bc

The Fate

book_age18+
581
IKUTI
2.3K
BACA
dark
love-triangle
kidnap
age gap
badboy
goodgirl
drama
tragedy
enimies to lovers
friendship
like
intro-logo
Uraian

Krystal Violina dan Rizky Aprilio adalah musuh bebuyutan dalam kancah tawuran. Rizky yang baru pertama kali bertemu dengan seorang gadis yang begitu pemberani, merasa tertantang dengan kehadiran Krystal yang berdiri di pihak lawan. Dia merasa Krystal adalah lawan yang unik dan menarik. Sementara Krystal, gadis itu muak setengah mati pada Rizky. Bagaimana jika benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya? Belum lagi kenyataan bahwa kedua orangtua mereka adalah sahabat semenjak kuliah. Akankah mereka mengakui perasaan mereka masing-masing? Atau Rizky harus mengaku kalah pada seorang laki-laki berusia dua puluh lima tahun yang bernama Azka Calvaro yang ternyata juga menyukai Krystal?

chap-preview
Pratinjau gratis
#1-Welcome To The Messed Up World!
Suara orang-orang yang berteriak keras semakin jelas terdengar. Disusul dengan berbagai macam lemparan batu dan benda-benda tumpul lainnya. Beberapa pengendara motor maupun mobil lebih memilih untuk memutar balik kendaraan mereka daripada harus mengambil resiko untuk terkena lemparan benda-benda berbahaya tersebut. Warung dan rumah-rumah makan di pinggir jalan ternyata juga lebih memilih untuk segera menutup tempat yang menjadi lahan penghasilan mereka sehari-hari, ketimbang harus melihat batu-batu berterbangan kedalam tempat mereka.             Di jalan raya, kini muncul belasan remaja berpakain putih abu-abu. Baik laki-laki, maupun perempuan terlihat saling melempar batu, memukul orang yang dianggap musuh bagi mereka dengan menggunakan ikat pinggang, kayu dan lain sebagainya. Suara makian, teriakan, perintah untuk menghajar yang lain, terdengar membahana. Tidak ada satu orangpun dari masyarakat yang berada di daerah sekitar para pelajar yang sedang melakukan tawuran itu berani mendekat untuk melerai atau menghentikan mereka. Tentu saja mereka tidak berani. Tentunya, mereka masih sayang dengan nyawa mereka, jika tidak mau cepat menghadap Yang Maha Kuasa, jika dilihat dari brutalnya tawuran yang dilakukan oleh para pelajar dari dua sekolah berbeda tersebut.             Beberapa dari para pelajar yang sedang tawuran itu kini tampak terluka. Darah terlihat keluar dari wajah, lengan, kaki bahkan perut mereka. Namun, kenyataan itu tidak membuat mereka menghentikan aksi tercela mereka. Mereka justru semakin brutal dan saling menghajar. Tidak kenal perbedaan jenis kelamin, karena pelajar perempuan yang ikut dalam aksi tawuran tersebut pun juga mengalami luka di bagian tubuh mereka. Termasuk sang ketua dari SMA Bianca, Krystal Violina.             “Gimana?” tanya seseorang dengan nada suara mengejek, saat dia melihat setengah dari kubu Krystal sudah babak belur dan kehabisan tenaga karena dihajar oleh orang-orang dari pihaknya. “Masih mau lanjut, atau udah nyerah?”             “Gue belum kalah!” tandas Krystal penuh emosi. Gadis berambut panjang sepunggung dan memiliki bola mata cokelat terang itu menatap laki-laki yang baru saja mengejeknya tersebut dengan tatapan penuh amarah. Wajahnya yang putih mulus terlihat kucal dan kotor serta terdapat noda darah di sudut bibirnya. “Jangan ngerasa di atas angin karena lo udah berhasil menumbangkan beberapa anak buah gue!”             “Cih!” dengus laki-laki itu seraya membuang ludahnya di depan Krystal. “Udah kalah aja masih berani sok di depan gue! Lo itu cewek, jadi, lo harusnya sadar kalau gue bisa ngejatuhin lo kapan aja!”             Krystal terdiam. Dia hanya menatap laki-laki di depannya dengan tatapan membunuh. Kedua tangannya terkepal kuat di sisi tubuhnya. Sementara itu, Rizky Aprilio, sang ketua dari SMA Putra Harapan, laki-laki yang baru saja mengejek Krystal tersebut, menatap gadis di depannya itu dengan senyum mengejek dan kedua tangan terlipat di depan d**a. Rizky memiliki tubuh tegap dengan wajah tampan dan kedua mata yang bersinar tajam. Rambutnya dipotong rapih, hidung mancung, bibir kemerahan, tanda dia tidak pernah merokok. Rizky menikmati ekspresi wajah Krystal yang kelihatannya sangat ingin sekali membunuhnya detik ini juga. Meskipun masih bisa berdiri tegak dan gagah, Rizky ternyata mengalami luka yang cukup serius di lengan dan perutnya yang sempat tergores pisau yang dibawa oleh salah satu anak buah Krystal.             Sebenarnya, SMA Bianca dan SMA Putra Harapan adalah dua sekolah unggul yang selalu bersaing untuk menjadi sekolah paling terbaik di kota Jakarta ini. Semua siswa di dua sekolah tersebut saling tidak menyukai. Mereka sering terlibat masalah dan tawuran. Sama seperti saat ini. Kali ini, Krystal yang maju membela nama sekolahnya karena sekitar seminggu yang lalu, Cloe, salah satu sahabat Krystal mengaku telah dicegat oleh dua siswa dari SMA Putra Harapan dan ditarik paksa ke sebuah gang kecil. Cloe dipaksa untuk melayani dan mengikuti semua kemauan dan perintah yang diberikan oleh dua siswa SMA Putra Harapan tersebut. Cloe yang mulai ketakutan akhirnya berhasil kabur setelah dia menjerit keras dan berhasil membuat beberapa orang yang kebetulan melintas di tempat kejadian memergoki kejadian tersebut. Hal itulah yang menyulut emosi Krystal dan akhirnya mengumpulkan anak buahnya untuk balas dendam terhadap Rizky dan gerombolannya.             Rizky dan Krystal pun sebenarnya sudah saling mengenal. Waktu itu, ketika pertama kali Krystal ikut merasakan aksi tawuran yang diketuai oleh Elang, Krystal bertemu dengan Rizky. Mereka saling menatap tajam dan menilai kekuatan dari masing-masing pihak lawan. Saat itu, Rizky harus mengakui ketangguhan dan keberanian Krystal yang notabene adalah seorang perempuan, ketika gadis itu maju ke medan perang. Sejak saat itu, Rizky selalu menanti-nantikan kehadiran Krystal yang dianggapnya sebagai lawan yang tangguh dan menarik, kalau kedua sekolah mereka sedang melaksanakan aksi tawuran.             “Kenapa?” tanya Rizky tiba-tiba, membuyarkan lamunan Krystal. Suasana disekitar keduanya masih sangat memanas. Dua orang dari pihak Krystal maupuan pihak Rizky masing-masing menjaga ketua mereka yang sedang berbicara itu dari lemparan benda apapun yang bisa mengakibatkan keduanya terluka. “Sampai sebegitu takutnya si Elang, makanya dia harus ngirim elo ke medan perang hari ini? Yah, walaupun gue juga udah tau dari awal kalau lo itu sama brutalnya dalam hal tawuran kayak saudara kembar lo itu.”             Itu juga hal yang diketahui oleh Rizky mengenai Krystal. Gadis itu ternyata adalah saudara kembar dari Elang, laki-laki yang selalu memimpin kancah pertempuran diantara kedua sekolah mereka. Fakta itu dia dapatkan dari Ichsan, salah satu anak buah Rizky yang dia suruh untuk mencari informasi mengenai Krystal.             “Jaga ucapan lo!” seru Krystal emosi. Dia maju mendekati Rizky dan berdiri tepat di depan laki-laki itu. Tinggi tubuh Krystal hanya mencapai bahu Rizky, hingga membuat Krystal harus mendongak untuk menatap kedua mata Rizky yang berkilat-kilat nakal dan mengejek itu. Ditunjuknya wajah Rizky lurus-lurus. “Jangan... pernah... ngeremehin... kakak... kembar... gue! Kalau sampai gue dengar ucapan itu keluar lagi dari mulut lo, gue bakalan ngerobek mulut lo pakai linggis!” ancam Krystal dengan penekanan kata pada setiap kalimatnya.             