bc

The End Of Our Love

book_age16+
3.0K
IKUTI
24.3K
BACA
HE
drama
tragedy
comedy
sweet
humorous
school
like
intro-logo
Uraian

Nama gadis dengan kemampuan multi talent itu adalah Anaya Syella Samdrick, ia kerap dipanggil Naya. Naya adalah gadis periang dengan segala sikap bar-bar yang ia miliki. Dihukum guru? Sudah biasa.

Devin Austin Elga, tampan dan luar biasa dimata seorang Naya. Namun tidak seperti lelaki kebanyakan, Devin memiliki sikap dingin, cuek dan tidak peduli dengan sekitar. Semua itu terjadi karena masalah perceraian orang tuanya.

Kedatangan sosok Naya benar-benar merubah pandangan Devin pada dunia. Bagaimana kisah mereka? Apakah Naya mampu meruntuhkan sikap dingin Devin? Simak dicerita!

©2018

chap-preview
Pratinjau gratis
BAGIAN SATU
Seorang gadis terlihat gelisah menunggu jemputan dari keluarganya. Sudah lama ia menunggu, duduk dan mondar-mandir di Bandara. Sesekali ia membeli beberapa cemilan guna menghilangkan rasa kejenuhannya. "Naya!" Suara seorang pria terdengar, gadis bernama lengkap Anaya Syella Samdrick itu menoleh. Ia meliat seorang pemuda berlari kearahnya dengan senyum lebar. "Naya!!!" girang pemuda itu sambil memeluk Naya begitu erat. "Eh! Eh! Lepasin, gue nggak bisa napas!" gerutu Naya pada Anan, saudara kembarnya. Ananda Fredly Samdrick. "Sorry ya gue telat, macet banget! Asal lo tau aja!" Anan mengambil alih koper dan barang bawaan Naya. "Telat mah udah jadi kebiasaan lo," kesal Naya seraya berjalan bersamaan dengan Anan. "Btw, oma baik-baik aja 'kan?" tanya Anan pada saudarinya itu. "Baik, makanya gue disuruh pulang aja. Padahal enakan di London, apalagi tiap hari makan masakan nenek, em. Enak banget!"  Anan meneguk salivanya mendengar ucapan Naya, ia tahu betul bagaimana nikmatnya masakan sang nenek yang tinggal di London. Mereka adalah dua sejoli kembar yang berdarah Indonesia - London. Pantas saja paras keduanya terlihat sangat sempurna. Saat keduanya sudah masuk kemobil yang dikemudikan oleh supir pribadi, Anan pun mengambil alih ponsel Naya yang sedari tadi menjadi pusat perhatian sang adik. "Simpan dulu, lo nggak kangen sama gue?" tanya Anan kesal. Naya tertawa pelan lalu memeluk Anan begitu erat sambil supir melajukan mobilnya. "Gue kangen banget!!! Sama elo, mami, papi. Semuanya deh!" ucap Naya setengah teriak, wajar saja. Ia sudah menetap di London sejak lima tahun terakhir karena diminta oleh sang ayah. Mobil tiba dikediaman Samdrick. Naya menatap haru pada rumah megah itu. Tempat ia dan Anan bermain sewaktu kecil, bahkan ayunan taman masih terlihat bagus dan terawat. Naya turun dari mobil kemudian berlari memasuki rumah. Yang dicarinya adalah kedua orang tuanya. "Mami... Papi..." Sepasang suami isteri itu menoleh.  "Naya, anak mami. Sini peluk!" wanita yang tiada lain adalah ibu dari Naya dan Anan merentangkan kedua tangannya. Naya pun menghampiri mereka kemudian memeluk sang ibu cukup lama. "Naya kangen banget sama mami..." ucap Naya serak menahan tangis. "Sama papi?" tanya pria disebelahnya. "Papi juga!" Naya beralih memeluk sang ayah. "Sukur lah, kamu pulang dengan selamat." Rara, ibu dari Naya tersenyum haru. Samuel, sang ayah melepas pelukannya kemudian merapikan tatanan rambut Naya. "Gimana perjalanan kamu, sayang?" tanya Sam. "Asik kok!" jawab Naya. Anan tiba membawa koper dibantu oleh supir. Pemuda itu merangkul bahu Naya kemudian tersenyum lebar para orang tuanya. "Kita masih mirip?" tanya Anan berhasil mengundang gelak tawa dari Sam dan Rara. "Iya mirip! Sama yang dikebun binatang!" balas Sam jahil. "Ah papi... Nggak asik!" seru Naya menggerutu. "Papi bercanda, yaudah Nay. Istirahat ya, papi udah ngurus kepindahan kamu ke SARANAYA." Naya tersenyum lebar. "SARANAYA? SMA punya kita itu? Yeay!" heboh Naya melompat kegirangan. SARANAYA yang berarti nama dari mereka. Sam, Rara, Anan dan Naya. Sekolah ternama yang mencakup murid-murid terpandai dan di cap sebagai sekolah ter elit di Kota Jakarta. "Iya sayang, kamu istirahat sana. Nanti bibi antar makanan ke kamar kamu," jawab Rara pada puteri kesayangannya itu. "Naik punggung gue," ucap Anan. Naya tersenyum girang kemudian naik kepunggung Anan. Anan mengantarkan Naya kekamarnya dengan gadis itu berada digendongannya. "Mereka udah besar ya," ucap Rara haru. "Kenapa? Mau bikin versi kecilnya?" tanya Sam jahil yang langsung mendapat cubitan dari sang isteri. Keesokan paginya, Naya terbangun setelah beberapa kali mendapat gedoran pintu dari Anan. "Lo mau sekolah apa mau tidur seharian? Ayo siap-siap! Gue tunggu dimeja makan!  Nih seragam lo," ucap Anan saat Naya membuka pintu masih dengan setelan bangun tidurnya. "Apa?" Naya menerima seragam tersebut sambil mengucek matanya. "Good morning, Naya. This is school uniform, hurry up and have breakfast. Understand? Baby?" Naya tertawa pelan atas kalimat Anan. "Alah sia boi..." ucap Naya sebelum menutup pintu. Anan pun geleng-geleng kepala lalu pergi ke meja makan lebih dahulu. Naya nampak sempurna memakai seragam SMA dengan jas biru bermotif kotak-kotak. Di d**a kiri jas terdapat lambang SARANAYA. "Naya, sini sarapan." Rara tersenyum manis pada Naya. Mereka pun makan bersama dan tak lama kemudian, mobil yang dikemudikan oleh supir berangkat meninggalkan rumah. Selama diperjalan menuju ruang kepala sekolah, pujian dan bisikan tak dapat terhindari. "Anan sama siapa tuh?" "Murid baru?" "Cantik ya." "Ceweknya Anan?" Si Kembar berdiri didepan ruang kepala sekolah. Anan masuk setelah mengetuk pintu. "Good morning aunty Lisa, are you remember me? I'am a princess Naya." Lisa, kepala sekolah sekaligus adik dari Sam menatap tak percaya pada gadis yang mengoceh barusan. "Princess t*i kucing!" ejek Anan lalu duduk dengan santai disofa. "Naya! Elo makin cantik aja!" ucap Lisa yang memang sudah terbiasa memakai kalimat elo-gue dengan Anan begitu pun Naya. "Oh yaiyalah! Princess gitu loh!" bangga Naya mengibaska rambutnya. Lisa juga begitu, membuat Anan bergidik pada dua wanita itu. "Oke! Oke! Gue udah siapin kelas buat lo, disebelah kelas Anan. Nanti ikut aja sama Anan---" "Loh, Nay nggak satu kelas sama Anan?" tanya Naya cemberut. "Mau potong berapa badan lo?" tanya Lisa menaikkan tangan bajunya. Anan dan Naya tertawa, sudah pasti mereka akan membuat kehebohan jika berada didalam kelas yang sama. "Sip deh, yuk Nay?" ajak Anan mengajak Naya keluar dari ruangan. "Kekelas ya, Nan! Jangan kebun binatang!" teriak Lisa pada dua keponakannya itu. "Aunty stress!!!" balas Naya tak mau kalah. Lisa tertawa dan kembali duduk dikursinya. "Naya, satu kesal sama Devin?" gumam Lisa menatap daftar nama yang berada dimejanya. "Seru nih!" ucap wanita 31 tahun itu.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

Chain Of The Past ( Indonesia )

read
4.1M
bc

MANTAN TERINDAH

read
10.0K
bc

MY ASSISTANT, MY ENEMY (INDONESIA)

read
2.5M
bc

Perfect Revenge (Indonesia)

read
5.1K
bc

Surgeon Story

read
267.4K
bc

Sepenggal Kisah Gama ( Indonesia )

read
5.1M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook