2. Melangkah Bersama Mu

1147 Kata
Lelaki yang mengenakan kemeja putih dengan lengan yang tergulung itu memasuki kediaman milik keluarga Chandra Elois. Dengan langka dan hati yang bahagia dia memencet bel pemilik rumah minimalis modern ini. Dia berjanji kepada pujaan hati nya tersebut untuk mengutarakan niat baiknya jadi bukan sekedar ucapan lalu lalang saja dia benar-benar serius untuk menikahi Naomi. Kini dia sudah berada di rumah Naomi dan akan mengutarakan langsung kepada Mama dan Papa Naomi niat baiknya. Sesuai dengan arahan dari kakeknya. "Iya sebentar" terdengar sahutan dari dalam rumah Naomi. Dan membukakan pintu untuk tamu ini siapa lagi bukan kekasih hatinya. "Mas.." Naomi tersenyum kepada kekasihnya. Senyum manisnya Naomi yang selalu membuat Carlos tergila-gila bahkan rasanya seperti ribuan kupu-kupu berterbangan di perut Carlos. "Papa dan Mama ada nggak sayang ?" "Ada Mas, ayo masuk dulu mereka sudah menunggu Mas, aku udah kasih tau Mas mau kesini tadi." "Mas dari kantor ya ? " "Iya sayang, aku agak terlambat macet di jalan tadi." "Nggak papa Mas, ayo masuk mama dan papa udah menunggu." Tidak menyangka Orang tua Naomi sudah berada di ruangan tamu menunggu kedatangan Carlos. Carlos dengan nyali semangat 45 yang gebu-gebu tadi tiba-tiba kecep juga lihat muka serius Papa Naomi. Dengan sopan Carlos menyalami Papa dan Mamanya Naomi. "Gimana kabarnya Om dan Tante ?" ujar Carlos menghidupkan suasana. "Alhamdulillah baik, tapi sedikit dapat shock terapi atas kehadiran tuan Bagaskara ke rumah kami ini, beberapa hari yang lalu." "Maaf Om, membuat Om kaget dengan Tante. Kedatangan aku kesini menegaskan lagi ucapan kakek kemarin." "Na, tolong ambilin minum dulu untuk nak Carlos." Ucap Candra kepada anaknya, ini cuma pengalihan agar Dia bisa berbicara dengan Carlos. Hening. "Om, Aku benar serius ingin menikahi Naomi untuk menjadi istri ku dan melangkah bersamanya ke jenjang yang lebih serius Om." "Apakah kamu yakin dengan keputusan kamu itu ?" "Iya, aku sudah memantapkan hati ku untuk Naomi aku berjanji akan mencintai dan menyayangi Naomi, Om tenang saja Naomi akan melanjutkan kuliahnya dan meneruskan perusahaan Om nanti." Hening, belum ada tanggapan dari Papa Candra. Naomi mengantarkan minum untuk Mas Carlos dan dia kembali membawa nampan itu kembali kedalam, membiarkan orang tuanya berbicara kepada Mas Carlos. "Aku mohon Om.. ! " "Ini bukan main-main Om !" Carlos menyakini Papa Candra lagi. "Seperti Om lihat, kami sudah menjalani hubungan pacaran dua setengah tahun itu bukan waktu yang lama. Dan kini Cinta itu akan lebih Indah jika kita menempatkan kepada orang yang tetap dan Naomi lah orangnya pemilik hati ku ini Om aku tidak pengen terlalu lama berpacaran lagi, yang tidak jelas itu yang ujungnya putus dan merusak Naomi." "Maka izinkanlah aku menikah dengan Naomi Om ?" "Uhm, Jawabnya ada pada Naomi sendiri jika dia jawab tidak itu pun jawaban Om, jika dia jawab iya dan itu lah jawaban dari Om." "Naomi.. !" "Ya Ma," "Sini sayang.. !" Naomi menghampirinya orang tuanya dan duduk di sebelah kursi sebelah Carlos. Terlihat Papa Candra menghela napasnya ada rasa yang tidak rela di dalam hatinya melepaskan putri semata wayangnya untuk menikah di usia yang sangat muda ini. "Carlos sudah mengutarakan niat baiknya dengan Papa, Apakah Nana benar yakin dengan keputusan Nana ini ?" Naomi tanpa berpikir panjang, dia langsung menganggukkan kepalanya. "Iya Pa Nana mau menikah dengan Mas Carlos." "Los, itulah jawaban Om, dan Om harap jangan pernah nyakitin hati Naomi, apalagi main fisik sedikit pun. Cinta dia dengan Cinta yang kamu sebutkan tadi. Ini mungkin bukan untuk sehari, dua hari pernikahan yang kalian jalani tapi ini kalian akan menjalaninya untuk selama." "Iya Om, Carlos mengerti, Om tenang saja aku mencintai Naomi dengan tulus." "Ma, Pa ?" "Iya sayang kenapa ? " jawab Mama Mianda. "Aku tidak ingin ada pesta mewah Ma, aku pengen pernikahan ku dengan sederhana aja." "Na ?" "Aku mohon Pa, Ma ?" Naomi memutuskan untuk tidak melakukan pernikahan yang mewah yang di idam-idamkan banyak orang. Dia tidak mau jadi bahan ghibah orang lain, dan dia juga tau orang tua Mas Carlos tidak merestui hubungannya dengan Mas Carlos. "Naomi kita bisa melakukannya, kamu jangan khawatir soal biaya aku mampu untuk itu semua." Naomi menggeleng. Dia pengen pernikahan yang dilakukan sederhana aja, dia tidak mau jadi pembicaraan orang banyak dengan menikah muda, hingga menyakiti hati orang tuanya biarlah dia mengubur tentang pernikahan impiannya itu wedding Garden. Naomi sangat ingin menikah di taman dengan dekorasi pepohonan, bunga-bunga dan udara yang segar yang menciptakan suasana romantis tapi sayangnya Naomi tidak bisa mewujudkan impiannya itu. "Na, ayo kita melakukan pernikahan mewah untuk kita. . ? " ujar Carlos kepada Naomi lagi. "Tidak Mas, Naomi pengen yang sederhana aja kalau Mas Carlos memaksa juga melakukan pernikahan mewah itu, sebaiknya kita tidak jadi menikah Mas." Tentu saja Carlos kaget dengan ucapan Naomi barusan. Dia menghela napasnya, "Ya sudah kita lakukan saja sesuai dengan keinginan Naomi aja Om." Naomi tersenyum dan dia sangat senang akhirnya cinta diantara Mas Carlos kita segera berubah status menjadi sepasang suami istri. *** "Saya terima nikah dan kawinnya, Naomi Messhana Elois binti Chandra Elois dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Ucapan ijab kabul itu lantang di ucapkan Carlos dengan tegas dan satu tarikan napas menandakan pria yang di depannya ini benar-benar serius dengan putri semata wayangnya ini, Papa Carlos cuma berharap Carlos memegang janjinya tersebut. "Gimana saksi Sah.. !" "Sah.. !" Pernikahan yang sangat sederhana sekali tidak ada banyak orang cuma keluarga inti saja, Mas Carlos di temani Kakek dan sahabat baik Mas Carlos saja. Alhamdulillah kini tugas Papa Candra sudah beralih kepada Carlos. Gadis yang kini sudah berusia 19 tahun tersebut dengan kebaya putih yang dia kenakan sungguh sangat cantik dan menggemaskan sekali kini berjalan mendekati Carlos yang kini sudah sah menjadi suaminya sekarang. Sungguh diluar dugaan Naomi dan tidak ada daftar keinginan di hidupnya untuk menikah muda kini dia sudah menjadi istri seorang penerus perusahaan terbesar di Semarang ini. Kini cincin pernikahan sudah tersemat dijari manis mereka masing-masing menandakan pengikat di antara mereka berdua. Tidak ada acara hiburan atau serangkaian acara lainnya benar-benar pernikahan yang sederhana cuma di tutup dengan makan-makan saja. "Wah, Mama dan Papa tidak di Undang nih ? "ujar Mama Yuni yang muncul di balik pintu. Semua orang menatap kearah suara tersebut. "Maa .. !" ucap Carlos dengan kaget atas kehadiran orang tua nya. "Pa..! wah Papa keren ternyata berhasil membuat anak ku berpaling dari ku." Yuni tolong kalau mau ribut bukan disini tempatnya. Ujar Bagaskara kepada menantunya tersebut. "Wah Papa kenapa jadi menuduh seperti itu seolah-olah aku akan mengacau semuanya, padahal aku menghadiri pernikahan anak ku sendiri lho Pa." Mama Yuni menghampiri Anaknya "Selamat ya sayang atas pernikahan mu." Mama memeluk Carlos begitu juga Papanya. "Maafkan Mama kemarin ya sayang." Dengan agak ragu-ragu Carlos membalas pelukan Mamanya tersebut. "Iya Ma, Carlos juga minta maaf karena sudah marah sama Mama " "Iya sayang nggak papa." Kemudian Mama Yuni juga memeluk menantunya yaitu Naomi dengan berbisik ke telinga Naomi, Seketika senyum Naomi hilang begitu saja dari wajah nya. "Hidup mu tidak akan tenang aku akan membalas mu !" *** .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN