Senyum tak luntur dari wajah Raja saat mengingat kembali moment romantis tadi malam bersama Kayla. Ketika mereka naik motor berdua dan kehujanan bersama, saat Kayla membuatkan s**u coklat panas untuk nya, lalu ketika Kayla memasangkan syal rajut miliknya pada Raja.
Mungkin hal itu terlihat biasa saja namun bagi Raja perhatian kecil yang Kayla berikan begitu membekas dan istimewa baginya. Karena Kayla adalah satu-satunya wanita yang bisa membuat seorang Raja jatuh cinta.
Tingkah laku Raja yang senyum-senyum dan tertawa cekikikan sendiri tak luput dari perhatian keluarga nya. Karena saat ini Raja sedang sarapan bersama Ayah, Ibu, kedua Kakak perempuan dan seorang Adik perempuan nya. Bahkan sang ibu terlihat khawatir dan mengira Raja tengah kerasukan.
"Yah, panggilin Pa Ustadz Yayat cepetan. Raja sepertinya harus di ruqyah." Bisik sang Ibu pada Ayah Raja.
Ayah Raja lalu menyenggol lengan salah satu anak perempuan yang berada di sampingnya yaitu Cantika. "Kak, cepetan panggilin Pa Ustadz Yayat. Kayaknya adik kamu kerasukan. Dan harus cepat-cepat di ruqyah." Perintah sang Ayah pada Cantika kakak nya Raja. Cantika lalu berlari keluar dari rumah nya menuju rumah Pa Ustadz Yayat yang berada tak jauh dari rumah nya. Hanya terhalang beberapa rumah dari tempat tinggal nya.
Selang beberapa menit Cantika datang bersama Pa Ustadz Yayat. "Pa Ustadz, tolong ruqyah anak saya. Sepertinya dia kerasukan. Daritadi dia tertawa cekikikan sendiri." Ucap Ayah Raja dengan nada sangat khawatir.
Pa Ustadz Yayat segera menghampiri Raja dan berdiri disampingnya. Beliau lalu melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an guna mengusir hal-hal jahat yang bersemayam dalam tubuh Raja.
Mendengar suara lantunan ayat suci Al-Qur'an membuat Raja tersadar dari lamunannya. Raja terlonjak kaget melihat ada Pa Ustadz Yayat berdiri disampingnya sedang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Lalu saat dia melihat ke depan, keluarga nya tengah menatap dia dengan raut wajah khawatir.
"Ini ada apaan sih? Kok kalian pada ngeliatin Raja gitu? Terus kenapa ada Pa ustadz disini?" Tanya Raja keheranan sambil menggaruk kepala nya yang tak gatal.
"Kamu udah sadar, De? Alhamdulillah. Akhirnya para jin jahat keluar juga dari tubuh kamu." Ucap kak Laras kakak kedua Raja. Sontak ucapan kakak nya membuat Raja melongo. Apaan tadi kakak nya bilang? Jin keluar dari tubuh nya? Maksud nya apaan? Memang dia tadi kerasukan? Tapi kok ga kerasa? Raja bertanya dalam hati.
"Jin keluar dari tubuh Raja? Emang nya tadi Raja kerasukan?" Raja bertanya dengan tampang bingung nya.
"Iya tadi kamu kerasukan. Soalnya daritadi kita lihat kamu senyum-senyum sama ketawa cekikikan sendiri. Kamu abis darimana sih semalam? Atau kamu abis lewatin kuburan? Apa rumah kosong? Kok sampe ada yang ngikut sih?" Serentetan pertanyaan keluar dari Ibu nya Raja.
"Astagfirullah, Bu. Raja tuh ga kerasukan. Semalam Raja abis nganter temen cewek Raja. Dan daritadi Raja senyum-senyum sama ketawa itu karena inget kejadian semalem. Ibu kayak ga pernah muda aja." Raja merenggut kesal menjawab pertanyaan Ibu nya. Jadi maksud keluarganya bilang dia kerasukan itu karena melihat dia senyum-senyum sama ketawa cekikikan sendiri. Raja fikir apaan. Tau nya karena hal itu.
"Jadi ceritanya kamu lagi jatuh cinta? Bukan kerasukan gitu?" Tanya Ayah Raja memastikan.
"Iyah." Jawab Raja singkat.
"Alhamdulillah. Syukurlah kalau begitu." Ucap keluarga Raja dan Pa Ustadz Yayat serempak. Raja memutar bola mata nya malas. Dia tak mengerti mengapa keluarga nya sampai berfikir hingga sejauh itu.
"Pa Hartadi, Bu Fani kalau begitu saya permisi pamit. A Raja nya juga ternyata ga lagi kerasukan. Tapi lagi jatuh cinta." Ucap Pa Ustadz Yayat sambil tersenyum geli. Malihat hal itu membuat Raja malu luar biasa pada Pa Ustadz Yayat. Raja sampai menundukan kepalanya karena wajah merah nya menahan malu yang luar biasa ini.
"Duduk dulu Pa Ustadz. Kita ngopi-ngopi atau sarapan bareng dulu." Tawar Pa Hartadi pada Pa Ustadz.
"Tidak perlu, Pa Hartadi. Saya sudah sarapan tadi dirumah. Lagi pula sebentar lagi saya harus pergi mengisi kajian di komplek sebelah." Jawab Pa Ustadz Yayat dengan sopan.
"Baiklah kalau begitu. Terima kasih sebelumnya ya Pa Ustadz. Maaf kami telah merepotkan dan mengganggu waktu Pa Ustadz." Pa Hartadi merasa tak enak karena telah mengganggu waktu Pa Ustadz Yayat di pagi hari seperti ini.
"Tidak apa-apa Pa Hartadi. Sesama tetangga kan memang sudah seharusnya saling tolong menolong."
"Pa Ustadz, ini kue buatan saya. Buat cemilan Pa Ustadz dan keluarga." Bu Fani menyerahkan satu keresek yang berisi beberapa kue buatannya tersebut.
"Tidak perlu repot-repot seperti ini Bu Fani. Saya jadi merasa ga enak." Pa Ustadz menolak secara halus. Dia merasa sungkan dengan keluarga Pa Hartadi. Mereka merupakan keluarga kaya raya namun memiliki sifat yang begitu dermawan.
"Jangan merasa ga enak begitu Pa Ustadz. Kue nya enak ko." Canda Bu Fani yang disambut gelak tawa oleh Pa Ustadz Yayat dan yang lainnya. Pa Hartadi dan Bu Fani lalu mengantar Pa Ustadz Yayat sampai depan pintu.
"Terima kasih Pa Hartadi, Bu Fani untuk kue nya. Jazakumullah Khairan Katsiran. Kalau begitu saya pamit pulang. Assalamu'alaikum." Ucap Pa Ustadz Yayat.
"Wa jazakallahu khairan. Waalaikum salam." Jawab Pa Hartadi dan Bu Fani bersamaan.
****
"Kamu hutang penjelasan sama kami semua Rajasa Bagus Hartadi." Geram Bu Fani pada anak laki-laki nya tersebut. Beliau tak habis fikir dengan tingkah laku Raja yang membuat seisi rumah heboh pagi ini.
"Iya begitu, Bu. Seperti yang Raja katakan tadi waktu sarapan. Raja lagi jatuh cinta." Raja tersenyum malu-malu. Sontak hal itu membuat keluarga nya muak dengan tingkah laku Raja yang seperti anak ABG baru jatuh cinta. Walaupun memang kenyataannya dia sedang jatuh cinta. Tapi dia kan bukan anak ABG lagi.
"Memang kamu jatuh cinta sama siapa? Baru tau Ayah kalau kamu bisa jatuh cinta juga. Selama ini kan wanita diluaran sana yang jatuh cinta dan ngejar-ngejar kamu." Pa Hartadi bertanya dengan wajah seriusnya. Karena ini pertama kalinya Raja berkata bahwa dirinya tengah jatuh cinta.
"Nama nya Kayla, Yah. Dia seorang pelayan cafe di tempat Raja manggung saat ini. Tapi walau begitu dia juga seorang mahasiswi. Dia membiayai kuliah nya dengan penghasilan dia sendiri. Itu yang membuat Raja kagum dan menyukainya. Dia gadis yang cantik, baik, dan juga mandiri." Jawab Raja dengan semangatnya menceritakan tentang Kayla pada keluarganya.
"Wah wanita yang menarik. Mama suka dengan kepribadian dia yang mandiri. Bahkan dia juga bekerja untuk biaya kuliah nya. Jarang-jarang ada wanita yang seperti itu. Terus-terus kamu udah jadian sama dia?" Bu Fani terlihat antusias dengan cerita Raja. Mendengar pertanyaan ibu nya membuat Raja menghela nafas nya dengan berat
"Boro-boro jadian Bu. Kayla orangnya cuek dan dingin banget. Baru pertama kali Raja dicuekin sama cewek. Biasanya kan cewek-cewek yang ngejar Raja. Nah ini sebaliknya." Raja mendengus kesal saat mengingat Kayla yang selalu cuek dan dingin padanya.
"Ya usaha dong kamu tuh Raja. Kali-kali kamu ngejar cewek. Jangan mau nya dikejar terus. Apalagi nih cewek limited edition. Jarang-jarang kan ada cewek kayak dia." Pa Hartadi menyemangati anak laki-laki nya tersebut.
"Memang Ayah sama Ibu setuju kalau Raja dengan dia? Kayla cuma seorang pelayan cafe lho."
"Lah memang kenapa kalau pelayan cafe? Yang penting kan kerjaan dia halal dan ga ngerugiin siapapun juga. Derajat manusia semuanya sama di mata Allah, Rajasa. Kamu harus ingat itu." Pa Hartadi berkata dengan tegas. Dia paling tidak suka jika ada pembahasan mengenai derajat seseorang. Karena menurutnya derajat semua orang itu sama di mata Allah. Tak ada yang berbeda. Walau beliau dan keluarganya hidup serba berkecukupan bahkan bisa dibilang mewah. Namun beliau selalu mengajarkan anak-anak nya untuk selalu rendah hati dan tidak mudah sombong.
"Makasih ya. Kalian memang Ayah dan Ibu yang paling luar biasa. Raja sayang banget sama kalian." Raja memeluk kedua orang tua nya dengan manja.
"Harus terus usaha ya. Kejar terus... jangan kasih kendor." Ucap sang Ayah tak hentinya menyemangati.
"Siap komandan!!!" Jawab Raja dengan penuh semangat.