Part 8

2173 Kata
Eliana datang ke tempat Raka menghabiskan minuman alkoholnya karena salah satu pelayan menelfonnya. Raka mengamuk di tempat ini dan membuat keributan, ia terus memanggil-manggil nama Cotton Candy dan berteriak histeris. Cotton Candy, kalau di artikan sebagai permen kapas. Eliana selalu di hantui dengan rasa penasaran siapa cotton candy itu. setiap malam, Raka selalu mengigau sembari memanggil Cotton Candy. Bahkan, setiap kali mereka bercinta ketika Raka mencapai klimasnya ia selalu berteriak Cotton Candy. Apa Cotton Candy adalah bagian dari masa lalu Raka? Eliana terpaksa membawa suaminya yang sedang mabuk ini sendiri. Entahlah, selama empat tahun mereka menikah Raka beberapa kali mabuk-mabukan.  Mabuk terparah yang pernah di alami Raka sekitar enam bulan usia pernikahan mereka, Raka mabuk dan mengalami kecelakaan. Yang parahnya karena ia sering mabuk-mabukan, rumah sakit tempat Raka praktik di Semarang sempat kehilangan kepercayaan dengan Raka. Tubuh mungil Eliana cukup kewalahan membopong tubuh Raka yang jauh lebih besar darinya untuk naik kelantai dua rumah mereka ini. Eliana dengan sabar membopong Raka ke dalam kamar tidur mereka. Karena Eliana tak kuat menahan tubuh Raka yang lebih besar darinya akhirnya mereka berdua ambruk di atas tempat tidur king size yang berada di dalam kamar mereka ini “Mas Raka.” bisik Eliana. Tanpa aba-aba Raka langsung membabi buta melumat bibir Eliana. Walau ini bukan pertama kalinya Raka menciumanya, tapi ciuman Raka kali ini terasa begitu kasar dan menyakitkan. Raka benar-benar kehilangan kendali kali ini. Belum puas ia melumat bibir Eliana kini ia mulai menurui ciumannya kearah leher jenjang milik Eliana. “Jangan tinggalin aku,” racau Raka. “Aku cinta sama kamu!” Eliana terdiam. Ya mungkin ini semua hanya karena effek alkohol yang terlalu banyak Raka habiskan malam ini. mana mungkin, Raka mencintainya toh pernikahan mereka terjadi hanya karena perjodohan kedua orang tua mereka. Secantik dan sehebat apa pun Eliana, ia tidak pernah bisa mendapatkan hati Raka karena sosok Cotton Candy itu. Raka mulai membuka paksa mini dress yang dikenakan Eliana. Eliana tak sama sekali melawan, toh ini bukan yang pertama kali untuknya melakukanya bersama Raka. Setelah melihat tubuh polos Eliana Raka mulai melakukan aktifitasnya kembali dengan membabi buta, bukan sebuah kenikmatan yang di dapatkan Eliana ketika Raka melakukanya hanya rasa sakit yang ia dapatkan. Selesai Raka mencapai klimaksnya, Raka mendekap Eliana dalam pelukanya tanpa melepas kontak tubuh mereka. “Aku cinta sama kamu.” Raka mencium puncak kepala Eliana, “Cotton Candy.” Lagi-lagi Eliana hanya meringis di dalam hatinya. Sampai kapan Raka berhenti menyembut nama Cotton Candy? Apa arti semua yang Eliana berikan untuk Raka selama ini? ##### Dira terpaksa cuti selama satu minggu karena harus menjaga Rana. Untungnya bos tempat ia berkerja begitu baik denganya dan memberi izin cuti selama apa pun sampai keadaan Rana kembali pulih. Memang Eliana berhati malaikat. Rana sudah pulang dari lima hari yang lalu, dokter belum tahu pasti apa penyakit Rana. Analisa sementara Rana terlalu kelelahan sehingga menyebabkan dia pusing dan mimisan. Memang, mimisan pada anak-anak adalah hal yang biasa tapi tidak bisa di anggap enteng karena dapat mengindikasikan suatu penyakit yang serius. “Nda!” seru Rana membuyarkan lamunan Dira. “Kenapa anak Bunda yang embem? Hmm?” tanya Dira sembari memangku tubuh mungil Rana yang bertambah berat ini. “Nda, aku kangen cama Ayah.” rengek Rana, “Rana mau main cama Ayah!” “Ayah kan lagi kerja,” jelas Dira. “Jadi, Ayah nggak bisa main sama Rana.” “Kenapa ci, Nda Ayah nggak ada cama-cama cama kita? Aku celalu liat Kak Aya tinggal cama Mama Via cama Papa Joe. Kita kapan ci, Nda tinggal baleng-baleng cama Ayah?” Mendengar ocehan putri semata wayangnya ini hati Dira semakin meringis. Andai, Rana tahu keadaan sesungguhnya bahwa dirinya dan Daru tidak pernah memiliki ikatan darah sama sekali. Peran Ayah yang Daru ajukan hanya sebuah sandiwara. Tapi, dia masih terlalu kecil untuk tahu bahwa Dira dan Daru bukan suami dan istri seperti Livia dan Joe kakak-nya itu. “Kan Ayah sibuk di rumah sakit pasiennya banyak.... banget,” ujar Dira bohong. “Tapi, Papa Joe celalu pulang dan main cama-cama baleng kak Aya,” tolak Rana, “Kenapa Ayah nggak pelah pulang ke lumah kita ci, Nda?” “Ya... kan Ayah harus jagain banyak orang, sayang.” Dira membelai rambut hitam panjang milik Rana yang tergerai, “Jadinya Ayah nggak bisa nemenin kita sering-sering deh.” “Nda, cekalang tanggal berapa ci?” Rana mengalihan pembicaraan. Dira meraih ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja ruang tamu yang sempit ini. di sentuhnya layar ponsel berukuran lima inci ini, Dira mencari-cari kalender yang ada di dalan ponselnya. Astaga, sekarang tanggal 12 Juli? Bukankah, hari ini ulang tahun Daru? “Tanggal 12 Juli,” sahut Dira, “Kenapa sayang?” “Hali ini ulang tahun Ayah kan, Nda?” Rana menyegitkan keningnya,“Benel kan Nda?” Dira mengangguk khitmad. “Iya, hari ini Ayah ulang tahun. kok, Rana tahu si ulang tahun Ayah?” Rana tersenyum puas. “Tahu dong! Kan, Lana cayang anget cama Ayah.” “Oh jadi, Rana cuman sayang sama Ayah ni? Sama Nda nggak?” Dira pura-pura merajuk, “Coba Rana tau nggak ulang tahun Bunda kapan?” “Nggak!” tuas Rana, “Hu, Nda nanyanya yang anyeh-anyeh deh! Ya, Lana juga tahu dong ulang tahun Nda juga. Ulang tahun-nya Nda itu tanggal 21 September!” Dira tersenyum, di cubit lah pipi chubby milik Rana. “Kirain Rana lupa gitu sama Nda cuman ingetnya sama Ayah he-eh.” “Aw, cakit Nda!” ringis Rana, “Nggak dong, Lana cayang sama Ayah sama Nda juga, jadi pacti Lana inget. Nda, ayo kita beyiin Ayah hadiah.” Mendengar ide Rana, Dira menangguk khidmat. Ya, benar juga si hampir empat kali Daru berulang tahun Dira hanya mengucapkan selamat ulang tahun denganya. Bahkan, terkadang ia mengucapkannya lewat dari hari ulang tahun Daru. ##### Daru terdiam memandangi kalender dan sebuah kotak cincin yang ada di meja kerjanya, hari ini lagi-lagi ia bertambah tua. Umurnya memang sudah tidak muda lagi, tapi Daru sampai saat ini belum membina keluarga seperti yang terus di utarakan Ibunya. Ibunya masih terus memaksa untuk secepatnya menimang cucu. Sudah banyak wanita silih berganti mengisi hatinya. Tapi sejak empat tahun lalu Daru bersumpah demi apa pun, ia hanya ingin bersama Dira. Bagi Daru, Dira dan Rana adalah segalanya mereka berdualah alasan Daru untuk bertahan apalagi Rana sumber semangat hidupnya itu. rasanya Daru sudah bahagia dengan kehidupannya sekarang. Ponsel Daru berdering sebuah pesan BBM masuk ke dalam ponselnya. Nadira Akshita W Mas Darudarudaruuuuuuu.... Happy birthday ya! J Wish all you the best mas! semoga di tahun ini, bisa lebih baik dari tahun kemarin ya ILYSM my best man! Dengan cekatan, Daru menyentuh layar ponselnya untuk membalas pesan dari Dira. Handaru Keanun Bramantyo Apaaaa sugarrrrr? Ah, makasih ya sugar. Amin yarrab. ILY too, my sugar. Daru memandangi pesan balasan yang ia kirim untuk Dira, Dira memang tidak pernah berubah sejak empat setengah tahun yang lalu ia mengenalnya. Setiap kali ia berulang tahun kalimat penutupnya hanya itu, ilysm my best man. best man? pria terbaik? Hanya sebagai pria terbaik dan sahabat terbaik? Sampai kapan Dira menganggap Daru seperti ini, apa ia tak perna ada di ruang hati Dira sama sekali? Lagi-lagi ponsel Daru berdering, nama Dira tertera disana. Nadira Akshita W Cama-cama best manku :3 Oh iya, Rana juga ngucapin selamat ulang tahun loh untuk kamu. Rana bilang, semoga ayah panjang umur dan selalu sehat, terus bisa main sama Rana. Handaru Keanun Bramantyo Oh iya? Ah,  kamu bikin aku kangen si embem ni. Gimana keadaan Rana? Udah sehat? Masih ngeluh pusing nggak? Atau dia masih epistaktis? Nadira Akshita W Cie kangen sama Rana ni? Sama akunya nggak ni? *eh Nah kan mulai ngeluarin bahasa-bahasa aliennya -_- Rana udah sehatan kok mas Daru terbelanga membaca pesan yang masuk. Sejak kapan Dira ingin ia merindukannya juga? Aneh. Handaru Keanun Bramantyo Iya dong aku kangen sama anakku. Aku kan Ayahnya :P Ugm... sama kamu ya? Gimana ya.... Nggak tuh hahaha :P Haha aku cuman ngetest kamu masih paham sama bahasa alien atau nggak Alhamdulilah Pokoknya kalau Rana udah lebih sehat lagi kamu baru boleh ke butik lah. Nadira Akshita W Oke fine mas -_- Yeh -_- mentang-mentang aku gak lulus kuliah di FK disangka aku nggak tahu bahasa aline para dokter itu sorry ni om, kita dulu lulus terbaik di mata kuliah bahasa aline :P Iya mas lagian bosku juga udah ngasih izin cuti. Mas, malam ini sibuk nggak? Handaru Keanun Bramantyo Nggak kok. Malam ini, aku nggak sibuk ibuku kan lagi keluar kota cuman berduaan doang paling di rumah sama Dwiki si jones akut itu Kenapa? Nadira Akshita W Kamu bisa ke rumahku? Rana bilang dia kangen sama kamu Daru memandangi layar ponselnya sesaat, kesibukannya benar-benar membuat waktu libur yang biasa ia habiskan untuk Rana sedikit lebih singkat. Kapan.... setiap malam selepas sampai di rumah Daru bisa menghabiskan waktunya lebih banyak dengan Rana? Teriak batin Daru. ##### Daru memarkir mobil Nissan March milik tepat di depan sebuah rumah kontrakan yang cukup sederhana. Rumah yang terlihat sudah reyot ini adalah tempat tinggal Dira dan Rana sejak setahun yang lalu. Semenjak, Dira mulai mengakui Rana adalah anaknya Dira memilih untukh hidup mandiri dan membesarkan Rana dengan usahanya sendiri. Langkah kaki Daru perlahan mendekati rumah reyot ini, sepi dan gelap itulah kesan pertama kali saat Daru berhasil sampai di depan rumah ini. kemana Dira dan Rana sebenarnya? Tanpa pikir panjang Daru langsung menarik tuas pintu rumah ini dan... “Happy bilthday, Ayah!” teriak seseorang sembari menyalakan lampu rumah ini. Terlihat tubuh mungil Rana berlari kearah Daru, karena ia terlalu pendek maka Rana hanya mengapai paha Daru. “Ayah, celamat ulang tahun,” ujar Rana gembira. Daru langsung mengakat tubuh mungil Rana, di gendongnya gadis kecil ini. “Terimakasih, anak ayah!” sebuah kecupan pun mendarat di pipi chubby milik Rana. Dan pipi itu semakin terlihat jelas rona merah muda yang menghiasinya. “Aduh, aku di tium-tium sama Ayah ih! Aku bilang Nda ni Ayah tium-tium aku!” rajuk Rana. “Jadi, Rana nggak mau di—” Dan kini Rana membalas dengan mengecup pipi tirus milik Daru. Gadis kecil ini tak hanya mengeciup sekali tapi berulang kali seolah-olah ia begitu merindukan Daru yang tidak pernah ia temu selama bertahun-tahun. “Hihihi, ya mau dong Ayah!” tuas Rana, “Aku kan cayang sama Ayah mana mungkin aku nggak mau di tium Ayah.” Daru mengacak-ngacak poni yang menutupi kening Rana dengan gemas. “Iya... iya... Ayah juga sayang sama Rana kok he-eh.” “Ayah, kenapa ci suka belantakin poni Rana!” dumal Rana, “Kan jadi belantakan Yah, poni Lana sekarang huhu.” Daru hanya tersenyum melihat tingkah mengemaskan dari anaknya ini. “Iya deh... iya, maafin Ayah ya?” Rana mengangguk khidmat, senyum kembali menghiasi wajah gadis kecil ini dan lagi-lagi gadis kecil ini kembali terlihat semakin mengemaskan. Setiap kali Daru melihat Rana tersenyum rasa damai dan tenang menghampirinya. Benar-benar penyihir cilik yang hebat. “Nda kemana, sayang? Kok Ayah nggak lihat Bunda daritadi?” tanya Daru penasaran, sejak awal Daru menginjakan kaki di rumah ini Daru tidak melihat sosok Dira sama sekali. “Happy birthday to you, happy birthday to you happy birthday happy birthday happy birthday my best man.” alunan suara Dira begitu merdu saat menyanyikan selamat ulang tahun untuk Daru mengema di ruangan ini. sembari membawa sebuah kue blackforest yang bersematkan lilin dengan angka 32 Dira berjalan perlahan menuju Daru yang sedang mengedong Rana. “Wah, jadi kalian suruh aku datang ke rumah mau kasih suprise ni ceritanya?” tanya Daru terkekeh, “Asik, Ayah di kasih suprise dari anak Ayah sama Bunda!” “Ih, Ayah ge-el!” cibir Rana, “Cuman mau kasih kue aja buat Ayah.” Dira pun tertawa melihat sikap Rana, benar-benar mirip keluarga bahagia mereka saat ini. tapi sayang, keluarga bahagia itu hanya sebuah ilusi untuk mereka bertiga. Tak ada yang nama keluarga bahagia kalau tak ada restu dari orang tua. Sebaik apapun, Dira tetap tak bisa merebut hati ibu Daru. Lagi-lagi, karena statusnya sebagai single parent lah sudah memberikan cap buruk untuknya di mata ibu Daru. “Ditiup dulu kali lilinya, Mas!” perintah Dira. Sambil mengedung Rana, Daru langsung meniup lilin yang berada di kue tersebut. Dira tersenyum melihat Daru begitu antusias dengan kejutan kecil darinya dan juga Rana. Sorak tepuk tangan pun menggema di ruangan ini. Tawa riang Rana menggema di ruangan ini membuat susana semakin hangat. Rasanya, mungkin ini ulang tahun yang terbaik yang pernah di lewatkan oleh Daru di sepanjang tiga puluh dua tahun hidupnya ini. walau pesta kejutan sering di rayakan oleh ibu dan Dwiki lebih meriah daripada pesta buatan Dira dan Rana, tapi inillah sebenarnya yang Daru inginkan sejak dulu. Menghabiskan waktu ulang tahunnya bersama kedua orang yang menjadi alasan ia tetap hidup hingga hari ini “Makasih ya, Dir.” Sebuah kecupan ringan mendarat di kening Dira yang tertutup oleh poni tipis, Dira sedikit terkejut melihat sikap Daru yang terang-terangan saat ini. biasanya, Daru terkesan malu-malu dengan Dira sejak kejadian di rumah sakit Daru mulai memberanikan dirinya untuk terang-terangan. “S-s-sama-sama, Best man-ku,” sahut Dira terbatah-batah. *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN