Pesan!

2118 Kata

“s**t!” umpat Revano keras. Kedua tangannya terkepal erat bersamaan rahangnya kokohnya mengetat. Ia menggeram keras dan tak henti mengumpat kasar di dalam hatinya merutuki kebodohan yang sudah ia perbuat kali ini. Sebuah kesalahan terbesar yang baru pertama kali ia lakukan sepanjang hidupnya. Baru seumur hidupnya ia melakukan tindakan tak panast ini. Darah mengalir di sela-sela jarinya ketika tangannya begitu saja ia benturkan pada dinding tembok. Sebagaimana pun Revano mengumpat dan merutuki kesalahanya. Itu tidak akan merubah apapun. Revano menyambar ponselnya yang bergetar. “Ya Rom… gue ada sedikit masalah, kau undur sebentar sampai siang. Aku harus menyelesaikan masalah ini,” ujar Revano pada Romi. “Kau baik-baik saja kan?” tanya Romi sedikit cemas. Pasalnya ia dan Adam semala

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN