Yolanda menghentikan mobilnya di depan gedung apartemen Fatimah, wajahnya terlihat serius, berbeda dari biasanya yang selalu menampilkan senyum sinis khasnya. Ia mematikan mesin, meraih tas kecilnya, dan keluar dari mobil dengan langkah cepat. Sepanjang perjalanan ke sini, pikirannya dipenuhi kekhawatiran yang ia coba sembunyikan di balik sikap kerasnya. Fatimah tidak mengangkat teleponnya sepanjang hari, dan Yolanda merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia tidak percaya gosip-gosip yang beredar, apalagi setelah ia melihat bagaimana Zahra tersenyum puas di lorong kampus tadi sore. Yolanda mengenal Zahra cukup baik untuk tahu bahwa ada sesuatu yang tidak ia ungkapkan. Kapan ia melihat Zahra? Saat Zahra pergi menyusul Hawa. Kala itu, Yolanda sudah berlarian keluar dari sekretariat BEM. Mem