Bukannya takut, Rizky justru tertawa keras. Tawa itu sampai membuat tubuhnya berguncang dan laki-laki itu memegang perutnya yang mulai terasa sakit karena terlalu banyak tertawa. Krystal menyipitkan mata ketika melihat Rizky tertawa sedemikian rupa, seolah-olah ucapannya barusan adalah sebuah lelucon belaka.             “b******k!” maki Krystal keras. Gadis itu langsung mengangkat sebelah tangannya dan berniat menampar wajah Rizky. Ketika Krystal sudah melayangkan tangannya ke udara, Rizky langsung berhenti tertawa dan dengan sigap menangkap pergelangan tangan Krystal. Krystal yang terperangah berusaha melepaskan cekalan tangan Rizky yang kuat di pergelangan tangannya hingga membuat gadis itu meringis. Kemudian, tiba-tiba saja, Rizky menarik tangan Krystal, hingga kini tubuh keduanya berada dalam jarak yang sangat dekat! Krystal bahkan bisa merasakan helaan napas Rizky pada wajahnya. Dia bisa melihat seringai licik dan sinis di wajah Rizky dari jarak yang teramat sangat dekat, seperti saat ini.             “Lepas!” seru Krystal dingin. Gadis itu semakin berupaya melepaskan cekalan tangan Rizky dari tangannya, namun ternyata, hal itu justru membuat Rizky semakin menarik tangan Krystal hingga akhirnya tubuh mereka menyatu. Rizky bahkan melingkarkan tangannya ke pinggang Krystal. Membuat tubuh gadis itu semakin menyatu dengannya. Bisa Rizky rasakan tubuh Krystal menegang dan berubah kaku didalam pelukannya.             “Jangan pernah macam-macam sama gue, Krystal Violina! Gue bisa ngehancurin lo dalam sekejap mata. Gue juga bisa ngehancurin kakak kembar lo, Elang Maladewa seperti cepatnya kilat menyambar!” tegas Rizky pelan di telinga Krystal. Gadis itu menentang tatapan yang dilayangkan Rizky padanya itu. Kemudian, Rizky meniup pelan wajah Krystal, membuat gadis itu tersentak dan refleks memundurkan wajahnya. “Atau... gue bikin lo jatuh cinta aja sama gue? Setelah itu, gue tinggal ninggalin lo dan nyampakin elo begitu aja? Kayaknya, alternatif yang kedua itu yang lebih mengasyikan, deh!”             Tiba- tiba, terdengar suara sirene. Rizky dan Krystal otomatis langsung menoleh ke sumber suara. Para anak buah mereka sudah lari pontang-panting, meninggalkan tempat kejadian perkara. Sebelum benar-benar kabur dari para polisi yang mulai berdatangan, Rizky kembali menatap Krystal yang juga sudah kembali memusatkan perhatiannya pada laki-laki yang sangat menyebalkan di matanya itu, dan mengedipkan sebelah matanya. Kemudian, tanpa diduga oleh Krystal, Rizky mencium pipinya dengan secepat kilat. Setelah itu, Rizky melepaskan tubuh Krystal yang kini membeku di tempatnya dan menatap laki-laki itu dengan tatapan shock!             “Ciuman penyembuh dari gue, untuk menyembuhkan luka-luka lo!” seru Rizky sambil mulai berlari. “Lebih baik, lo cepat ninggalin tempat ini kalau lo nggak mau ditangkap sama polisi!”             Mendengar perintah Rizky, Krystal langsung tersadar dan buru-buru ngacir dari sana ketika gadis itu melihat dua orang berseragam cokelat yang masih terbilang muda berlari ke arahnya.             “Gue akan balas tuh kunyuk! Enak aja main nyium-nyium pipi gue! Aargh, mesti mandi kembang tujuh rupa gue, kalau nggak mau ngambil resiko kena rabies!” seru Krystal berang, sambil masih berlari menjauhi kedua polisi yang mengejarnya dari belakang. ~~~ “Krystal... kamu ini gadis, kenapa, sih, kamu masih saja ikut tawuran?”             