bc

Skandal Tuan Muda

book_age18+
25
IKUTI
1K
BACA
forbidden
love-triangle
HE
escape while being pregnant
forced
opposites attract
second chance
friends to lovers
pregnant
arranged marriage
drama
tragedy
sweet
mystery
bold
loser
city
cheating
enimies to lovers
lies
addiction
like
intro-logo
Uraian

Akibat satu malam yang diwarnai mabuk dan kesalahan fatal, hidup Yoeja Haryanto berubah selamanya. Kehormatannya direnggut oleh Mirza Hakim, sang pewaris keluarga kaya raya yang arogan dan tak mau bertanggung jawab.

Ketika kehamilan Yoeja tak lagi bisa disembunyikan, konflik keluarga besar pun meledak. Dipaksa menikah demi menyelamatkan reputasi keluarga, Yoeja harus bertahan di bawah tekanan, penghinaan, dan perlakuan dingin dari suaminya, yang terus terjebak pada cinta lamanya.

Namun, di balik semua penderitaan itu, Yoeja bertekad bangkit. Akankah dia mampu mematahkan belenggu yang menghimpitnya? Ataukah hidupnya akan terus diwarnai oleh luka skandal yang tak pernah ia minta?

Sebuah kisah tentang harga diri, cinta, dan perjuangan yang bermula dari satu malam kesalahan.

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Kau Rengut Mahkotaku Secara Paksa
Brak! Tubuh Yoeja terhempas ke sandaran tempat tidur, disusul dengan rintihan sakit. “Argh!” keluhnya lirih, tangannya memegangi kepala yang terasa pusing. Bola matanya menatap tajam sosok pria yang baru saja menghempaskannya. Wajah Mirza yang pias kini terlihat jelas di bawah cahaya remang lampu kamar. Tangan Yoeja dengan gugup berusaha membuat tameng, melindungi tubuhnya dari pria di depannya. Dengan suara lirih yang terputus-putus, dipenuhi ketakutan yang mendalam, dia mencoba menghentikan tindakan Mirza. “Tuan Mirza, saya mohon. Ja-ngan!” Namun, wajah Mirza hanya tersenyum, tatapannya tetap dalam, seolah tak menghiraukan perkataan Yoeja. Tanpa ragu, pria itu perlahan merayap mendekat dan menarik kerah baju Yoeja dengan kasar. Dengan kejam, dia mulai mendaratkan sentuhan lembut namun penuh ancaman di antara tengkuk leher Yoeja, di balik rambut panjang yang menjuntai. ‘Apakah semuanya akan berakhir di sini? Apakah aku akan berakhir sekarang juga?’ Batinnya menjerit, ketakutan dan kebingungannya semakin mendalam. Yoeja merasa terperangkap, tak tahu harus berbuat apa lagi. Perasaan tidak terima meluap, menguasai dirinya yang lemah di hadapan pria itu. Keinginan untuk melawan bertabrakan dengan rasa takut yang menggerogoti dirinya, membuatnya hanya bisa terdiam dalam ketidakberdayaan. Tangan Mirza mulai bergerak dengan lambat namun pasti, melepas satu per satu kancing bajunya. Yoeja merasakan hatinya berdegup kencang, napasnya tercekat di tenggorokan. “Jangan, Tuan! Jangan!” Suara Yoeja gemetar, penuh dengan ketakutan yang mendalam, namun perasaan takut itu tak mampu menghalangi tindakan Mirza. Dengan susah payah, Yoeja mencoba mengumpulkan sisa-sisa kekuatan untuk melawan. Satu tangannya dengan keras mendorong lengan kekar Mirza, namun tangan yang satunya lagi terjepit kuat dalam genggaman pria itu, membuatnya tidak bisa bergerak sedikit pun. Setiap gerakan Mirza terasa semakin menekan, semakin tak terhindarkan, sementara tubuh Yoeja semakin lemah dalam cengkeraman dari ketakutan yang merasuki dirinya “Aku akan perlahan, kamu tenang saja, Chyntia,” ucap Mirza lirih, suaranya penuh dengan kebiadaban yang tak terbendung. Kata-kata itu seolah menorehkan rasa sakit yang lebih dalam di hati Yoeja. Matanya membelalak lebar, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Setiap detik yang berlalu membuatnya merasa semakin terperangkap dalam cengkraman tak berperasaan Mirza, seolah dirinya hanya menjadi sebuah alat untuk memuaskan nafsu pria itu. ‘Apa dia benar-benar tidak sadar? Aku Yoeja, bukan Chyntia!’ jeritan batin Yoeja menggema dalam pikiran, begitu keras dan mengerikan, seolah-olah dunia di sekelilingnya berhenti berputar. Rasa amarah dan keputusasaan menyatu dalam diri Yoeja, namun tubuhnya tak bisa bergerak, hanya bisa terdiam menerima perlakuan yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi. Hingga dia mengulang dalam hati terus menerus, sampai suaranya mulai terdengar lirih, dari bibir yang keluar. “Aku Yoeja, Tuan! Lepaskan, jangan lakukan ini!” Tapi jeritan Yoeja kalah dengan suara hujan dan petir yang menggelegar malam itu. Bibir Yoeja kini terasa kelu, tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Setiap gigitan yang diberikan oleh Mirza membuatnya semakin terdiam, seolah ada kekuatan yang membungkam setiap suara yang ingin dia keluarkan. Bahkan diamnya Mirza, yang semakin dalam dan penuh ancaman, membuat Yoeja merasa sesak, sulit untuk mengatur napasnya. Setiap helaan napas terasa begitu berat, seolah udara pun menindih dirinya. Kemudian, sebuah benda tumpul mulai menyentuh tubuhnya dengan kekuatan yang semakin terasa tajam, menembus pertahanannya yang rapuh. Yoeja merasakan setiap detiknya dengan begitu mendalam, seolah tubuhnya tak lagi bisa menahan beban yang ada. “Argh!” pekikan kesakitan keluar dari bibir Yoeja, terasa begitu getir dan luar biasa menyakitkan, sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Sesuatu itu mulai memasuki antara kedua pahanya, merobek segala hal yang selama ini dia anggap sebagai batasan dan privasi. Rasa sakit itu begitu perih, menembus mahkota miliknya yang selama ini dia pertahankan. ‘Pertahananku... masa depanku... aku....’ Suara hati Yoeja bergema dalam kepalanya, seolah berteriak meminta bantuan. Setiap kata yang terucap dalam pikirannya terasa begitu berat, Yoeja sedang memanggul beban yang tak mampu dia tanggung. Air mata yang jatuh semakin memperburuk perasaannya, mengalir deras di pipinya, namun dia tak punya kekuatan untuk menghentikannya. Tubuhnya semakin lemas, seluruh energi dalam dirinya terkuras habis hanya untuk menahan pergerakan Mirza yang terus menghujam tanpa ampun. Yoeja tak mampu bergerak, tak mampu melawan. Yang bisa dia rasakan hanyalah deru napas Mirza yang terengah-engah, semakin mendekat, semakin membekapnya. Suara nafas itu semakin terdengar jelas, seperti irama yang semakin mengguncang jiwa dan tubuhnya, membuatnya tersengal, hampir kehabisan napas. Sentakan demi sentakan mengguncang tubuh Yoeja dengan hebat. Rasa nyeri yang menghujam diikuti sensasi yang berbeda, membuat otot-ototnya semakin tegang, seakan tubuhnya tak mampu menahan semuanya. Mirza, merasakan impitan yang semakin mendalam, membuka matanya dan menatap Yoeja dengan penuh intensitas. Wajahnya memancarkan ekspresi seperti berada di puncak kenikmatan dunia, namun di hadapannya, dia melihat sosok wanita yang menangis, terluka dan terperangkap dalam rasa sakit yang tak terungkapkan. “Hiks... hiks...” Tangis Yoeja terdengar pecah, begitu mendalam dan penuh kesedihan. Mirza, yang mendengar isakannya, dengan lembut menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Yoeja, lalu menyentuh keningnya dengan penuh kelembutan. Pria itu berbisik, “Jangan khawatir, Chyntia. Aku akan bertanggung jawab.” Tubuhnya menimpa tubuh Yoeja dengan mata terpejam, seolah tak menyadari dampak dari kata-katanya. Mata Yoeja mendelik, seakan jantungnya berhenti berdetak. Dia merasa bersalah, seolah berada di tempat yang salah. Ini bukanlah dirinya yang seharusnya bersama Mirza. Nama "Chyntia" yang selalu diucapkan Mirza makin menunjukkan bahwa ada kesalahan besar yang terjadi. ‘Aku harus bagaimana sekarang? Jika saja aku tidak membantunya…’ Penyesalan yang mendalam melanda hati Yoeja, membuatnya tak bisa menahan air mata yang terus mengalir. Mata Yoeja menatap tubuhnya yang kini terbaring tanpa pelindung, dengan tubuh Mirza yang masih terbaring lelap di atasnya, seolah tak peduli dengan apa yang telah terjadi. Aroma alkohol yang menusuk semakin menyelimuti udara di sekeliling Yoeja, berpadu dengan napas berat Mirza yang terdengar sangat dekat, tepat di samping wajahnya. Yoeja merasa terperangkap dalam keadaan yang tak bisa dia ubah, dan kesedihan itu semakin menggerogoti setiap inci pikirannya. “Tidurlah, Chyntia. Kamu pasti lelah,” ucap Mirza dengan suara rendah, matanya masih terpejam, seolah tidak menyadari kesedihan yang begitu mendalam di hati Yoeja. Kata-katanya itu semakin membuat Yoeja tenggelam dalam kepedihan yang tak terungkapkan. Sambil menahan isakan, air mata Yoeja semakin deras mengalir, jatuh satu per satu, membasahi pipinya. Yoeja merasa semakin terperangkap dalam kebingungannya, tidak tahu bagaimana harus menghadapi kenyataan ini. Mirza, yang masih terlelap tanpa peduli, menyebut nama orang lain, membuat hatinya semakin hancur.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
8.8K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
30.3K
bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
6.4K
bc

Rayuan Sang Casanova

read
3.8K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
33.4K
bc

Desahan Sang Biduan

read
37.4K
bc

Benih Cinta Sang CEO 2

read
19.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook