“apa kau sudah punya gaun untuk prom minggu depan?” tanya Elvrince disela kegiatan makannya
“belum” jawab Nancy singkat
“mommy menghadirkan beberapa desainer dari butik ternama ke mansion, kau menginaplah dirumahku! Mommy pasti senang kau mengunjunginya” ucap Elvrince
Nancy menghela nafas pelan, rasanya memang sudah lama ia tak mengunjungi second mom nya itu. Bahkan sekarang pun ia jadi merindukan masakannya, entah kapan ia berkunjung ke rumah Elvrince terakhir kali.
“baiklah, kurasa aku memang merindukan my second mom yang cerewet itu. Bahkan makanan kesukanku yang didepan mata ini menjadi hambar” jawab Nancy pasrah
Seorang pria seumuran kakaknya berjalan tergesa,menepis para mahasiswa yang berada dilorong, meneliti setiap sudut yang selalu di jadikan tempat tenangnya ketika jam istirahat. hingga langkah terakhirnya berhenti di kantin, berjalan menghampiri meja ke meja hingga sepasang matanya menyorot ke sudut meja yang dekat pohon,ia bergegas menghampiri dua gadis yang dicari nya dari tadi. Begitu sampai dimeja yang dituju ia pun berhenti dengan nafas yang ngos-ngosan,ia menyambar gelas jus yang ada di meja lalu meneguknya hingga tandas. Setelahnya ia duduk sambil mengatur nafas lega.
Nancy dan Elvrince saling berpandangan lalu menatap sang pria yang entah kerasukan jin mana, raut wajah yang cemas serta tampilan nya yang acak acakan, Nancy dan Elvrince mensedekapkan tangannya didepan d**a dengan menyorot penuh ke arah sang pria.
“50 dolar untuk jus avocado” ucap Elvrince
Sang pria yang sudah tenang menatap Elvrince dengan nyengir kuda, menyadari kesalahannya.
“he he he maafkan aku, itu efek aku terlalu haus yang mencari kalian kemana-mana” jawabnya jujur sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
“Migael , aku rasa kau dulu menyogok pihak universitas agar nilaimu bagus dan ayahku harus tertipu dengan otak datarmu ini” sembur Nancy
“kau tau ini jam berapa? Aku pasti berada disini. Dan bodohnya kau mencari kesatu sekolah” ucap Nancy dengan nada kesal. Migael adalah anak dari kepala agensi bodyguard.
Sejak kecil Nancy selalu bersama sang kakak,kemanapun sang kakak akan pergi ia pasti ikut. termasuk mengikuti latihan bela diri ataupun menembak. Kesibukan orang tuanya membuatnya kesepian, beruntungnya ia memiliki saudara. Ditempat latihan itulah ia bertemu Migael yang bernasib sama dengan dirinya, semenjak itu ia dan Migael berteman akrab.
“lalu kenapa tiba-tiba wajahmu panik?” ucap Elvrince datar yang masih bersedekap d**a.
Migael mencondongkan badannya ke Nancy dan berbisik di samping telinga “Felix menantangmu balapan,dia bilang membawa lawan yang seimbang denganmu dan jika kau bisa memenangkan balapan ini. Kau bisa memilih hadiahmu juga singgasana DRAGON LIGHT”
setelah membisikkan Migael pun menjauhkan diri dan menarik sossis roll lalu melahapnya. Menjadi orang kepercayaan keluarga Nancy butuh mental yang tangguh dan selalu membuatnya lapar.
“dan dia minta malam ini juga” imbuh Migael sambil mengunyah
“hei, itu makananku” ucap Elvrince yang melotot ke Migael
“relakan ini untukku dear, beberapa menit lagi sahabatmu itu pasti menyeretku” imbuh Migael lalu melahap potongan terakhir
“apa maksudmu? Sebenarnya ada apa? Apa aku setan hingga kalian tak ada yang mau memberitahuku ?” ucap Elvrince yang memandang kedua nya bergantian.
Nancy yang termenung memikirkan siapa lawan misteriusnya nanti malam tersentak ketika dua orang di depannya berdebat, ia pun menatap Elvrince.akankah ia membawa Elvrince kali ini untuk berjaga-jaga kalau ia kalah tentu masih ada Elvrince yang akan memenangkan. Licik. Sudah pasti.
