bc

MY AKTOR

book_age16+
1.2K
IKUTI
4.0K
BACA
love-triangle
possessive
love after marriage
pregnant
arrogant
popstar
drama
cheating
lies
naive
like
intro-logo
Uraian

Langsung baca aja dah kalo penasaran. Ku kasih bocoran dikit nih...

Nadine itu seorang wanita karir yang sukses. Cantik iya, pintar iya, pekerja keras juga iya. Punya pacar?? Tenang Nadine ini jomblo sejak ditinggal nikah sama mantannya.

Tapi tiba tiba saja statusnya berubah jadi istri orang. Ini bukan cerita tentang Nadine yang menikah dengan bos besar di perusahaannya. Atau tentang cerita MBA married by Accident. Ini cerita tentang Nadine sang sekataris kantor LbG Grup yang tiba tiba dijodohkan dengan Arsen Alrico. Artis papan atas yang baru baru ini naik daun lagi gara gara membintangi sinetron. Sinetron pertama karena Arsen ini lebih suka main film layar lebar.

Apalagi Arsen itu terkenal dengan Arsenic sebutan fans untuk Arsen. Seperti namanya Arsenic sebuah zat kimia yang mematikan. Fans Arsen ini juga bar bar sering membully wanita yang dekat dengan Arsen.

chap-preview
Pratinjau gratis
BAB 1
Namaku Nadine Alysaa Luna. Aku seorang Seketaris di perusahaan yang bergerak di bidang Properti dan Teknologi. Aku bukan Seketaris dari seorang CEO. Aku Seketaris dari Direktur. Tapi tetap saja ambisiku masih jadi Seketarisnya CEO di perusahaanku. Kalau bisa sih jadi Seketaris dihidupnya juga. Tapi sayang Pak Dean nama Ceoku itu sudah punya kekasih yang radak mirip sama Kendall Jenner, karyawan sekatantor menjulukinya Kendall KW. Aku pergi menuju ruang Direktur karena tadi Pak Daniel memanggilku. “Nadine, pembukaan Mall yang baru itu jadi minggu depan kan?” tanya Pak Daniel yang masih memeriksa berkas-berkasnya. “Iya pak.” jawabku. “Kamu udah dapat jawaban dari Humas atau Divisi yang ngurus itu?” “Udah pak. Mereka bilang Arsen Alrico sibuk jadwalnya padat sampai 2 tahun mendatang.” jawabku. Arsen Alrico itu seorang Aktor terkenal yang lagi naik daun. Dia hanya membintangi film-film layar lebar yang tayang di Bioskop. Banyak juga produk-produk yang laris kalau dia yang jadi bintang iklannya. Aku dengar juga baru ini Arsen membintangi Sinetron mangkanya jadwalnya yang sudah padat jadi lebih padat lagi. Jangankan minta dia jadi bintang tamu untuk grand opening Mall, untuk menemuinya saja susahnya minta ampun. “Nadine saya nggak mau tau, kamu harus dapat Arsen Alrico buat datang ke pembukaan Mall kita. Saya udah bilang ke Pak Dean kalau kita akan bawa Arsen. Pak Dean juga sudah setuju.” “Ta-” “Nggak ada tapi-tapian! Pokoknya saya nggak mau tau.” Perintahnya mutlak. Kalau sudah begini aku hanya bisa tersenyum dan menganguk. Setelah itu pun aku izin ke Divisi 2 untuk menanyakan kabar perkembangan Arsen Alrico. Sebelum pergi, aku membacakan jadwal Pak Daniel untuk hari ini. “Nanti jam 11 Bapak ada Meeting di Hotel Namira. Jam 1 Bapak ada pertemuan sama pihak Adr Grup. Jam 4 Bapak ada rapat sama Pak Dean. Materinya sudah saya taruh disini pak.” jawabku dengan tersenyum manis. “Kamu nanti nggak usah nemenin saya. Kamu bantu Divisi 2 buat dapetin Arsen.” katanya yang seolah bisa menebak bahwa belum ada perkembangan lebih lanjut tentang Arsen. “Siap pak.” jawabku. Setelah itu aku langsung keluar dari ruangan pak Daniel. Senyumku tadi sudah hilang diganti dengan kekesalannku. Aku menahan emosiku terhadapnya agar tidak tumpah. Daniel memang Bos sekaligus teman yang suka seenaknya. Lagian dia juga tau jika Arsen Alrico itu lagi hot-hotnya naik daun sudah pasti dong jadwalnya padat. Tapi tetep aja ngotot buat ngundang Arsen. Kenapa nggak Reza rahardian, Dimas Anggara, Angga Aldi, Jefri Nichole atau siapa gitu. Aku masuk ke ruangan Divisi 2 dan langsung menemui Ketua Tim disana. Tanpa basa-basi aku langsung bertanya tentang kabar perkembangan Arsen. “Beneran Din, itu pak Daniel nggak bisa ngubah artisnya aja? Arsen sibuk sampai 2 tahun kedepan.” jawab Ketua Tim itu. “Kalau lo nggak percaya tanya noh anak-anak.” katanya lagi. “Iya mbak, kita udah datengin ke tempat syutingnya juga dianya nggak bisa ditemuin. Manajernya bilang jadwalnya Arsen udah full sampe 2 tahun kedepan.” saut Adam. “Aduh ... Pak Daniel juga nggak mau tau. Pokoknya Arsen harus jadi Ambassadornya. Pokoknya waktu pembukaan harus dia yang jadi bintang tamunya. Masalahnya Pak Daniel udah terlanjur bilang ke pak Dean juga. Pak Dean juga udah setuju.” “Din, lo udah tanya Intan belum, kali dia bisa bantu.” Intan ini Seketarisnya pak Dean. “Kenapa nggak lo aja yang tanya si Intan?” tanyaku kesal. “Yaelah, kan kalian sama-sama Seketaris. Kali sering ketemu. Kan pak Daniel sama pak Dean sering rapat bareng.” “Pak Dean maunya Arsen.” saut seseorang di depan pintu dengan membawa setumpuk kertas. Aku langsung melihatnya, Intan. “Mampus kalian ... Tau sendiri kan pak Dean kayak gimana??” katanya dengan sengaja terkikik seram. Pasalnya pak Dean ini kalau marah sangat menyeramkan. Ia tak segan-segan memecat karyawannya yang melakukan kesalahan sekecil apapun itu. Aku mendesah. Repot kalau urusannya sudah begini. “Coba aja lo temuin Manajernya. Kali aja dia berubah pikiran. Atau nggak si Arsen itu. Kalau si Artis bilang iya, Manajer pasti ngiyain.” usul Intan yang kini menaruh setumpuk kertasnya diatas meja. Adam langsung bercerita tentang dia yang mencoba bertemu Arsen tapi tidak digubris oleh sang Artis atau Manajer. Sehingga dia langsung menemui Arsen dilokasi syuting. Ketika bertemu pun Adam dan yang lainnya dicuekin dan dengan dinginnya sang Manajer berkata bahwa jadwal sang Artis sudah padat untuk 2 tahun mendatang. Intan yang mendengar hal tersebut tertawa kasihan kemudian dia pun pamer kalau besok akan pergi ke Spanyol bersama Dean. Kini gantian aku yang menatapnya malas dan mengejeknya. Sudah bukan rahasia lagi kalau aku dan Intan sama-sama menyukai Pak Dean. Bahkan kami masuk kedalam grup yang sama. Aku mengingatkan Intan tentang tumpukan berkas yang dia bawa, dia langsung memaki dan berlari pergi takut kena semprot pak Dean. Pak Dean ini sangat galak dan perfeksionis. Meskipun Intan sangat menyukai Dean. Tapi ia juga sering menangis gara-gara habis dibentak. Tapi jangan salah meskipun begitu perusahan Lbg ini punya grup fans sendiri. Grup untuk membahas pak Dean dan pak Daniel maskot perusahaan. Aku langsung meminta kontak Manajer Arsen dan menawarkan diri untuk menghubungi Arsen. Karena jika sampe Arsen tidak menjadi Brand Ambasadornya sudah jelas kita semua akan kena semprot pak Dean. Setelah mendapatkannya. Aku mulai mengirimkan pesan ke manajer tersebut. Selagi menunggu aku mencari informasi dimana Arsen Alrico berada. Melihat story di IG miliknya dia sedang syuting di kebun teh. Aku langsung berpamitan ke pak bosku dan menuju kebun teh. Baru beberapa kilo aku menyetir telfonku sudah berdering. Aku melihat namanya. Mama. Aku menghela nafas. Ku fikir pak Daniel. Aku mengangkatnya. “Ya ma?? Kenapa?? Nadine di jalan ini.” kataku. “Astagfirullah anak ini. Salam dulu kek.” “Assalammualaikum.” “Waalaikumsalam. Sayang kamu nggak lupa malam ini kan? Mama sama Papa mau ngajakin kamu dinner sama temen mama.” Shit, Aku benar-benar lupa dengan janji malam ini. “Ma Nadine kayaknya nggak bisa. Nadine masih sibuk.” jawabku. “Nadine mama nggak mau tau. Kamu udah batalin janji ini udah 3 kali. Kalau kamu sampe nggak datang. Kamu resign dari tempat kerja itu!!” ancam mama. “Mama nggak bisa gitu dong,” “Mama nggak mau tau!! Kamu harus ke Luna Restourant's malam nanti!” perintahnya yang sudah tidak bisa diganggu gugat yang kemudian mematikan telfonnya. Aku memanggilnya untuk mencoba menego tapi tak ada sahutan. Ish... sumpah ngeselin banget sih. Aku mempercepat laju mobilku. Sesampainya di kebun teh, aku berusaha berjalan cepat. Meskipun sesekali aku mendesah karena medan yang tidak cocok dengan heels yang sedang aku pakai. Aku melihat orang-orang yang sedang syuting. Aku tersenyum semangat. Dan langsung mendekat ke arah arena syuting. Aku bertanya kepada salah satu kru disana dimana manajer dari Arsen. “Permisi..” ucapku saat sudah menemukan Manajer itu. Manajer tersebut melihatku penasaran. Sekaligus terpesona. Iyalah siapa yang bisa menang melawan pesona Nadine Alyssa Luna. Kalau mau, aku bisa aja jadi Selebriti. “Maaf anda siapa?” tanyanya. Aku tersenyum dan memberikan kartu namaku. Dia menerima dan membacanya. “Nadine Alyssa ... LbG grup. Oh gini ya bu jadwalnya Arsen sudah full sampai tahun depan.” tolaknya. Aku menatapnya. Syokkk.. Jelas. Kok bisa orang ini tau? Dia tersenyum. “Dari kemaren LbG grup message saya. Terus kemaren ada beberapa karyawannya datang ke lokasi syuting nyari saya sama Arsen.” jawabnya seolah bisa membaca pikiranku. Aku menganguk tanda mengerti dan mencoba menego karena acara yang akan dilakukan sebentar tapi, Manajer Arsen tetap keukuh menolaknya dan langsung kabur meninggalkanku. Aku tak menyerah. Aku mengikutinya tapi dia tetap menolakku. Setelah memohon-mohon selama 5 jam dia tetap sama sekali tidak berubah pikiran sampai akhirnya aku kembali ke kantor karena pak Daniel menelfonku. Menyuruhku datang rapat. Aku langsung bergegas kembali. Jam 5 aku baru sampe ke kantor. Sesampainya ke kantor aku langsung berlari ke ruang rapat dan duduk di samping pak Daniel dan langsung memulai pekerjaanku. “Terimakasih untuk hari ini.” Mendengar itu jiwaku yang tadi hilang langsung kembali. Sampai akhirnya, “Nadine ... Gimana soal Arsen?” tanya pak Dean Sebelum keluar ruangan. Banyak petinggi perusahaan menatapku. Aku menelan salivaku kasar. “Masih nyusun janji sama Arsen pak.” jawabku tenang dengan berdiri. “Saya tunggu kabar baiknya. Kamu nggak mau saya pindahkan ke kantor cabang kan?” setelah itu dia langsung keluar. Aku menghela nafas dan terduduk lelah. Melihat Jam sudah menunjukan angka 7 aku langsung keluar tidak memperdulikan orang-orang yang mengajakku bicara. Aku ingat harus datang ke Luna restaurant's. Bisa marah beneran kedua orangtuaku kalau aku tidak datang. Aku pulang ke apartemen milikku. Langsung mandi dan membersihkan badanku. Setelah itu aku langsung mengganti bajuku. Beruntung Luna Restaurant's tak terlalu jauh dari apartement. “Iya ma.. Nadine udah dijalan.” kataku saat mama menelfonku kembali mengingatkan. Aku langsung ngebut supaya cepat sampai. Beruntung tidak ada polisi malam ini. Melihat jam di ponsel sudah menunjukan angka 20.15 aku berlari. Bisa mati aku sama mama habis ini. Dug.. Aku meminta maaf kepada orang yang aku tabrak, sampai aku menatap wajah orang yang ku tabrak.. Tunggu. Dia, Arsen Alrico. “Kamu Arsen Alrico kan?” tanyaku. “Bukan.” katanya dengan mengambil topinya lalu menutup mukanya. “Eh, iya. Bener kok.” kataku. Aku langsung memegang tangannya dan mengambil kartu namaku untuk ku berikan kepadanya. Dia mengambilnya. “Bisa bicara sebentar nggak?” “Saya sibuk.” “Sebentar, 5 menit aja.” mohonku. Dia menganguk akhirnya. Aku tersenyum lega. “Saya mau ngundang anda ke pembukaan-” Belum selesai bicara dia langsung memotongnya dan menyuruhku pergi menemui Manajernya. Aku berusaha memberitahunya bahwa aku sudah Manajernya tapi dia menatapku jengkel dan kabur ketika telfonku berdering. Aku mau mengejarnya tapi langsung ingat kalau aku sudah telat. Soal Arsen bisa di urus nanti.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.4K
bc

TERNODA

read
198.3K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
36.2K
bc

My Secret Little Wife

read
131.9K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook