KOK BISA...?

1375 Kata
Assalamu alaikum... Hallo semuanya.... jumpa lagi.. Semoga suka sama cerita Mila ya... SELAMAT MEMBACA....??? tok tok tok "Mila ! neng Mila kenapa nangis? Mila ! buka pintunya biar ce' masuk dulu." " Mila !" tok tok tok " aduh.. ini Mila kenapa ya Allah...?nangisnya sampai begitu.aduh.. saya jadi merinding ini.." ce' Popon mengusap tengkuk dan lengannya. "Mila ayo buka dulu pintunya,Mila!" Ce' Popon terus berusaha membujuk Mila,namun Mila masih terus menangis dan tidak membuka pintu kamarnya. Akhirnya ce' Popon turun ke lantai bawah. tok tok tok tok tok tok Ce' Popon mengetok pintu kamar Lina sedikit pelan karena takut mengganggu baby Farhan. Lina yang tertidur dalam pelukan Rizwan mulai membuka matanya lalu perlahan ia mencoba melepaskan pelukan suaminya yang juga ikut tertidur disampingnya. Sambil mengucek matanya,Lina berjalan membuka pintu. "Ada apa ce'?" "Anu... itu bu.. maaf ce' ganggu." "Nggak apa apa. emang kenapa ce'?" "Lho itu siapa yang nangis ce'?" "ya itu yang mau ce' bilangin,Mila nangis bu..." "Nangis kenapa ce'? kenceng banget lagi nangisnya. Mila kenapa ce'?" Lina jadi cemas mendengar Mila menangis meraung begitu menyedihkan."ada apa dengannya?" "Nggak tau bu, udah dari tadi nangisnya,saya ketok ketok pintunya juga,nggak dibukain." " Nngghh hahhh.... kenapa ma? siapa yang nangis?" tanya Rizwan baru bangun. "Mila pa!" "kenapa Mila nang... is."Rizwan memberi jeda pertanyaanya karena ternyata Lina sudah meninggalkanya dikamar.Lalu ia pun bergerak menyusul istrinya. tok tok tok "Mila! kamu kenapa dek? buka pintunya dong dek,Mila... Mila!" "Mila! " tok tok tok "Dek! ayo dong buka pintunya,biarin kakak masuk ya... Mila" "Kamu kenapa nangis dek?buka pintunya Mila" "ya Allah... Mila kamu kenapa sih? ayo cerita sama kakak.Mila! ayo dong sayang..." Mila yang mendengar suara Lina me manggilnya sarat kekhawatiran,membuat Mila semakin merasa bersalah. Rasa malu,dan takut sebenarnya masih menggelayuti hatinya.Namun ia juga ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya.Ia juga pasrah akan seperti apa nasibnya nanti. Klik Suara kunci diputar,disusul dengan terbukanya pintu,membuat Lina dan ce' Popon menghembuskan nafas lega.Akhirnya Mila mau membuka pintu,sehingga tak perlu meminta Rizwan untuk mendobraknya lagi jika sekali lagi Mila tak mau membuka pintunya. ***** Pagi ini Mila berangkat hanya berdua dengan Rizwan saja.Baby Farhan mendadak panas badannya , bayi mungil nan lucu itu juga rewel sekali sejak subuh tadi.Untungnya tidak parah,karena setelah di kompres dan Lina terus menyusuinya,panasnya mulai turun dan baby Farhan pun bisa tidur dengan nyenyak. Baik Rizwan maupun Mila,tak ada satupun yang mengeluarkan suara.Rizwan masih merasa bersalah. Ia benar benar tak menyangka kesalahan (yang sebenarnya ia pun tak sengaja) akan berdampak sangat buruk pada Mila. Ia tak menyangka masalah sepele (yang bagi Rizwan itu sama sekali bukan masalah), namun Mila menanggapinya sampai sedemikian parah.Mila bahkan sampai demam beneran setelahnya. Mila yang sejak awal memang sikapnya pemalu apalagi dengan Rizwan,kini semakin malu.Rasanya ia sudah tak sanggup menunjukkan wajahnya di depan Rizwan lagi. Tak ia sangka ternyata ia sudah sangat berlebihan merespon kejadian hari itu.Ia pikir kejadian itu akan membuat Lina murka,dan tentu saja kemurkaan keluarganya juga tak akan terelakkan lagi. Syukurnya semua berakhir baik setelah Mila meminta maaf dan menjelaskan semuanya memang persis seperti yang Rizwan ceritakan pada Lina.Lina pun akhirnya mengatakan "sudah,lupakan saja.kan nggak ada yang sengaja. Lagi pula itu bukan salah kamu. Udah!kita lupain aja. Toh! Kita semua baik baik aja kok,itu yang terpenting ya." ucap Lina. Sebenarnya tidak salah juga sih Mila sempat berpikir separah itu,buktinya aja Lina juga hampir mengamuk jika Rizwan tidak cepat cepat menenangkannya dengan rayuan maut andalannya.Akhirnya singa yang hampir mengamuk jadi jinak kembali.hihi Rizwan telah memarkirkan mobilnya di parkiran pasar. "Assalamu alaikum,Selamat pagi Uda Rizwan"sapa pria usia 30 an Tohir namanya, seorang tukang parkir di pasar dengan ramah.lalu sedikit menunduk dan senyum menyapa Mila dan dibalas serupa oleh Mila. "Waalaikumssalam,Selamat pagi mas Tohir!"balas Rizwan juga ramah "Uninya belum ke pasar Da?"tanyanya tak melihat Lina keluar dari mobil Rizwan. "Nggak mas,anak lagi kurang sehat mas," "O.. sakit apa Uda?" "Cuma panas aja sih mas,tapi alhamdulillah udah normal lagi kok.Lagian masih terlalu kecil juga bayinya kalau dibawa kepasar mas." "Syukurlah kalau begitu.Semoga anaknya selalu sehat ya Da" "Aamiin..makasih ya mas. hmm saya permisi dulu kedalam mas!" "Oh iya .. iya Uda Rizwan silakan..." Rizwan pun meninggalkan parkir diikuti Mila dibelakangnya. "Eh, dek Mila udah datang.Selamat pagi dek Mila say.."sapa seorang laki laki berusia sekitar 24 tahun ketika berpapasan dengan Mila.Namun kalimatnya terpotong oleh deheman dari Rizwan.Mila hanya tersenyum. "eh Uda! Selamat pagi Uda" sapanya sambil cengengesan. "Aduh... senyumnya dek Mila, meleleh hati akang" godanya lagi. "Ucap salam dulu dong kang! nggak usah ngegombal terus..." tegur Mila mengeluarkan suaranya sambil terus berjalan mengikuti langkah Rizwan. "Hah! " kaget Rizwan melongo mendengar Mila menegur Indra.Pasalnya selama ini Rizwan tidak pernah melihat Mila berbicara pada laki laki selain keluarga.Bahkan dengannya saja Mila hanya akan bicara seperlunya saja.Tapi ini,cara Mila menegur Indra sepertinya mereka sudah akrab sekali. "eh iya, ulang lagi deh... Assalamualaikum dek Mila..." "Waalaikumssalam kang!" jawab Mila berhenti sebentar kemudian pamit lalu berjalan kembali menyusul Rizwan yang sudah sampai lebih dulu di depan kios.Rizwan tidak bisa membuka kios karena kuncinya ada pada Mila. "Ya Allah... dek Mila,suaranya semriwing...ademmm..." ucap Indra mengusap leher hingga dadanya. "Suaranya alus pisan euy!" Namanya Indra Sukirman.seorang kuli angkut di pasar.Dia memakai kaos bergambar sebuah partai berwarna biru yang sudah dia potong bagian lenganya,hingga memperlihatkan lengan berototnya,dan dia padukan dengan celana pendek selutut.Tubuh berototnya dia dapatkan hasil dari kerasnya dia berlatih setiap hari mulai dari subuh sampai malam hari [angkut ini angkut itu,angkut sana angkut sini].Dan Indra sedikit bangga dengan ototnya.Tak perlu mengeluarkan duit untuk pergi ke gim,dengan pekerjaanya itu ia anggap ia sedang berolah raga.Otot terbentuk,duit juga masuk."Sambil menyelam,minum air" pluk! "Woi!! Jangan ngayal terus lu ama anak gadis orang!" seru Sapri rekan kerja [kuli angkut] nya dengan memukul kepala Indra. "Eh kampret lu!" balas Indra memukul kepala Sapri balik. "Sembarangan aja maen geplak kepala gue lu! ni kepala di fitrahin tiap tahun nih,tau nggak lu???" kesalnya,dan memukul lagi kepala temannya. "Aduh! sialan lu Ndra.!" umpatnya sambil mengusap usap kepalanya. Indra kembali keparkiran melanjutkan pekerjaanya yang sempat tertunda. Sampai di parkiran ia mendapat omelan dari para pedagang yang barangnya belum selesai Indra angkut. "Iya pak,bu,maaf. tadi saya menyapa bidadari dulu.Masa bidadari lewat,saya cuekin gitu aja."terangnya sambil terus mengangkut barang. "Dasar kamu!... kerja dulu yang bener!!" "Eh.. itu anaknya mbak yang jual baju itu bukan?" "Aduh.. si bapak..., kok anaknya sih! Mila itu adeknya bu uni Lina..." "Oh... namanya Mila... kok kamu tau ?" "Ya tau lah... namanya juga Indra.Setiap cewe yang bening dikit aja, disantroni terus ama dia tiap hari. Apalagi modelnya kayak si Mila" sahut Sapri yang hanya mendengarkan dari tadi. "yah... gimana... namanya juga jatuh hati pada pandangan pertama! dan yang penting kan dia belum jadi bini orang" jawab Indra. "Alah... semuanya lu bilangin gitu... itu si Rina,Santi,Desi ampe mpok Lela yang janda beranak tiga juga lu bilang ... "gue jatuh hati pada pandangan pertama"".Sapri menirukan Indra saat mengatakan ia jatuh hati pada banyak wanita.Indra bukanya marah tapi ia malah tertawa. "Eh nyong! kalau gue ngomong begitu ya... masih wajar,gue kan belum punya bini.Nah kalau lu.... berani lu godain cewe lain, abis terong lu di goreng ama si Peni haha" refleks Sapri menutup bagian tengah celananya dan bergidik ngeri membayangkan ucapan Indra jika jadi kenyataan."bayanginnya aja udah ngeri,gimana kalau bener bener terjadi. hiyy" "Nama bini gue FENITA g****k! jangan salah salah sebut lu. Peni Peni, lu tambah S, sama aja itu mah sama terong gue" "Terong gue juga hahaha"mereka terbahak,sementara orang sekitar hanya geleng geleng melihatnya. Diperjalanan menuju kantor, Rizwan teringat kembali kejadian di pasar."kok bisa Mila seakrab itu dengan anak muda tadi? bukannya selama ini Mila begitu pemalu untuk berintraksi dengan laki laki yang bukan keluarganya? tapi tadi itu apa? Mila bicara,seolah mereka sudah biasa ngobrol. Bukankah laki laki itu sama sekali tak ada hubungan dengan keluarga Mila? Justru kalau mau dibilang keluarga,bukannya Rizwan jauh lebih pantas,dia jelas bagian dari keluarga Mila.Rizwan itu suami dari kakak sepupunya.Mila juga bahkan tinggal dirumah Rizwan dalam beberapa bulan ini.Namun mereka tak pernah seakrab itu.Mereka hanya akan saling bicara seperlunya saja. "Hah! ngapain aku pikirin sih? biarin aja! Mila kan udah dewasa." gusarnya sendiri. Meski pikirannya sibuk memikirkan Mila,namun tangannya tetap terampil menyetir dan membawanya hingga ke parkiran kantor tempatnya bekerja. Rizwan mematikan mesin mobil,lalu keluar dan berjalan memasuki ruangan kerjanya. Dengan mengucap Bismillah ia pun memulai pekerjaanya,demi mencari nafkah untuk keluarga tercinta. GIMANA? SUKA NGGAK??? Jangan lupa kasih komentarnya ya teman teman...?????
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN