Kepergian Aldi meninggalkan keheningan antara Reno dan Geo. Reno terlihat begitu bingung dan lumayan dibuat terkejut dengan perkataan Aldi barusan. Pasalnya, Reno tak menyangka bahwa Aldi akan berkata sebegitunya kepada Geo hanya untuk membantunya membujuk Geo agar mau mencoba menerima Savana. Sedikit demi sedikit.
Reno kira, Aldi akan ikut membantu dirinya membujuk Geo dengan perkataan seadanya saja. Tak sampai seperti tadi. Kalau boleh jujur, Reno bisa bilang bahwa apa yang baru saja Aldi katakan kepada Geo beberapa menit yang lalu itu cukup sedikit keterlaluan dan terlewat batas untuk ukuran sahabat dekat yang sudah lama saling mengenal. Reno jadi takut, kalau persahabatan antara Aldi dan Geo akan menjadi ikut renggang.
Padahal, niat awalnya adalah Reno yang akan berada di pihak Savana meski cowok itu tetap berteman dekat dengan Geo. Alasannya cukup simpel, karena Reno sudah lebih lama mengenal Savana daripada Geo. Dan untuk Aldi sendiri, seharusnya cowok itu tetap berada di pihak Geo, Aldi bukannya akan membela Geo atau semacamnya, tapi cowok itu akan menjadi penasihat untuk Geo. Mengingat Aldi juga sudah cukup lama mengenal Geo, sedikit banyak Aldi sudah mengenal bagaimana seluk beluk Geo.
Dan tanpa dapat Reno sendiri sadari, bahwa apa yang dikatakan Aldi barusan adalah suatu awal untuk Aldi yang berperan menjadi penasihat untuk Geo. Aldi ingin memulainya dari sini. Sebelum semuanya semakin jauh dan terlanjur parah.
Tapi, Aldi sendiri tidak tahu kalau justru langkah awalnya lah yang membuat suatu permusuhan malah terlihat semakin jelas. Aldi kurang jeli untuk hal ini.
Geo menatap Reno yang masih juga menatap kearahnya dengan tatapan datarnya. "Lo lihat sendiri kan? Temen gue satu persatu mulai musuhin gue cuma buat sahabat kesayangan lo itu," ujar Geo dengan kekehan sinis diakhirnya. "Mau lo ataupun Aldi, lo berdua sama-sama belain itu cewe. Lo berda gak ada bedanya, sama-sama udah ke makan sama omongan itu cewe," lanjutnya lagi tanpa ekspresi.
"Ah, dengan gini gue jadi makin yakin kalo kedatangan itu cewe emang suatu musibah dan masalah dalam hidup gue dan temen-temen gue tentu aja," tambah cowok itu dengan aura dinginnya yang mulai keluar. "Gue udah ada firasat dari awal, emang bener kalo itu cewe yang bakalan jadi pengrusak di hubungan persahabatan gue. Dan emang terbukti kan sekarang?" Geo terus berkata dengan panjang lebar. Hal yang tak biasa cowok itu lakukan.
Yang jelas, aura Geo nampak lebih mengerikan sekarang.
"Lo tahu Ren? Mau itu lo ataupun Aldi, lo berdua sama-sama sahabat gue. Dan gue bener-bener akan berusaha buat jaga persahabatan gue supaya gak ada satu orang pun berhasil merusaknya. Dan kalaupun ada satu orang yang berhasil atau berencana merusaknya, gue gak akan segan-segan buat hidup orang itu menderita," tukas Geo dengan sungguh-sungguh. Pancaran mata cowok itu nampak sedang berapi-api. "Mau itu cewe ataupun cowo. Gue gak peduli. Dan gue rasa, cukup dari sini aja lo udah tahu maksud gue kan Ren?" dua alis Geo terangkat naik, menatap Reno dengan tatapan yang sulit diartikan, di tambah dengan senyuman miring yang terpampang nyata di bibir cowok itu.
"Ah, iya. Harusnya gue gak tolongin itu cewe dari awal," lanjut Geo kemudian yang benar-benar berhasil membuat Reno terdiam seribu bahasa.
Reno benar-benar tak bisa mengatakan satu katapun setelah perkataan panjang Geo. Untuk pertama kalinya, Geo mengungkapkan semuanya. Dan dengan begini, Reno bisa menyadari bahwa Geo akan bertindak lebih keras lagi untuk kedepannya. Itu adalah suatu tanda bahaya.
Geo berdiri dari tempatnya, menatap Reno dan papar bag yang ada ditangan cowok itu sekilas. "Lo ambil balik barang yang lo pegang itu. Gue gak sudi terimanya, atau kalo perlu lo buang ke sampah aja. Kayanya barang yang lo pegang itu lebih cowok di sana," kata Geo dengan nada pedasnya kemudian berlalu pergi meninggalkan kelas. Tak peduli bahwa jam pelajaran akan segera dimulai. Mungkin untuk hari ini Geo akan kembali membolos setelah sekian lama cowok itu tidak pernah membolos.
Reno sama sekali tak menanggapinya. Cowok itu masih lumayan dibuat shock dengan perkataan Geo yang benar-benar berhasil mengganggu pikirannya.
Di saat-saat yang seperti ini, Reno sebenarnya membutuhkan satu teman cerita. Entah itu Aldi ataupun Lula. Tapi mengingat jam pelajaran akan segera dimulai, Lula pasti sedang berada di kelas gadis itu dan bersiap akan segera melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sementara Aldi, Reno sendiri tidak tahu kemana perginya temannya yang satu itu. Hanya saja, Reno belum berniat untuk menemui Aldi sekarang.
***
Geo keluar dari kelasnya setelah perkataan panjangnya yang terlontar begitu saja kepada Reno. Saat berkata tadi, Geo benar-benar dibuat tak sadar sama sekali. Cowok itu hanya ingin mengungkapkan apa yang sudah menumpuk dipikirannya. Biar Reno ikut tahu, bagaimana pemikiran Geo selama ini.
Meskipun terkenal kejam, dingin dan tak tersentuh oleh seorang gadis. Geo sendiri memiliki sifat yang sangat penyayang kepada keluarganya dan sangat peduli kepada kedua sahabatnya, dan kedua sahabatnya yang beruntung itu adalah Reno dan Aldi. Namun, kalau dipikir-pikir, jika kondisinya seperti sekarang, apa semuanya masih bisa dibilang beruntung? Ah, beberapa orang pasti mulai tak yakin.
Di sepanjang hidupnya selama ini, Geo tak pernah mengenal apa itu cinta dan bagaimana cara kerja cinta itu sendiri. Hal itulah yang membuat Geo bisa menjadi se-tidak tersentuh itu pada sosok perempuan.
Geo sama sekali tak berminat didekati banyak perempuan karena menurut Geo kaum perempuan itu begitu naif dan munafik. Geo tak suka orang seperti itu. Geo juga menghindari kaum perempuan karena beberapa pengalaman tak mengenakkan selama cowok itu didekati banyak gadis. Dan hal itulah yang membuat Geo memiliki satu tembok besar yang menjadi batas kedekatan cowok itu dengan perempuan.
Apabila ada seorang gadis yang berani menerobos tembok yang Geo buat itu, maka itu berarti bahwa si gadis telah menjebak dirinya sendiri. Dan Geo tak akan pernah membiarkan gadis itu terlepas begitu saja. Ingat, Geo adalah sosok yang kejam, salah satunya untuk sosok perempuan.
Geo terus melangkahkan kakinya tak tentu arah. Cowok itu bingung akan pergi kemana setelah meninggalkan kelas. Yang jelas saat ini dia ingin sendirian, sedang tidak berminat diganggu atau ditemani, meskipun itu Aldi dan Reno sekalipun.
Perkataan Aldi yang mengatainya sosok pengecut terus terngiang di otak Geo. Otak pintar cowok itu terus berpikir keras dan memang berusaha menyangkal bahwa Geo bukanlah sosok yang seburuk itu. Dia tidak seperti apa yang Aldi katakan.
"Persetan dengan pengecut. Gue gak akan mundur sekalipun Reno dan Aldi ada di pihak dia," gumam Geo menggeram dengan hatinya yang menggebu entah karena apa.