan luwes langsung menunggangi Anyx.
Orion maju sedikit agar kaki depannya sejajar dengan Anyx, kudaku bahkan mengangguk ramah pada serigala besar milik Normen sebelum bertanding secara adil.
Begitulah, taruhan pun dimulai.