Suara Ayahnya yang terdengar kesal malah membuat Krystal tersenyum kecil. Dia sangat menyayangi kedua orangtuanya, juga Elang, kakak kembarnya yang lahir lima menit lebih dulu daripada dirinya. Meskipun saat ini Ayahnya sedang kesal karena lagi-lagi mendapati anak gadisnya yang sebentar lagi akan melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah selalu saja ikut tawuran, namun jauh didalam lubuk hatinya, Krystal tahu bahwa Ayahnya itu sangat sayang padanya. Dari dulu, Ayah dan Bundanya tidak pernah tega untuk memarahi dirinya juga Elang. Yah, bukannya tidak pernah juga, sih. Hanya saja, tidak benar-benar marah seperti kebanyakan orang lain diluar sana yang tega membentak bahkan mengurung anak mereka kalau anak mereka tidak menuruti perintah dan keinginan orangtua mereka.             “Tapi, Kak Elang nggak pernah Ayah larang buat tawuran.” Krystal menghempaskan tubuhnya di atas sofa dan memainkan ujung rambutnya. Ayahnya melirik anak gadisnya itu dengan kesal dan ikut menjatuhkan tubuhnya di atas sofa tak jauh dari Krystal. Sementara itu, Krystal melirik ke arah dapur, dimana Bundanya sedang berjalan ke arahnya sambil membawa nampan berisi dua gelas air jeruk yang terlihat sangat segar. Begitu nampan tersebut diletakkan di atas meja, Krystal langsung meraih salah satu gelas dan meminumnya dengan cepat.             “Krystal... minumnya pelan-pelan aja.” Sang Bunda memperingatkan Krystal yang hanya dibalas dengan kibasan sebelah tangan dari gadis itu.             “Untung Ayah lagi berada disekitar daerah itu, jadi waktu Ayah dapat telepon dari kamu, Ayah bisa langsung jemput.”             “Ayah,” sela Krystal sambil menaruh gelasnya yang sudah kosong dan menyeka setetes air yang berada di sudut bibirnya. Gadis itu sedikit meringis ketika dia menyentuh sebuah luka yang darahnya sudah dibersihkan olehnya saat dia bersembunyi sambil menuggu Ayahnya menjemputnya. “Ayah komentar melulu, nih. Kayak facebook.” Krystal melanjutkan ucapannya yang sempat terpenggal tadi, membuat sang Ayah melotot mengerikan ke arahnya. “Yang penting, kan, Krystal baik-baik aja. Ayah nggak usah khawatir. Krystal udah gede, udah bisa jaga diri sendiri.”             Krystal tersenyum lebar sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya secara bersamaan. Gadis itu kemudian bangkit berdiri dan mendekat ke arah Ayah dan Bundanya, lalu mencium pipi kedua orangtuanya itu dengan cepat. Gadis itu kemudian berlari ke arah lantai dua rumahnya, menuju kamar Elang sambil berteriak memanggil nama kakak kembarnya tersebut.             Di tempatnya, kedua orangtua Krystal yang masih terlihat muda meskipun sudah berumur empat puluh tahunan lebih, hanya bisa menggelengkan kepala sambil berdecak. Terlebih sang Ayah yang langsung menarik napas panjang dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.             “Ngurus anak perempuan satu aja, susahnya minta ampun,” keluh pria tersebut sambil menatap sang isteri yang hanya bisa tersenyum tipis dan menggenggam tangan suaminya itu.             “Dia nurunin sifat keras kepala dan keberanian kamu, Rey...,” jawab wanita itu.             “Ya,” balas Reynald sambil tersenyum lembut dan balas menggenggam tangan isterinya. “Dan Elang mewarisi sifat kamu yang selalu gampang emosi dan meledak-ledak kalau sudah ada yang berani mengganggunya, Grace.”             Reynald dan Grace tertawa pelan dan menarik napas panjang. “Tapi, dibalik itu semua, Elang dan Krystal adalah anak yang baik hati dan selalu menolong orang-orang yang tertindas. Dan sekali lagi, itu diwarisi dari sifat kamu yang sangat menjunjung tinggi keadilan.”             “They’re great! Aku beruntung bisa punya mereka dan kamu sebagai Ibu dari mereka.” Reynald semakin tersenyum dan mencium kening Grace dengan penuh kehangatan. ~~~ Tak perlu bagi Elang untuk tahu siapa yang memasuki kamarnya tanpa permisi itu. Hanya Krystal yang akan melakukan hal tersebut padanya di rumah ini. Masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu dan langsung menjatuhkan tubuhnya yang mungil di atas kasur Elang. Selalu seperti itu setiap harinya, semenjak mereka masih kecil. Dan Elang sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. Dia sangat menyayangi Krystal, setelah kedua orangtuanya. Elang akan membalas siapa saja orang yang berani mengganggu apalagi menyakiti adik kembarnya itu.             Elang memutar kursi dan menghadapkan tubuhnya ke arah Krystal yang sudah tidur telentang di atas kasurnya. Laki-laki itu memang tidak masuk sekolah hari ini karena harus mengantar sang Bunda ke rumah salah Oom dan Tantenya, Rizko dan Febri. Disana, Elang menghabiskan waktu untuk mengobrol bersama Edward, anak tunggal dari Rizko dan Febri, sekaligus sepupunya yang berumur dua tahun lebih tua dibandingkan dirinya dan Krystal.             “Tawuran?” tanya Elang seraya mendekati Krystal dan duduk di samping gadis itu. Elang mengerutkan keningnya ketika dia melihat sudut bibir Krystal yang mulai membiru dan menyentuh area disekitar bibir gadis itu. Krystal meringis dan mengaduh keras lalu memukul tangan Elang dan langsung bangkit dari tidurnya.             “Sakit, Mas!” seru Krystal sambi mendesis dan menyentuh luka itu perlahan.             “Kena apa? Batu?” tanya Elang tenang. Padahal, didalam hatinya, laki-laki itu cemas luar biasa. Dia juga menyesali perbuatannya waktu itu yang menyeret Krystal kedalam kancah tawuran hingga menyebabkan gadis itu jadi ketagihan.             “Iya,” jawab Krystal santai. “Dilemparin sama si Rizky.”             Mendengar nama Rizky, kedua mata Elang kini melotot maksimal. Elang memang sangat antipati dengan Rizky Aprilio. Laki-laki itu beberapa kali mengalahkannya dalam pertarungan. Dia tidak terima kalau adiknya dilukai oleh laki-laki k*****t itu.             “Aku bakalan balas dia, liat aja!” desis Elang dengan rahang yang mengeras. Krystal tersenyum tipis dan menggelayut manja di lengan Elang. Kepalanya disandarkan di d**a bidang kakak kembarnya itu. Kemudian, Elang mengelus rambut Krystal dengan lembut dan penuh kasih sayang. Dia memang selalu memanjakan Krystal dan menuruti semua keinginan gadis itu. Karenanya, Elang tidak akan rela apabila Krystal disakiti oleh orang lain, apalagi oleh laki-laki, terlebih oleh laki-laki seperti Rizky.             “Maaf, ya, Krys... karena aku pernah ngajak kamu tawuran waktu itu, kamu jadi selalu terlibat tawuran seperti sekarang. Sampai luka-luka kayak gini.”             “Ih, Mas apaan, sih?” gerutu Krystal sambil menarik napas panjang dan semakin mempererat rangkulannya pada lengan Elang. “Aku justru menikmati semuanya, kok. Aneh, memang. Tapi, ternyata tawuran itu seru juga, ya?”             Elang tertawa mendengar hipotesis aneh bin ajaib milik Krystal. Baru kali ini, Elang mendengar ada orang yang mengatakan bahwa tawuran adalah kegiatan yang seru dan menyenangkan. Bahkan, orang itu justru terlihat biasa saja, meskipun tubuhnya terluka akibat tawuran tersebut.             “Lain kali, jangan sampai membahayakan diri kamu sendiri, ya, Krys? Karena, Mas nggak tau apa yang akan terjadi sama diri Mas kalau sampai kamu kenapa-napa.” Elang memeluk tubuh Krystal dengan erat seraya mencium puncak kepala adiknya itu.             “Oke,” jawab Krystal seraya tersenyum lebar didalam pelukan Elang. Gadis itu sangat bersyukur dan beruntung memiliki saudara kembar dan kakak seperti Elang yang begitu sayang dan perhatian padanya.             “Ngomong-ngomong, Mas,” ucap Krystal dan melepaskan diri dari pelukan Elang. Mata gadis itu berkilat-kilat nakal dan di bibirnya tersungging seulas senyum geli. Ditatapnya Elang yang balas menatapnya dengan kening berkerut dan alis yang bertaut karena heran.             “Apa?” tanya Elang mulai curiga. Dia hafal betul kelakuan Krystal. Kalau gadis itu sudah bersikap seperti ini, pasti ada sesuatu yang akan membuat Elang kesal.             “Tadi, Rizky kan ngeremehin Mas Elang. Aku nggak terima, dong. Aku bentak dia dan aku niat buat nampar dia. Eh, dia malah nahan tangan aku dan sebagai gantinya, dia narik tangan aku sampai badan aku nempel ke badan dia. Terus... pas polisi datang dan sebelum dia kabur, dia sempat... nyium pipi aku, Mas!”             “WHAT?!” seru Elang menggelegar. Krystal sampai refleks menutup kedua telinganya dan bersorak dalam hati. Rizky pasti langsung habis di tangan Elang kalau keduanya bertemu nanti! YES!             Tanpa buang waktu, Elang bangkit dari duduknya dan berjalan kedalam kamar mandi yang memang ada didalam kamarnya. Ketika Elang keluar dari dalam kamar mandi dan membawa sebuah handuk kecil yang terlihat basah, Krystal langsung mengerutkan keningnya. Terlebih ketika Elang langsung membasuh pipi Krystal dengan menggunakan handuk basah itu. Seolah-olah ada kotoran yang menempel di pipi gadis cantik itu.             “Mas akan goreng dia, liat aja!” seru Elang geram yang langsung disambut dengan tawa Krystal. ~~~ Keesokan harinya, Krystal pulang sekolah tanpa Elang. Kakaknya itu harus pergi ke rumah temannya sesegera mungkin karena ada tugas sekolah yang harus dikumpulkan minggu ini. Walaupun Krystal dan Elang satu sekolah, tapi, keduanya duduk di kelas yang berbeda. Krystal yang lebih kuat dalam bidang menghafal memutuskan untuk masuk ke kelas IPS semenjak penjurusan di kelas dua, sedangkan Elang yang lebih hebat dalam hitung-menghitung memilih untuk masuk ke kelas IPA.             Keadaan jalan yang sepi membuat Krystal menghela napas panjang. Dia bukannya takut, tetapi, dia bosan. Dia tidak terbiasa dengan keadaan sepi dan sunyi seperti ini. Padahal, hari masih siang, tetapi keadaan sudah seperti di malam hari. Hanya ada beberapa kendaraan yang melewati jalan tersebut dan beberapa orang yang sedang melintas dan melewati jalan itu, sama seperti dirinya. Krystal sudah terbiasa dengan suasana ramai di rumah saat dia bersama keluarganya, juga suasana ramai saat dia sedang melakukan tawuran bersama teman-teman sekolahnya.             “Liat... ada Krystal Violina... saudara kembar dari Elang Maladewa. Butuh teman untuk mengobrol, hmm?”             Satu suara bernada dingin itu membuat langkah Krystal refleks berhenti. Gadis itu menoleh dan mendapati tiga orang berseragam SMA sedang tersenyum merendahkan ke arahnya. Mata cokelat Krystal kini beralih ke arah badge seragam ketiga laki-laki tersebut. SMA Putra Harapan! Konco-konco dari Rizky Aprilio!             “Babunya Rizky, ya?” tanya Krystal dengan suara mengejek. Gadis itu tersenyum miring dan bersedekap. Matanya menatap ketiga laki-laki itu dengan tatapan meremehkan. Dia memang tidak mengetahui dengan pasti tentang seluk-beluk dunia bela diri, tapi, kalau cuma asal tonjok sih, itu gampang! Kecil! Kepalin tangan, layangkan ke muka lawan, selesai, deh.             Masalahnya, dia sendiri dan lawannya kali ini ada tiga orang. Dan ketiga orang itu kemungkinan besar adalah jongos-jongosnya si curut Rizky! Ugh, kalau mengingat nama laki-laki sialan itu, rasanya Krystal ingin sekali merombak wajah laki-laki itu.             “Kurang ajar benar ini cewek! Gue heran, kenapa si Rizky nggak langsung ngehabisin dia aja waktu tawuran tempo hari,” ucap salah satu dari ketiga laki-laki itu. Krystal menyipitkan ketika melihat nama yang tertera di atas saku seragam kemeja orang tersebut. Andi Lukas.             “Ya karena si kunyuk itu nggak berani lah sama gue,” balas Krystal sambil tertawa mengejek. “Oh iya, nama lo Andi Lukas? Yakin tuh, Lukas? Kulkas kali....”             “b******k!” seru Andi berang. Dia melirik kedua temannya secara bergantian dan mengisyaratkan keduanya untuk maju menyerang Krystal.             Krystal mulai waspada ketika dia melihat kedua teman laki-laki yang bernama Andi itu mulai maju ke arahnya. Sebisa mungkin, Krystal berkelit. Gadis itu berhasil menghantam wajah kedua laki-laki tersebut. Namun, detik berikutnya, Krystal mengaduh keras dan tersungkur dengan kedua lutut menyentuh aspal saat dia merasakan sebuah hantaman keras mendarat di perutnya. Gadis itu terbatu-batuk. Dia memfokuskan penglihatannya saat Andi dan kedua temannya tertawa mengejek kepadanya dan berdiri tepat di depannya.             “Cewek sombong! Tanpa Elang, elo bisa apa, sih? Yang lo andalin itu cuma sifat lo yang kelewat berani, Krystal... selain itu, apa, sih, yang bisa lo lakuin?”             Krystal mendesis kesal. Gadis itu kemudian mengambil napas panjang dan menyeka darah yang tahu-tahu keluar dari mulutnya saat dia terbatu-batuk akibat hantaman keras di perutnya tadi. Kemudian, seulas senyum tipis dan sinis tercetak di bibirnya yang tipis dan kemerahan.             “Banci!” teriak Krystal keras dan dengan satu gerakan cepat, gadis itu menendang tulang kering ketiga laki-laki di depannya itu. Sementara ketiga laki-laki itu mengaduh kesakitan dan mengumpat, Krystal mengambil kesempatan itu untuk bangkit berdiri, mengumpulkan semua kekuatannya dan berlari secepat mungkin dari tempat itu. Krystal sempat menoleh ke belakang beberapa kali dan mendapati Andi serta kedua temannya ternyata mengejar dirinya!             Krystal tidak tahu dia harus berlari dan bersembunyi kemana. Yang jelas, yang berada didalam pikiran Krystal saat ini adalah dia harus bisa lolos dan pulang ke rumah dengan semangat. Dia ingin sekali berlari ke arah Elang dan meminta perlindungan dari kakak kembarnya itu. Ah, Mas Elang... hanya dengan mengingat kakak kembarnya itu sudah cukup membuat Krystal mendapatkan keberaniannya lagi. Setelah dia berhasil melewati ini semua, Krystal akan memastikan bahwa Elang akan menghabisi Andi dan kedua temannya tadi.             Termasuk... si curut Rizky itu!             Krystal berhenti berlari dan berusaha menormalkan deru napasnya. Gadis itu menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya lalu mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru arah. Sampai kemudian, Krystal menatap ke satu titik dan berlari ke arah tempat tersebut. ~~~ Laki-laki bertubuh tegap atletis itu berjalan dengan angkuh di sepanjang koridor kantor tempatnya bekerja. Kemeja berwarna hitam itu mencetak d**a bidangnya dengan jelas, membuat para karyawati disana mati-matian menahan napas dan air liur yang kemungkinan besar akan menetes. Dasinya sengaja dilonggarkan dan dua kancing bagian atas kemejanya dibiarkan terbuka, memperlihatkan potongan segitiga kaus putih didalamnya. Jasnya dia sampirkan di lengannya yang kokoh, sementara sebelah tangannya yang lain membawa sebuah tas laptop.             “Selamat siang Bapak Azka... sudah mau pulang?” tanya salah satu karyawati yang tidak sengaja bertemu dengan atasannya itu.             Azka Calvaro menoleh sekilas dan tersenyum datar. Laki-laki berusia dua puluh lima tahun itu hanya mengangguk dan kembali melanjutkan langkahnya. Bukannya dia sombong, tapi, Azka sangat tidak suka dengan wanita-wanita seperti yang berada didalam perusahaan Ayahnya ini. Menurutnya, para wanita yang berada didalam perusahaan Ayahnya itu jenis wanita yang doyan dengan hura-hura dan gemar menarik simpati para lelaki berduit demi memenuhi sifat konsumtif mereka.             Banyak wanita yang tergila-gila pada Azka. Tetapi, Azka hanya mengabaikan mereka semua. Azka tidak mau salah mengambil keputusan. Dia harus menyeleksi dengan benar wanita yang nantinya akan menjadi pasangan hidupnya. Semenjak Azka kecil sampai dewasa seperti sekarang, Azka memang sudah populer di kalangan perempuan. Azka kecil bahkan pernah menangis dan mengunci diri didalam kamar karena pipinya dicubiti oleh teman-teman Ibunya.             Sesampainya diluar gedung kantor, Azka menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan sedikit seruan keras. Bibirnya menyunggingkan seulas senyum. Senyum tulus dan berbeda dengan senyum yang dia berikan pada semua karyawannya yang berada didalam kantornya. Azka memang sedikit aneh. Didalam perusahaan, dia akan berubah menjadi seorang yang dingin. Tapi, kalau sudah bergaul dengan teman-temannya, dia akan berubah menjadi pribadi yang ramah dan menyenangkan. Entah mengapa, mungkin karena didikan Ayahnya yang mengharuskannya bersikap tegas dan bijaksana jika berada didalam ruang lingkup pekerjaan.             Azka baru saja akan membuka pintu mobil sedan silvernya, ketika dari sudut matanya, dia mendapati bagasi mobilnya tidak tertutup dengan benar. Laki-laki itu mengerang pelan dan merutuki dirinya yang terlalu ceroboh. Azka memang selalu seperti itu. Dia beberapa kali pernah tidak mengunci bagasi mobilnya karena lupa dan tidak memeriksa mobilnya terlebih dahulu secara teliti. Beruntung, satpam yang bekerja di kantornya sangat bagus dan telaten, sehingga Azka tidak pernah merasa kehilangan barang berharga yang lebih senang dia simpan didalam mobilnya.             Sepertinya, sedang ada sedikit keributan disekitar sini, karena Azka mendengar suara orang berlari, disusul suara umpatan-umpatan kasar. Azka menoleh dan mendapati tiga orang siswa SMA sedang berseru penuh amarah, menoleh ke kanan dan ke kiri, seperti sedang mencari sesuatu. Azka hanya  memperhatikan sejenak, sebelum akhirnya laki-laki itu lebih memilih untuk tidak ambil pusing. Laki-laki itu berjalan menuju bagasi mobilnya. Saat tangannya berniat untuk menutup bagasi mobil tersebut, tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang bergerak-gerak didalam sana. Azka mengerutkan kening dan menyipitkan kedua matanya.             Apa itu?             Perlahan, tangan Azka yang tadinya berniat untuk menutup pintu bagasi mobilnya terangkat. Kap bagasi mobil tersebut pun akhirnya terbuka dan sukses membuat kedua mata Azka melotot maksimal!             “Siapa lo?!” seru Azka keras. ~~~              

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

DIA UNTUK KAMU

read
39.9K
bc

Jodoh Terbaik

read
183.1K
bc

MANTAN TERINDAH

read
10.0K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
58.9K
bc

Dear Pak Dosen

read
434.1K
bc

Just Friendship Marriage

read
515.2K
bc

Orang Ketiga

read
3.6M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook