“Sayang…” “Ya my queen,” jawab Revano tersenyum lebar. Wajahnya berseri bahagia bersamaan kedua lengannya melingkar di pinggang istrinya. Melihat pamandangan pagi seperti ini pun, membuat Arkana dan Adia tersenyum bahagia. “Apa kamu malam ini lembur lagi?” “Belum tau, tapi kalau aku lembur. Aku akan menelephone mu sayang. Tidak apa kan?” Melanie mengangguk mengerti. Revano sudah pernah memberitahukan kenapa dirinya tiga hari ini pulang larut malam. “Kalau lembur cepet telephone aku yah, aku akan bawakan kamu makan malam dan juga sussu jahe. Aku nggak mau kamu sakit karena terus lembur,” ucap Melanie membuat hati Revano lega. Ia pun mengangguk pelan dan mendaratkan kecupan di bibir sang istri tercinta. Revano pandangi ke depan samping di mana kedua anaknya tersenyum bahagia. “Ke

