POV Mira dan Pus "Kena, kamu! Mulai sekarang jangan usik Rasya lagi!" Suara Ibu menggelegar keras sampai membuat tubuhku bergetar ketakutan. Rasa was-was ini tambah menjadi-jadi saja dari waktu ke waktu. Dadaku berdebar amat keras. Di sebelahku, Kak Satria hanya terpaku diam. Adnan menatapku sambil sebentar-sebentar menjulurkan lidah. Kedua jari kelingking bocah itu masuk ke dalam mulut, masing-masing jari kelingking menarik sudut bibir, dan terus saja menjulurkan lidah diiringi mata yang melotot mwngejek. "Weeek. Weeek. Weeeek," kata anak itu dengan riang. Kucoba meredam kekesalan. Anak kecil kayak setan. Sungguh dadaku berdebar panas karena tingkahnya tapi lagi-lagi aku mencoba meredam emosi. Selain itu, aku juga takut karena tatapan mengancam dari Ibu. Ibu terus menggelengkan kepala