“El...?” seru Nancy lirih
“ya “ jawab Elvrince menatap sahabatnya penuh dengan seksama
“emm...apa kau masih menguasai cara balapan liar?” tanya nya ragu
Elvrince yang mendengar perkataan sang sahabat sejenak terdiam sambil mengingat kapan terakhir ia balapan liar. Dan itu tujuh bulang yang lalu.
“tentu, terakhir tujuh bulan lalu aku balapan liar “ jawab Elvrince pelan dan lirih
“maukah kau menemaniku malam ini ke Dragon Light ? Felix menantangku dan hadiah yang ditawarkan cukup menarik. Jika aku kalah masih ada kau yang akan memenangkan.” Ujar Nancy dengan menampilkan puppy eyes andalannya
Elvrince memutar bola matanya malas, dengan senang hati pasti dia setujui.
“oke, lagipula sudah lama juga aku tidak melakukan nya” jawabnya enteng tapi sekelebat ia teringat sesuatu dan melotot ke Nancy
“Lalu mommy bagaimana? “ tanya nya khawatir
Ini dia masalah terberat nya kalau sudah berurusan dengan sang mommy cerewet, ia pasti kena omelan jika salah satu bodyguard melapor kan rutinitas satunya itu. Ia menghela nafas pelan untuk tetap berpikir jernih dan bisa lolos dari zona merah. Ia teringat akan satu hal pintu Rahasia ya Cuma itulah jalur satu-satunya yang aman. Nancy mencodongkan badannya kedepan dan berbisik
“kita akan lewat pintu rahasia, ya meskipun sedikit extrem tapi hanya jalan itu yang tidak bisa di deteksi. Dulu aku dan kakak sering melewati jalur itu, dan kau El, telfon mommy kalau kau menginap di rumahku malam ini” jelas Nancy panjang lebar lalu kedua nya mengangguk setuju
“baiklah, kita bergegas sekarang “ mereka pun bergegas mengikuti langkah Nancy.
Sebelum meninggalkan sekolah Elvrince menghubungi bodyguard nya agar tidak menunggu dirinya, mereka bertiga menuju loker masing-masing untuk menyimpan tas sekolah dan hanya membawa barang penting seperti dompet,phonsel,slim bag kecil untuk menyimpannya.
Seperti yang dikatakan Nancy, mereka akan pergi lewat pintu Rahasia. Mereka bertiga berjalan menyusuri lorong-lorong dan disinilah ia berdiri, didepannya sebuah tangga yang menuju menara paling tinggi di bangunan ini. Tangga didepannya tidak ada lift hanya sebuah tangga dan mereka harus menaiki satu per satu tangga itu. Elvrince dan Migael menelan saliva nya dengan berat,saling memandang satu sama lain. Sedangkan Nancy yang terlihat biasa saja.
“apa tidak ada jalur lain?” celetuk Elvrince yang terlihat lesu
“sudah ku bilang kalau sahabatmu akan menyeretku dan beruntung tadi aku sempat menyambar makananmu dear, firasatku memang tak pernah salah “ ujar Migael yang masih tidak percaya dengan yang ada di depannya ini.
Bagaimana tidak shock, selain satu-satunya jalur,mereka harus menaiki anak tangga yang berjumlah hampir seribu tangga. Bagaimana bisa disebut pintu rahasia, setahu mereka di atas menara hanya jam raksasa. Apa mereka akan menggunakan sapu terbang seperti harry potter, atau akan menggunakan parasut. Saat mereka berdua masih dalam pikiran masing-masing, Nancy yang sudah naik beberapa anak tangga menoleh kebelakang dan matanya melotot melihat ke dua temannya masih terdiam di bawah tanpa bergerak.
“woey...! sampai kapan kalian terus terdiam? Kita harus bergerak cepat. Tawaran Felix jika kita menang, kita bebas memilih hadiah yang kita mau” seru Nancy dari atas
“Benarkah? “ jawab Elvrince dengar mata berbinar dan ia bergegas mulai menaiki tangga menyusul Nancy.
Migael yang menatap kedua temannya menggelengkan kepalanya
“sungguh aku tak percaya pada mereka,terlahir dari keluarga bangsawan yang tak kekurangan apapun tapi masih tergiur oleh hadiah yang seharga kaos rumahan. ya..meskipun mobil sport yang harga fantastik tapi untuk orang tua mereka bukan harga yang seberapa. Ya mungkin itulah yang namanya kebahagian tidak bisa ditukar dengan uang, dan dirinya akan melindungi mereka segenap raga. Bahkan nyawanya akan ia pertaruhkan untuk mereka, mengingat betapa berjasanya orang tua mereka padanya selama ini.” Gumam nya dalam batin seraya melangkahkan kakinya menaiki anak tangga.
Detik berganti menit, 30 menit berlalu mereka masih menapaki anak tangga yang gak ada habisnya.
“apa anak tangga ini ajaib? Hingga tidak ada habisnya “ ucap Elvrince yang mulai lelah
“simpanlah tenagamu! Jangan terus mengomel” jawab Nancy yang kesal, pasalnya sedari tadi sahabatnya yang satu itu terus saja bertanya
“aku tidak mengerti, bagaimana kalian bisa menemukan jalan yang harus dilalui dengan penyiksaan seperti ini, hah!” keluh Elvrince yang tampak frustasi.
Nancy yang mendengarnya tak menjawab apapun,biarlah sahabatnya itu mengomel pasalnya dulu saat sang kakak mengajaknya pertama kali, ia pun mengeluh. Tangga yang melingkar dan menyatu dengan dinding ini seperti lorong, di sepanjang anak tangga ada lampu yang menerangi, hanya ada jalan depan dan belakang. hanya yang membuatnya tak mengerti, warna anak tangga ini. Dari Merah,kuning lalu hijau yang seperti ia berdiri sekarang. lima puluh menit berlalu namun belum juga mencapai puncak, nafas lelah dan keringat yang mengucur membasahi baju masing-masing dan mereka berhenti mengistirahatkan kaki sejenak.
“ kau harus membayar mahal untuk ke ikut sertaanku ini Nanc?” celetuk Migael dengan nafas ngos-ngosan dengan menampilkan tubuh toplesnya yang entah sejak kapan ia tanggalkan bajunya.
“itu sesuatu yang mudah.” Jawab nya enteng
“aku lebih baik bertanding di atas ring dari pada menaiki tangga ini. Sungguh ini benar-benar gila” keluh elvrince yang tak kalah mengenaskan.
“setelah ini, aku pastikan kalian akan takjub dengan apa yang kalian lihat” ucap Nancy dengan senyum tipisnya
“kita sudah berada di zona hijau yang artinya kita sudah berada di menara atas tinggal dua putaran kita sudah sampai. “ imbuh Nancy yang sudah berdiri
“bagaimana kau mengetahuinya, kita sudah berputar beberapa kali di tangga hijau ini?” ucap Elvrince dengan nada kelelahan
“apa kau tak mengamati tangga yang kau pijak ? dibawah kakimu tertulis -2C yang artinya minus two circle” jelas Nancy
Migael yang mendengar Elvrince akan mulai mengomel lagi, segera menyela ucapannya “Ayo kita selesaikan tangga j*****m ini!” ia segera berdiri dan melangkah mendahului Nancy. Tanpa menunggu lagi mereka berdua segera melangkah menyusul Migael yang sepertinya sudah kesal.
Seperti kata Nancy, 2 putaran akhirnya mereka sampai di menara puncak. Didepan mereka ada pintu kaca yang harus dibuka dengan kartu akses kusus, Nancy membuka tas kecil yang menyilang di tubuhnya, mengambil sebuah kartu dan menempelkan untuk menscan. Lalu tertera tulisan scan sidik jari setelahnya bunyi SUKSES. Begitu pintu terbuka mereka bertiga menghampiri pembatas tembok dan terpampang seluruh bagian gedung. Angin segar yang berhembus menerpa wajah mereka. Pemukiman penduduk yang hanya terlihat atap rumah,jalanan yang berkelok-kelok ,persawahan, bukit tinggi yang seakan menutup area bangunan,pohon pinus yang mengelilingi bangunan ini. hanya arah matahari terbenam lah yang tidak tertutup bukit.
“bagaimana ? indah bukan?” seru Nancy dan di angguki kedua nya tanpa mengalihkan pandangannya.
“kita harus turun” imbuh nancy lagi dan di ikuti keduanya.
Mereka berjalan melingkari balkon dan di sudut balkon hanya ada jalan buntu. Nancy menekan bagian dinding dan sebuah lampu yang berada di dinding atas berputar 180 derajat ke arah matahari terbenam dan tembok itupun bergeser kebawah menampilkan sebuah pintu yang berkode, hampir sama dengan pintu sebelumnya perbedaannya pintu yang ada didepannya sekarang terbuat dari besi berlapis emas.